Part 10

21.1K 1.2K 0
                                    

Ify menunggu Rio melanjutkan penjelasannya. Pria itu masih menatapnya tapi Ify berusaha untuk bersikap biasa saja padahal hatinya meronta tak terkira.

"Dia Ray kembaran aku."

Kalimat Rio berhasil membuat Ify menoleh pada pria itu dengan wajah yang terlihat syok. Tuh kan bener tebakan Ify.

"Kembaran?"

Tatapan Ify melunak pada Rio. Rio mengangguk.

"Iya, dia baru pulang dari Jerman beberapa hari lalu. Dan kemarin dia bilang semua ke aku termasuk soal anak kita."

Ify terdiam ia sendiri pun tidak tau ingin menanggapi bagaimana penjelasan Rio.

"Dia tinggal di Jerman?"

"Iya. Sama oma dan mengelola perusahaan opa yang di sana."

"Fy."

Panggil Rio saat Ify hanya bungkam. Wanita itu menoleh padanya.

"Atas nama mama aku minta maaf sama kamu. Kamu tau akibat dari perbuatan mama dulu bukan cuma kamu yang tersakiti tapi juga aku. Mama bukannya membalas rasa dendamnya tapi juga membuat rasa yang pernah mama rasakan dulu untuk aku rasakan juga. Karena aku yang paling merasakan kehilangan saat kamu pergi."

Ify menatap Rio yang juga menatap padanya. Dari pancaran mata Rio bisa Ify lihat ada ketulusan di sana. Ify tidak pernah menaruh kebencian pada mertuanya itu hanya saja ia sedikit kecewa karena tindakan Ratih terhadap Keke waktu itu. Mengingat itu air mata Ify kembali tumpah. Rio menghapus air mata Ify dan membawa wanita itu kedalam kurungannya. Ify juga tidak memberontak.

"Kembali sama aku ya. Aku cinta kamu Fy."

Rio berbisik tepat di telinga kanan Ify membuat tubuh ibu dari anaknya itu seketika menegang. Bagaimana tidak menegang, setelah beberapa tahun terpisah tapi wangi dari tubuh pria ini masih tetap sama seperti dulu.

"Aku gak tau Yo."

Rio melepaskan Ify. Matanya masih terus terarah pada Ify.

"Kamu gak harus jawab sekarang kok. Aku ngerti kamu butuh waktu untuk memahami ini semua. Aku cuma pingin jelasin ke kamu yang sebenarnya. Kamu jangan nangis lagi ya."

Tangannya mengusap lagi pipi Ify yang kembali basah.

"Aku boleh ketemu anak kita?"

Ragu-ragu Rio bertanya pada Ify. Ia pasrah dengan jawaban yang akan Ify utarakan bahkan jika wanita itu tidak mengizinkannya pun ia akan coba terima. Karena ia tau Ify yang membesarkan Gio seorang diri jadi sudah pasti Ify berhak atas anaknya.

"Boleh."

Hanya satu kata terlontar dari mulut Ify tapi itu mampu mengukir senyuman di wajah Rio bahkan satu kata itu pun berhasil membuat setitik air jatuh dari mata Rio.

"Boleh?"

Seakan tak percaya dengan apa yang ia dengar Rio sampai mengulang kembali kata yang tadi di ucapkan Ify. Kali ini wanita itu mengangguk sebagai jawaban. Sangking senangnya Rio sampai berjongkok dan menumpukan lututnya di atas lantai sambil memegang tangan Ify.

"Makasih Fy. Aku gak tau mau bilang apa selain makasih."

Ify mengangguk lagi dan kali ini di iringi dengan senyum hangat.

"Iya. Aku gak akan larang kamu untuk ketemu Gio kapan pun itu. Kamu ayahnya jadi kamu berhak untuk menyalurkan kasih sayang buat Gio."

"Kamu bangun ya. Gio ada di kamar itu tadi lagi main sama Keke."

Rio kembali duduk di samping Ify.

"Kamu bisa antar aku ke sana? gak sopan banget masuk kamar kalau sendiri."

Masih Ada Cinta (Tamat)Where stories live. Discover now