24. Gosib tetangga

Start bij het begin
                                    

“pedahal istrinya sholehah ya,cantik,ya walau gitu...”

“suka kelayapan”

Setelanya Key dapat mendengar tawa,lalu yang lainnya mengucap lagi.

“tapi sekarang-sekarang sudah jarang tau,insaf kali ya”

“Atau takut suaminya di rebut janda muda karena belum berisi juga”

“benar itu buk”

Key lantas mempercepat langkah menuju rumahnya,membuka pagar itu dengan kunci yang di miliknya,ia lantas menguncinya lagi lalu masuk kedalam rumah.

“kenapa sih,gak ada kerjaan apa!!!!”maki Key sembari melepas sepatu dan mengunci pintunya kembali.

Key lantas masuk kedalam kamar dan mengganti bajunya dengan baju santai,setelahnya ia mencuci wajah dan memakaikannya bedak dingin agar hatinya ikut mendingin,mendengar gosib tadi,sudah jelas ia dan Haikal yang menjadi bahan pergosipan ibu-ibu tadi.

“gue belum siap”ujarnya sembari berdiri di depan cermin dan memperhatikan pantulan dirinya di sana,sekitar beberapa bulan lalu,yang berada di pantulan itu adalah seorang gadis kaya yang selalu glamour dengan tampilan syar'i,tas dari luar negri hingga barang-barang branded lainnya,namun kini hanya ibu rumah tangga biasa.

“gue gak siap hidup susah”lirihnya sembari duduk kembali di ranjang.

“Hamil,punya anak dari Mas dos,Aaaaa gimana sih gueee”

“Key,tenang,itu suami lo”ujarnya sembari memijat pelipisnya.

“Kenapa jodoh gue gak Rain aja”

“Astagfirullah,sadar bego”kesalnya.

Ia lantas keluar kamar,lalu masuk kedalam kamar Haikal dan berbaring di sana.“Gue kenapa sih,sakit jiwa apa ya”gumamnya sembari memeluk guling yang biasa Haikal gunakan,aroma tubuh lelaki itu dapat Key cium sesekali mengendusnya agar lebih terasa.

“Maaf ya Mas dos,Key itu kadang hanya kasian sama Mas”

“tapi bakal Key paksain biar cinta”.

Setelahnya Key tertidur,berhenti sejenak memikirkan hal yang aneh-aneh yang kadang menyelundup masuk kedalam kepalanya.

***

Suasana terik yang menyengat,pukul 1 siang setelah ba'da zuhur Haikal yang telah selesai memeriksa tugas adik-adik tingkatnya lekas berangkat menuju tempat proyek yang di kerjakan mertuanya,ia lantas mengganti pakaian dan ikut bergabung dengan pekerja lainnya,lupakan makan siang,penghujung bulan November,tanggal tua,uang telah habis tak tersisa,Haikal hanya berharap Key tak mengamuk jika uang belanjanya habis lagi.

Di tengah teriknya matahari ini,yang ada di pikiran Haikal hanya satu,setelah selesai ia akan pulang,menemui Key istrinya,jika mendapat senyuman itu lebih baik.

“Kal,bisa tolong kau bawakan besi ini ke atas?”ujar seseorang dengan beberapa besi baja di tangannya.

“Boleh”ujarnya sembari menyambut benda berdiameter kecil dan panjang sekitar 2 meter itu.

Ia lantas beranjak pergi masuk kedalam bangunan guna membawa besi ini di atas,mungkin saja untuk membangun beberapa hal lagi,karena setahu Haikal hotel ini hampir jadi.

Lelaki itu,menjejaki tangga satu persatu agar bisa dampai ke atas,sudah jelas,tukang tadi tidak mahu naik sampai lantai 17 hanya untuk mengantar besi ini.

Pasangan debatWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu