[24] Camp At Home

196 41 63
                                    


"Eh eh Tan. L-lo ngapain disini?" Myung Soo bangun, kepalanya otomatis menoleh ke kanan dan ke kiri.

Tan melirik ponsel Myung Soo yang tergeletak di atas selimut.

Myung Soo menelan ludah. 'habislah.'

"B-bentar. Bukan gue sendiri yang ngerjain cewek lo, Hyo Sin sama Young Do juga ikut." Myung Soo menendang-nendang kaki Hyo Sin dan Young Do.

Hyo Sin membuka sebelah matanya. Ia langsung cepat menutup matanya lagi saat matanya tak sengaja melihat Tan yang juga menatapnya.

Tan menjulurkan tangannya, menarik rambut Hyo Sin.

"Aaa! Aa! Sakit!"

Young Do ikut terbangun. Matanya mengerjap-ngerjap kaget sebentar.

"Kalian bertiga..." Tan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Cuma bercanda atuh pak ketos hehe." Myung Soo cengir-cengir berharap Tan luluh.

"Gue nggak ikutan anjir." Young Do mengusap matanya yang terasa berat.

"Gue juga! Gue malah bantu ngelarang Myung Soo." Hyo Sin ikut membela diri.

"Tiga-tiganya." Tan memelototi mereka.

Membuat ketiganya langsung diam.

"Bangun, minta maaf sama Pak Joong Ki. Habis itu.... turutin semua apa kata Pak Joong Ki." Tan menahan pintu tenda dengan tangannya.

"Tan woi, lo tahu kan seberapa nyentriknya guru yang satu itu! Mana dia suka pop ice lagi, kalau dia minta di bawain pop ice tiap istirahat gimana?!" Protes Hyo Sin.

Myung Soo dan Young Do mengangguk cepat. Mana mereka bukan murid kesayangan Pak Joong Ki lagi. Mereka malah sering di hukum karena bolos upacara.

"Seminggu." Tambah Tan.

"Tan-"

"2 minggu."

"Gimana kalau kita jadi babunya Eun Tak aja???" Myung Soo memberi penawaran.

"3 minggu."

Tegas Tan. Alisnya terangkat satu seakan menantang mereka untuk berbicara lagi.

Ketiganya mengangguk. "Oke boss."

Tan mengangguk. Ia lalu keluar duluan.

Young Do menerjang Myung Soo. Memukul pria itu gemas.

"Aw! Aw! Sakit anjing! Mana gue aarghh!! Tau bakal ketahuan anjing!"

.

.

.

Shin melirik kedua adiknya dari kaca mobil. Keduanya tampak diam di kursi belakang. Deok Hwa dan Eun Tak sama-sama memandang ke arah jendela.

Byung Hun dan Woo Hee berada di mobil yang lain. Keduanya juga sempat bilang untuk sekalian belanja bulanan.

"Abang mau belanja. Kalian ikut turun?" Ujar Shin, memecah keheningan.

Bulu kuduknya merinding. Pertama kali di hidupnya ia melihat Deok Hwa dan Eun Tak berdiam diri seperti ini.

Biasanya mereka ribut.

"Nggak mau ah." Jawab Eun Tak. Melipat tangannya di dada.

Yeo memandang ke belakang. "Yakin? Nggak mau es krim?"

"Mau." Deok Hwa duluan menjawab.

"Ya udah makanya ikut turun." Yeo tersenyum. Shin menggeleng-gelengkan kepalanya.

How To Be A Couple GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang