[33] Priam

79 29 3
                                    

"Saudaramu adalah sainganmu, musuhmu, orang yang akan membunuhmu demi mendapatkan mahkota pendahulumu."

⌞ B ⌝

"APA yang kau lakukan di sini?" Aku berjengit mundur saat menyadari aku terlalu dekat dengannya. Pesan Paman Finn terngiang-ngiang, dan kini aku menjadi bingung untuk memilih.

"Pertanyaan yang sama untukmu," katanya. "Aku memang bekerja di sekitaran pantai, bukan?"

"Di sini tidak ada kapal," kataku.

"Ribelin akan bertandang ke Archna di sini, sudah tugasku untuk memantau mereka akan melakukan apa, bukan?" Oh, benar juga dia. "Nah, jadi, Anna Kecil, kenapa kau berkeliaran di sekitar pantai malam-malam begini? Bukankah kau seharusnya berada di samping Yang Mulia Raja sekarang? Atau ditinggal lagi?"

Teknisnya, ini termasuk ditinggalkan. Tapi terencana dan aku tahu apa yang tengah terjadi. "Kok, kau tahu kalau waktu itu aku ditinggal? Sepertinya aku diam saja. Aku juga tidak memberitahumu tentang siapa yang mengajakku ke pulau ini."

"Mudah. Aku sudah merasakan siapa yang berada di pulau ini. Tadi pagi aku juga melihatnya di kota, sedang menuju ibu kota, ya?"

Aku ingin mengatakan 'Ya', namun mengingat pemuda ini masih cukup mencurigakan dengan alasan logis, aku kembali mengatupkan bibir. Seperempat alasan aku merajuk adalah karena ucapannya. Lagi-lagi Gauvelaire yang mampu merasakan kehadiran para makhluk dan ahli kamuflase. Aku makin benci eksistensiku di antara para Gauvelaire, terkesan tak ada guna bak figuran yang hanya membantu sinar para pemeran utama.

Beberapa kali aku berusaha memalingkan wajah dari mata Priam yang gelap, hampir menyerupai Atlas. Atlas punya mata yang sungguh cocok dengan kegelapan malam dan melambangkan kelamnya dunia pembunuhan. Lain lagi jika Gauvelaire bisa memiliki mata tersebut. Mengerikan jika Gauvelaire punya mata yang gelap dan disandingkan dengan maut, walaupun, Gauvelaire adalah keluarga tempat prajurit-prajurit hebat dibesarkan.

"Aku memang ditinggal, tapi untuk misi bersama Tuan Gagak," aku menjawab pertanyaan sebelumnya. "Kau tahu? Frey."

Dia mengembangkan senyum. "Tahu, aku juga merasakan ada satu lagi Frey di sini. Aku jarang bertemu dengan makhluk seperti mereka, dan sepertinya nama tadi asing untukku. Apakah dia baik?"

Orangnya baru saja kena kemurkaanku, sekarang Priam ingin mendeskripsikannya. Mudah saja: dia baik, manis, lain dari Aurelian, dan penyimpan dongeng paling oke. Namun, yang kukatakan hanya satu, "Tidak buruk." Astaga, Anna Gauvelaire! Dia pantas mendapatkan yang lebih baik dari itu. Ucapkanlah yang benar, sambung dengan deskripsi-deskripsi di benakmu barusan!

"Sepertinya kau oke dengan mereka," katanya. "Misimu aman?"

Aku mengangguk. "Kapal tentara Ribelin sudah hancur. Maksudku, kapal yang ditugaskan untuk membawa hadiah bagi Archna." Lalu kulihat wajahnya seperti sedang memikirkan sesuatu. "Apa―apakah kau memiliki rencana dengan kapal itu?"

Kembali dia berekspresi normal. "Tidak. Malah bagus, bukan?"

Kedengarannya dia sudah memiliki rencana lain dengan kapal tersebut, atau lebih parah lagi dia punya informasi besar yang bisa digapai dari sana. Terlebih, orang-orang Ribelin lebih mudah dipengaruhi untuk membocorkan rahasia daripada memaksa monster keji. Aku merasa bersalah jika dia benar merencanakannya. Meski Aurelian tak bilang apa-apa mengenai korek informasi (yang pasti karena dia sudah mengetahui segala-galanya), aku juga menyesal membiarkan tentara Ribelin jatuh tanpa menyisihkan kesempatan interogasi.

Kami berdua terdiam tanpa memperhatikan satu sama lain. Oh, salah, hanya dia yang pandangannya menyisir seluruh gelombang lautan. Aku melihatnya, seperti sedang memperhatikan masa kecil yang--meski benci kuakui--kulupakan. Nyatanya aku tak menemukan apa pun dari wajahnya―kami berdua sudah berubah, aku yakin. Dia memulai pekerjaan bersama para mata-mata dan pelaut, bersinggungan pendirian dengan Paman Finn, pergi berkelana ke tempat-tempat berbahaya. Sedangkan aku tahu jelas hal yang berubah dari diriku. Samar-samar aku bisa melihat alasan kenapa Paman Finn mengatakan kalau Priam sudah lain dari Priam kecil dahulu.

Gauvelaire Has PromisedWhere stories live. Discover now