[12] First Met

274 47 127
                                    

Eun Tak sebenarnya sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau nanti, ia tidak akan bersikap malu-maluin.

Intinya Eun Tak sudah bertekad untuk tidak makan banyak di hadapan Tan namun semua niatnya itu langsung hilang saat matanya melihat berbagai jenis makanan di meja.

"Kebanyakan tau." Ujar Eun Tak sok tidak makan banyak.

"Nggak apa-apa. Kamu makannya banyak juga kan." Balas Tan.

"Siapa bilang? Nggak tuh." Bantah Eun Tak.

"Aku sering ngeliatin kamu rebutan bakwan sama Nari."

Eun Tak tersenyum canggung. Misinya gagal. Tan sudah tahu kebiasaan makannya yang rakus.

"Padahal aku niatnya mau sok jaim gitu." Ujar Eun Tak, mengomel sembari mengangkat sumpit yang ia pegang.

Tan terkekeh. "Makan yang banyak."

Eun Tak mengangguk. Tentu saja makanan di atas meja ini tidak akan terbuang.

Deok Hwa dan dirinya memang sudah terbiasa menjadi penghabis makanan di rumah. Eun Tak tak bisa membayangkan betapa banyaknya makanan terbuang jika saja dirinya dan Deok Hwa tak lahir.

Lee Shin dan Lee Yeo sendiri tidak terlalu tergila-gila tentang makanan. Mereka itu fotocopy Papi banget.

Tan ikut makan sambil sesekali memandang Eun Tak.

Pikirannya melayang ke kejadian 10 tahun lalu.

10 TAHUN LALU

"Sebentar lagi teman barumu mau datang Tan, kamarmu udah dirapikan?"

Kim Tan. 7 tahun.

Ia sibuk menggambar di kertas kosong miliknya. Beberapa pensil warna dan crayon telah berhamburan di atas meja.

"Tan denger mama nggak?"

Bukannya tidak dengar tapi Tan sebenarnya berpura-pura tidak dengar. Semalam sebelum tidur Ayahnya sempat mengajaknya bicara.

Ayahnya bilang akan ada 2 teman baru untuknya. Lebih muda. Salah satu dari mereka harus Tan jaga dengan baik.

Tan tidak paham apa maksud Ayahnya namun ia sudah menyimpulkan duluan kalau makhluk yang di sebutkan Ayahnya itu merepotkan.

Anak-anak yang lebih muda itu cengeng, bau, dan suka merusak barang.

Tan tidak akan pernah mau membiarkan mereka masuk ke kamarnya.

"Tan denger nggak????" Suara ibunya sedikit meninggi.

Tan berdecak. "Ish iya. Bibi yang ngerapihin."

"Nah gitu dong anak ganteng, senyum ya, nanti mereka malah takut sama kamu."

Tan lagi-lagi tak menjawab. Sejak kecil ia tidak banyak bicara. Bukannya tidak suka atau tidak bisa namun dirinya memang tak mau banyak bicara.

Percuma. Tidak ada yang mau mendengarkan anak ingusan sepertinya.

"Tan ingat ya sikap yang baik." Sang Ayah Kim Nam Yoon tiba-tiba saja ikut nimbrung. Pria itu masih berkutat dengan dasi yang hendak ia pasang.

Ayah dan ibunya terlihat sangat formal hanya untuk mengundang makan malam.

Han Ki Ae -sang ibu dengan cekatan menghampiri Tan dan membantunya membereskan semua pensil warnanya.

"Memangnya mereka sudah mau sampai?" Tan bertanya. Ia tidak suka barang-barangnya di pegang.

"Iya. Mereka bisa muncul kapan saja makanya kita harus bersiap."

How To Be A Couple GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang