"HAHAHA Lo polos banget sih Syaa." Manda tertawa keras lagi, sedangkan Syasha sudah ketar-ketir melihat banyak perempuan menatap tak suka ke arahnya.

"Manda diemm..." Syasha menggoyangkan tangan Manda membuat Manda akhirnya berhenti tertawa. Sambil mengusap ujung matanya yang berair, Manda menoleh kembali ke arah lapangan basket. Dan saat itulah tubuhnya tersentak kaget melihat seluruh pasang mata di lapangan menatap kearahnya dan Syasha.

"Sya?"

Syasha menoleh. "Apa?"

Manda menatap Syasha panik. "Lo kok gak bilang kita jadi di liatin gini."

Syasha menggeleng. "Manda ketawanya kenceng banget."

Gak usah di ingetin kek Sya!

Manda semakin gugup dan panik, ia melirik lagi dan orang-orang di tribun yang rata-rata di isi perempuan semakin menatap nya ganas, Manda tak mengerti kenapa mereka bisa menatapnya seperti itu.

"Ayo ke kantin Sya." Manda menarik tangan Syasha pergi. Dan di saat itulah tangannya seperti di tarik seseorang agar melepaskan tautannya dengan Syasha.

Manda membalikan tubuhnya dengan terkejut.

"Jangan di tarik."

Wajah Manda benar-benar melongo saat tahu bahwa Dafi baru saja melepaskan tangannya.

"Kak Dafi? Kak Dafa?" terkejut Syasha.

"Kok langsung kabur sih Sya, dari tadi kakak panggilin kamu loh.." kesal Dafa yang baru datang sambil membawa botol air.

"Lho? Emang iya? Syasha kok gak denger ya," heran Syasha. Sedangkan Manda langsung mengerti kenapa anak perempuan di tribun pada menatapnya sinis.

"Ayo ke kantin, kita makan bareng, nanti kak Dafi bayarin." Dafa menggandeng tangan Syasha sedangkan Dafi, kembaranya mendengus karena tahu Dafa tengah memanfaatkan situasi.

"Sori tadi gua terlalu kasar."

Manda tersentak seraya menatap Dafi. "I-iya kak."

Mereka berdua akhirnya mulai berjalan mengikuti Dafa dan Syasha yang sudah duluan di depan. Lagi-lagi mereka jadi pusat perhatian karena melihat kembaran tampan di sekolah sedang dekat dengan seorang perempuan.

Dafa jadi orang pertama yang paling ramah saat beberapa siswa terang-terangan menyapa mereka, sedangkan Syasha jadi banyak tertawa melihat kelakuan Dafa yang lumayan aneh.

Jika El tahu, dia harus membayar Dafa karena dia telah membuat adiknya terus tertawa.  Seperti saat ini, Dafa tengah melakukan jalan letoy seperti salah satu siswa yang terkenal banci-nya.

"Udah kak," ujar Syasha sambil tertawa.

Dafa menarik tangannya dan kembali berjalan biasa.

"HAI KAKK!" sapa beberapa perempuan yang tengah berkumpul di koridor.

"Uhuk!"

"Aduhh kakak kok batuk sih abis kita sa--AAAA" Mereka semua teriak heboh saat tiba-tiba tubuh Dafa ambruk.

"KAK KENAPA KAK??"

Dafa batuk lagi. "Lemes, belum di sapa sama ayang." Setelah itu Dafa berdiri seperti orang mabuk, jari telunjuknya menutup hidung.

"Aduhh kakk, kok bisa sih gaya orang gila aja kakak tetap cakepp!!"

Syasha dan Manda langsung menyemburkan tawanya keras. Sedangkan Dafi malu sendiri melihat kembarannya seperti itu.

"Daf cukup!"

Dafa menoleh. "Baik ipin."

***

Syasha memasuki mansionnya dengan mengendap-ngendap. Ia mencari suara TV saat sampai di pembatas ruang keluarga. Namun nihil, tidak ada suara apapun.

Syasha (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now