[02] One and One

308 54 13
                                    


"Lo si". Deok Hwa belum berhenti mengomel. Ia terus mengomel sepanjang dirinya mondar-mandir mengambil tas dan barang-barang Eun Tak.

Eun Tak yang telah sadar sejak 5 menit lalu kembali merasa pusing mendengar celotehan Deok Hwa.

"Udah gue bilang, jangan dekat-dekat lapangan bego". Deok Hwa menoyor kepala gadis itu hingga Eun Tak kembali terbaring pasrah di ranjang.

"Mana gue tau kalau bolanya mau nyangkut". Balas Eun Tak.

"Makanya pake mata!".

Perdebatan keduanya belum juga berhenti. Eun Tak mengalah, ia berbaring menyamping, membelakangi Deok Hwa yang sibuk memasukkan bekal makanannya ke dalam tas.

"Abang mau jemput lo, gue izinin ke guru". Ujar Deok Hwa.

Eun Tak melotot, ia langsung dalam posisi duduk. "Deok Hwa!!! Ngapain lo bilang ke merekaaaa!!".

Deok Hwa menutup telinganya refleks mendengar suara melengking adik beda 6 menit ini.

"Gimana lagi? Pulang nanti juga bakal di tanya". Balas Deok Hwa.

Eun Tak mengigit bibirnya kesal. Ia malu, kesal dan marah. Perasaan negatif itu tercampur menjadi satu hingga bisa membuatnya terisak.

Deok Hwa menghela napas. Ia menurunkan tas Eun Tak ke lantai. Ia lalu duduk di samping Eun Tak.

"Jangan nangis". Ujar Deok Hwa. Menyentuh tangan Eun Tak dan digoyang-goyangkannya.

Eun Tak menepis tangan Deok Hwa.

"Nggak ada yang lihat lo pingsan kok. Tenang aja". Kata Deok Hwa mencoba menenangkan yang di balas tatapan sinis oleh Eun Tak.

"Nggak ada? Mikir aja seluruh sekolah nonton itu".

Deok Hwa menahan tawanya. "Gue bilang nggak ada ya nggak ada". Tegasnya walau sebenarnya ia ingin menangis tertawa.

Tak lama pintu ruang kesehatan terbuka. Menampilkan dua pria dewasa dengan pakaian formal menghela napas melihat mereka berdua.

"Buat masalah mulu". Komentar Lee Yeo. Ia bahkan sudah melepaskan dasinya dari kerah kemejanya. Lee Yeo menenteng tali dasinya itu di tangan.

"Kan aku nggak tau kalau mau di lempar". Bela Eun Tak, tak mau disalahkan.

"Mana tasnya?". Tanya Lee Shin. Deok Hwa segera memberikan pria itu tas milik Eun Tak yang berwarna hijau tua.

"Jaket Eun Tak mana?". Tanya Lee Yeo. Perasaan sebelum berangkat sekolah, Eun Tak sempat memakai jaket merah kesayangannya.

"Eh iya lupa, masih ketinggalan di kelas". Deok Hwa nyengir.

"Pulang nanti bawa balik ya". Ujar Lee Yeo kepada Deok Hwa. Deok Hwa mengiyakan.

"Bisa jalan?". Tanya Lee Shin pada gadis yang tengah berusaha memasang sepatunya ini.

"Gend-".

"Bisa! Eun Tak bisa!". Jawab Eun Tak cepat. Lee Shin melihat ke arah Lee Yeo dan Lee Yeo membalas dengan anggukan singkat.

"Habis nangis ya? Sakit banget? Ke dokter dulu mau?". Tanya Lee Yeo, ia memperhatikan mata Eun Tak yang memerah.

"Nggak mau. Mau pulang". Rengek gadis itu.

"Dia nangis karna malu". Ujar Deok Hwa.

Eun Tak memukul pria itu kesal.

"Siapa yang ngelempar?". Tanya Lee Shin membuat Deok Hwa dan Eun Tak terdiam.

"Nggak tau, Eun Tak pingsan". Jawab Eun Tak.

"Nggak tau juga, kayaknya lawan". Jawab Deok Hwa.

"Menang nggak?". Tanya Lee Yeo pada Deok Hwa.

How To Be A Couple GoalsWhere stories live. Discover now