[08] Deok Hwa's Feelings

265 53 21
                                    


Eun Tak memeluk Deok Hwa dari belakang dengan erat. Mereka telat! Telat!!!!

Sekarang Deok Hwa sudah seperti pembalap membelah jalanan.

Ini semua berawal dari Eun Tak yang tidak bisa tidur semalaman lalu Shin yang salah melihat tanggal di kalender.

Ditambah Yeo yang mendukung hari libur buatan. Bahkan Ayahnya saja nyaris tidak akan datang ke kantor hari ini.

"Pelan-pelan bego." Tegur Eun Tak. Ia takut dengan Deok Hwa yang seperti menggila.

"APA? HAH?" Deok Hwa jelas tidak bisa mendengar.

"PELANNN ANJIIRRR ADA KUCING, DEOK HWA DI DEPAN ANJIR." Eun Tak menunjuk arah depan. Ia menutup matanya saking takut kucing itu tertabrak.

"KUCINGNYA MASIH JAUH KENAPA LO TERIAK SEKARANG?"

"YA KAN LO LAJU BANGET."

"DIEM GUE LAGI FOKUS."

Eun Tak menutup mulutnya lagi. Menyandarkan kepalanya dan mulai berdoa kepada Tuhan untuk diberikan keselamatan datang ke sekolah hari ini.

Deok Hwa ngerem mendadak sesaat setelah tiba di sekolah. Gerbang telah ditutup.

Eun Tak menghela napas lega walau kepalanya sedikit pusing dan ia juga merasa mual.

Eun Tak turun dengan sempoyongan. Deok Hwa memegang lengannya kuat.

"Duduk." Titah Deok Hwa. Eun Tak langsung berjongkok di tanah.

Deok Hwa membuka helm miliknya dan Eun Tak. Ia juga membawa kedua tas mereka tanpa mengeluh.

"Mual?" Tanya nya pada Eun Tak.

Eun Tak menggeleng. "Engap." Ujar Eun Tak.

"Napas makanya."

Eun Tak menatap sinis kembarannya itu lalu akhirnya keduanya bisa berdiri tegak.

"Motor lo ditinggalin disini nggak apa-apa?" Tanya Eun Tak menunjuk motor Deok Hwa yang dibelikan Yeo tahun lalu.

"Aman. Hilang juga tinggal beli baru."

"Songong banget diliat-liat, hutang nggak dibayar." Cibir Eun Tak.

Deok Hwa mencubit bibir gadis itu, membuat Eun Tak mau tak mau langsung kicep.

"Diem, kalau mau selamat ikutin gue." Deok Hwa melepaskan tangannya.

Eun Tak sedikit kesal pada Deok Hwa namun tetap saja mengikuti kemanapun langkah Deok Hwa.

Deok Hwa membawa mereka ke pagar belakang sekolah. Ia memeriksa tingginya dengan melompat-lompat.

"Seharusnya lo bisa naik sih dari punggung gue." Ujar Deok Hwa memberi informasi.

Eun Tak menghela napas. Untungnya ia selalu memakai celana pendek di dalam rok selututnya.

"Awas lo gerak-gerak." Ancam Eun Tak sebelum kakinya menaiki punggung Deok Hwa.

"Iya udah cepetan." Deok Hwa mendesak Eun Tak membuat Eun Tak segera menginjak punggung Deok Hwa.

"Anjir sakit sepatu lo." Protes pria itu.

Eun Tak kembali turun. Ia takut terjatuh. "Ya udah lalu gimana?"

"Buka sepatu."

Mereka mencoba lagi. Kali ini dengan Eun Tak yang hanya menenteng sepatunya.

Gadis itu susah payah naik ke atas dan harus menahan dirinya sendiri sebelum kakinya perlahan naik ke atas dibantu Deok Hwa yang mulai berdiri.

"Berat." Kata Deok Hwa yang dibalas lemparan sepatu oleh Eun Tak.

How To Be A Couple GoalsWhere stories live. Discover now