"Kakak pergi dulu. Ayo Yo."

Rio membuka pintu mobil dan mempersilakan Ify untuk masuk, dengan senang hati Ify masuk. Baru setelahnya Rio memasuki kursi kemudi. Mereka memberi kiss bye pada Gio dan Keke yang masih berdiri di depan pintu.

Rio menyetir dengan santai, bibirnya tidak berhenti tersenyum dari tadi. Akhirnya ia bisa menyetir lagi dengan Ify di sampingnya.

Menggenggam tangan Ify dengan erat yang ia letakkan di atas pahanya. Ify juga tersenyum pada Rio saat sesekali pria itu menoleh padanya. Jangan tanyakan bagaimana suasana hatinya, sudah pasti sangat bahagia. Pergi semobil dengan Rio adalah yang sangat ia rindukan selama ini. Meski mereka pergi ke arah yang berbeda tapi setidaknya ada dalam satu atap mobil sudah menjadi kesenangan tersendiri bagi mereka.

***

Rio menghentikan mobilnya di depan sebuah gedung pencakar langit yang tinggi menjulang. Ini adalah kantor istrinya, Ify.

"Aku turun yah. Ini kayanya udah jam delapan. Kamu juga harus cepat sampai kantor kan?"

Kata Ify sambil membuka sabuk pengaman yang melingkar di badannya. Ia tersenyum manis pada Rio yang juga menatap padanya, tangan kanan pria itu merapikan anak rambut Ify yang jatuh mengenai pipi.

"Hem. Hubungi aku aja kalau nanti kamu udah pulang ya. Nanti aku jemput."

Ify mengangguk. Rio mendekatkan badannya pada Ify yang membuat wanita itu sedikit grogi. Satu kecupan Ify dapat tepat di keningnya. Jantungnya kembali berdebar, Rio masih menempel bibirnya di sana. Ify memejamkan matanya seolah menikmati desiran dari sebuah kecupan tersebut. Rio pun sama ia juga menutup mata.

"Ting."

Rio dan Ify serentak menjauhkan diri masing-masing saat terdengar suara dari ponsel Rio. Ify membuang wajahnya malu sedangkan Rio mencoba memasang wajah yang biasa saja dengan mengambil hpnya dari saku celana.

"Dhira."

Rio membaca nama yang ada di layar hpnya yang masih menyala. Sontak saja Ify langsung menoleh padanya, sedikit mengerutkan kening. Jadi Rio punya temen perempuan?

"Kita bahas di kantor aku aja deh. Kamu ke sana nanti."

"Ok."

Rio menutup hpnya dan tersenyum pada Ify.

"Aku juga langsung ke kekantor ya sayang."

"Iya. Aku turun kalo gitu."

Ify turun dari mobil Rio dengan pikiran yang masih mengarah pada orang yang tadi menelpon Rio, Dhira. Siapa gerangan yang bernama Dhira itu. Memasuki gedung kantornya dan menyapa beberapa karyawan yang lewat. Sedangkan Rio melajukan mobilnya kearah kantornya.

***

Rio sedikit terhuyung saat seorang gadis menabraknya kala ia baru saja sampai di ruangannya. Gadis itu menyengir, tau kesalahan yang hampir membuat Rio terjatuh.

"Kamu udah disini?"

Gadis itu mengangguk dan kembali duduk di sofa ruangan Rio yang sudah Sudah ada tasnya disana. Rio melangkah dan duduk di kursi meja kerjanya,

"Rio. Sebenarnya tadi pagi itu aku ke rumah kamu bukan cuma sendirian."

Rio memandang pada gadis yang bernama Dhira tersebut. Apa katanya tadi? tidak sendirian, lalu sebagai siapa gadis itu ke sana. Di Indonesia dia tidak mengenal banyak orang atau teman makanya Rio selalu siap mengantarkan kemanapun Dhira pergi karena gadis itu memang masih awam dengan keadaan di Indonesia.

"Terus sama siapa? kamu gak pergi sama sembarangan orang kan Dhir?"

Dhira tersenyum dan menggeleng.

"Tentu enggak dong. Aku ke rumah kamu sama tante Ratih. Dan kamu tau gak kalau tadi pagi tuh tante Ratih maksa aku banget buat kerumah kamu."

"Ngapain?"

"Katanya mau ngenalin kamu sama seseorang,"

Rio mengangguk. ia sudah mengerti kemana arah tujuan bicara Dhira. Ia tahu ibunya bermaksud menjodohdohkannya dengan gadis pilihannya seperti sebelumnya.

"Oh iya Yo. Kemarin aku ketemu Ray dan dia udah cerita sama aku tentang kamu dan istri kamu yang ternyata udah punya anak. Kamu tau gak sih aku tuh syok banget,"

"Dan ternyata Tante Ratih juga udah tau Yo, makanya dia ngajak aku ke rumah kamu tadi pagi."

Dhira berbicara dengan nada menggebu. Rio mendesah, ternyata ibunya sudah tau.

"Terus mama tau kalau tadi malam aku nginep di rumah Ify?"

"Tau dong. Kan kamu sendiri yang bilang kalau lagi di rumah Ify, tante Ratih pasti denger orang handphone aku loudspeakers."



Masih Ada Cinta (Tamat)Where stories live. Discover now