Part 26

10.6K 608 1
                                    


"Ehemm"

Sebuah suara mengagetkan Rio dan Ify yang tengah menikmati kebersamaannya walau didalam ruangan rawat Rio. 
Keduanya menoleh pada sofa dimana sumber suara tadi.

Terlihat Dhira yang melipat kedua tangannya didada dan menatap pada mereka yang masih saling menggenggam hanya saja tubuh mereka yang sudah tidak terlalu dekat.

"Enak banget ya kalian mesra-mesraan sedangkan aku ketiduran sampe digigit nyamuk plus pegel-pegel gak dibangunin."

Sembur Dhira seolah merajuk.

"Ya siapa suruh kamu tidur disitu. Kalo mau nyaman itu tidurnya dikamar Dhir."

Jawab Rio anteng. Gadis itu mendekati mereka. Ia berdiri tepat di samping kiri Rio.

"Becanda aku Yo. Gimana keadaan kamu? perlu aku lapor tante Ratih gak?"

Tubuh Ify seketika menegang mendengar nama ibu mertuanya keluar dari mulut Dhira, Rio yang mrngetahui ketegangan Ify menenangkan wanita itu dengan mengelus - elus tangan Ify dengan ibu jarinya.

"Gak perlu Dhir, udah ada Ify aja udah cukup. Lagian aku mau dirawat sama istri tercinta aja sekarang."

Kata Rio tanpa malu mencium punggung tangan Ify dihadapan Dhira seolah mengatakan pada Ify bahwa Dhira beneran sepupunya.
Dhira mengangguk paham. Ia tersenyum ramah pada Ify yang berusaha menutupi wajah malunya karena sikap Rio.

"Yaudah. Salam kenal ya kak. Pasti kak Rio udah bilang kan siapa aku. Jadi aku gak perlu buat jelasin lagi."

Ify tersenyum tak kalah ramahnya pada Dhira, gadis ini ternyata sopan juga. Baru pertama bertemu tapi sangat menyenangkan.

"Ia sama-sama ya. Maaf tadi aku udah salah paham sama kalian."

Ify menatap bergantian antara Rio dan Dhira.

"Ga papa kak. Aku ngerti kok, oiya kak Rio aku pulang duluan soalnya tadi temen aku bilang kalau sore ini mau ke rumah, jadi aku gak bisa nemenin kakak lagian ada kak Ify kan?"

"Mau langsung pulang?"

Dhira mengangguk menjawab pertanyaan Rio.

"Pulang naik apa?"

Tanya Rio lagi.

"Taksi online kak. Udah aku chat kok. Yaudah ah, aku pulang dulu. Sorry ya tadi ganggu acara romantisnya. Nanti aja sambung lagi. bye bye."

Dhira langsung nyelonong keluar dari ruangan Rio tanpa menunggu jawaban dari dua anak manusia yang ada di dalam. Ify menutup lagi pintu yang tadi dibuka oleh Dhira, dan kembali duduk di samping Rio.

"Yo, aku telpon Keke dulu ya untuk kasih tau kalau kamu kecelakaan dan malam ini aku terpaksa gak pulang,"

"Terpaksa?"

"Emm maksudnya e gimana ya, aku gak pernah gak pulang Yo, jadi-"

"Iya ya aku ngerti kok sayang. Nih telponnya pke hp aku aja."

Rio menyodorkan hpnya pada Ify namun, wanita itu tidak menerima dan menggelengkan kepalanya.

"Hpku juga pulsanya banyak kok. Jadi pake ini aja. Bentar ya."

Selanjutnya Rio hanya diam mendengarkan pembicaraan Ify dan Keke lewat telpon. Ify mengeraskan volume hpnya, sehingga Rio juga dapat mendengar suara Keke yang mengatakan kalau Gio sedang mandi dan anak itu tidak rewel sama sekali.

"Udah?"

Ify menjawab dengan anggukan, wanita itu kembali menyandarkan kepalanya pada bahu Rio yang ditanggapi dengan senyuman oleh sang pria. Rio mengelus rambut Ify dengan sayang.

"Aku bisa pulang kapan sayang?"

"Ck baru juga masuk masa udah minta pulang. Nanti tanya dokter dulu ya. Bentar lagi pasti masuk buat kontrol keadaan kamu."

"Hmm iya deh."

"Yaudah kamu tidur gih. Biar cepet pulih terus cepet pulang. Aku tungguin kamu kok."

"Iya ya udah gak sabar pengen pulang dan tidur di kamar sama kamu dan sebelum tidur aku mau ngerjain kamu du ... Aw sakit yang."

Rio mengelus tangannya yang baru saja di cubit oleh Ify. Rio tersenyum melihat wajah merona Ify karena menahan malu. Wanita itu tampak salah tingkah.

"Habis ngeselin. Ngomongnya ngelantur terus, kamu aku suruh istirahat bukannya malah ngehalu."

Rio merasakan hatinya kembali menghangat sekarang. Ifynya telah kembali. Jika Ify sudah mengeluarkan omelannya itu berarti hati wanita itu dalam mode baik. Dan Rio sangat bersyukur akan hal itu.

"Iya sayang ini aku mau tidur. Tapi siniin tangan kamunya."

Rio mengulurkan tangannya pada Ify yang membuat ibunya satu anak itu mengernyitkan dahinya pada Rio.

"Untuk apa?"

Sambil bertanya tapi Ify memberikan tangannya pada Rio yang langsung pria itu bawa kedadanya,

"Buat aku peluk. Biar kamunya gak pergi."

Ify mengangguk paham. Lebih baik ia diam daripada mengundang Rio untuk banyak bicara yang ada tidak akan ada habisnya pembicaraan mereka nanti dan Rio tidak jadi istirahat. Perlahan Rio menutup matanya dan tidak lama nafasnya sudah teratur petanda ia sudah terlelap. Ify pun merebahkan kepalanya di samping Rio saat rasa kantuk itu datang dan hari juga sudah mulai malam.

Suara deringan handphone membangunkan Ify yang rasanya masih ingin memejamkan mata, menikmati indahnya alam mimpi yang kadang sering menjadi ilusi anak manusia.

Ify mengerutkan dahinya melihat posisinya tidurnya yang sangat nyaman, seingatnya ia tidur dengan posisi duduk dengan kepala yang merebah ke bantal Rio tapi sekarang ia berada di tempat tidur bersama dengan Rio, ia bisa memastikan jika pria itulah yang membawanya untuk tidur di sini.

Tangan kanan pemuda itu memeluknya dan kepalanya berada tepat di dada bidang pria itu. Benar-benar nyaman dan Ify rasa tempat ternyamannya kini adalah tidur dalam pelukan Rio seperti ini.

Perlahan Ify bangkit dengan gerakan yang sangat pelan agar tidak membangunkan Rio yang masih pulas. Turun dari tempat tidur dan mengambil handphonenya yang terus berdering dari dalam tas. Ternyata sudah jam lima pagi, dan ada panggilan dari Keke di sana.

"Assalamualaikum."

Ucapnya, saat panggilannya dan Keke sudah tersambung.

"Waalaikumussalam kak. Keke ganggu ya kak?"

"Enggak kok. Kakak udah bangun, ada apa Ke?"

"Kak. Keke hari ini kuliah jadi Gio gimana? apa ditinggal sama bibik atau gimana ya kak."

"Nanti kakak jemput aja Gionya, Tapi agak lama ya karena nunggu kak Rio makan dulu. Kamu perginya pagi?"

"Agak siangan sih kak. Jam sepuluh kayaknya. Masih bisa nunggu kakak kok. Nanti aku langsung mandiin Gio biar pas kakak datang dianya udah siap ya kak."

Pengertian sekali Keke.

"Iya. Yaudah nanti kakak jemput ya. Ini juga masih jam lima kan?"

"Oke kak. Kalo gitu Keke tutup ya telponnya."

Ify memasukkan kembali hpnya kedalam tas setelah panggilannya dan Keke terputus. Melihat Rio yang masih pulas Ify tersenyum dan mengelus pipi suaminya itu sebelum mengecup kening Rio lembut. Setelah itu ia memasuki kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan melakukan hal lain yang hanya bisa dilakukan di dalam kamar mandi.


Masih Ada Cinta (Tamat)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon