Rio menarik pinggang Ify membuat wanita yang menjadi ibu dari anaknya itu jatuh ke dalam pangkuannya. tidak ada penolakan malah Ify menyandarkan kepalanya tepat pada dada bidang Rio, menyamankan posisinya yang ada didalam pangkuan serta dekapan Rio yang selalu membuat hati dan jiwanya terasa nyaman.

"Aku gak lagi ngelamun kok Sayang, cuma lagi mikirin ucapan mama tadi soal pindahan rumah. Apa kamu mau tinggal lagi di rumah mama?"

Rio menyelipkan anak rambut Ify ke telinga wanita itu seiring ucapannya yang terlontar begitu saja. Ratih memang meminta agar Rio memboyong keluarga kecilnya lagi untuk kembali tinggal di istananya. Terlebih sudah ada Gio, jadi Ratih ingin terus dekat dengan sang cucu layaknya seperti oma-oma lainnya.

"Aku gak tau Yo. Kita lihat nanti ya tapi aku juga gak tega sama mama yang harus tinggal sendirian lagi kalau Ray dan Dhira balik kan."

"Iya makanya aku tanya kamu dulu soal ini, kalau kamu setuju untuk tinggal sama mama hayuk tapi kalau gak mau juga ya aku gak bisa maksa Yang."

"Aku bukannya gak mau Yo. Aku cuma belum siap aja kemarin."

"Berarti sekarang udah siap dong ya."

Ify mengangguk diiringi senyum manis.

"Iya siap."

Rio mengangguk dan mengecup kening Ify yang kini melingkarkan tangan di leher pria itu.

"Yo,"

Panggil Ify berupa bisikan di telinga kiri Rio.

"Aku kayak yang pengen makan sesuatu, tapi maunya kamu yang buat."

Dahi Rio sukses mengerut sempurna, sedikit merasa aneh dengan ucapan Ify. ia tatap wajah istrinya yang kini memasang tampang manja.

"Hem kenapa kayak orang ngidam ya, kamu hamil, Yang?"

Dengan wajah berserinya Rio bertanya dan penuh semangat namun gelengan kepala yang ia dapat dari Ify membuat harus tersenyum ringan, tidak ingin terlihat kecewa dihadapan sang istri.

"Gak hamil Yo, aku lagi haid. Biasanya juga lagi haid pasti ngidam kayak orang yang lagi hamil."

Mengangguk mengerti Rio mengelus kembali punggung Ify yang kini ada di dalam dekapannya.

"Yaudah kamu mau apa? biar aku buat sayang. Mumpung ini lagi gak kerja akunya."

Ify melepaskan diri dari Rio dan memandang tajam pada suaminya itu.

"Jadi kalau lagi kerja gak mau ngabulin permintaan aku?"

"Eh eh gak gitu Sayang. Maksudnya kalau gak lagi kerja kan waktunya bisa banyak buat kamu Fy."

"Beneran?"

Rio mengangguk yakin.

"Sekarang kamu bilang mau apa, biar langsung aku buat untuk isti tercinta."

"Aku mau nasi goreng, Yo. Tapi pake sosis ya yang banyak."

Dengan semangat Ify mengatakan keinginannya.

"Oke biar aku buat. Kamu tunggu di sini ya,"

"Aku ikut aja. Mau lihat cara kamu masak. Udah lama gak liat soalnya."

Ify melingkar kan tangannya di lengan Rio. Mereka berjalan beriringan menuruni anak tangga menuju dapur. Sudah jam sepuluh malam tapi tidak masalah bagi Rio, toh untuk istri tercinta dan ia buat dengan cinta.

****

"Jadi pak Broto itu Papa kamu Cla?"

Dua anak manusia yang tidak sesama jenis sedang menikmati hidangan di atas meja sebuah Cafe. Tempat dimana kemarin mereka bertemu. Dan mungkin suatu kebetulan sedang terjadinya mereka, karena siang ini secara bersamaan mereka ada di tempat yang sama lagi. Ya dua orang itu adalah Rio dengan seorang wanita yang dia panggil dengan sebutan Cla,

Masih Ada Cinta (Tamat)Where stories live. Discover now