"Mie instan mau?" Tanya Tan.

Eun Tak mengangguk. Tersenyum pada Tan yang berusaha membuat keduanya menjadi baik kembali.

"Boleh. Tapi aku mau ganti baju dulu." Eun Tak mengigit bibirnya.

Tan mengangguk.

Deok Hwa ikut berdiri. "Gue temenin."

Eun Tak menggandeng tangan Deok Hwa cepat. Rasanya Deok Hwa yang paling murung. Padahal seharusnya mereka masih punya banyak waktu untuk kemah tapi... keduanya malah harus pulang.

Deok Hwa menunggu Eun Tak selesai berganti baju.

Ketika mereka kembali ke tempat Tan, mie instan itu sudah masak. Deok Hwa mengambil miliknya. Bibirnya mulai tertarik membentuk senyum.

Eun Tak tertawa secara tiba-tiba. "Tadi muka lo pucat banget pas bilang siluman beruang."

Sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya Deok Hwa ikut tertawa. "Kalau di pikir-pikir lagi kok jadi siluman beruang."

Tan menghela napas lega. Pria itu ikut tertawa dan nimbrung. "Emang sih kalian suka nggak jelas."

Deok Hwa menyorakinya. "Lo yang lebih aneh sih."

Tan menepuk kepala Deok Hwa membuat lelaki yang 2 tahun di bawahnya itu berdecak gusar.

"Kalian berdua aneh sih, gue yang paling normal." Eun Tak tersenyum sombong.

"Emang ada manusia normal yang mikir hantu itu makhluk hidup?" Sindir Deok Hwa.

Tan tersedak mie nya sendiri. Ia tertawa terbahak-bahak.

Eun Tak meringis malu. Menginjak kaki Deok Hwa. "Gue lagi panik tadi jadi susah mikir."

"Iyain aja."

.

.

.

Pagi-pagi sekali, Tan mengantar kepulangan Eun Tak dan Deok Hwa yang lebih cepat dari yang lain.

Padahal sore tinggal acara terakhir. Sayang sekali padahal Tan sudah berniat mau menunjukkan sesuatu pada Eun Tak.

Shin dan Yeo juga ikut. Keduanya langsung menyerbu adik-adiknya. Memeriksa dari atas ke bawah, ada lecet atau tidak.

"Aduh sakit jangan di tekan!" Deok Hwa memukul tangan Yeo yang mencubit kakinya.

"Kan, lecet kan." Omel Yeo.

Eun Tak menahan tawanya. Untung ini masih pagi jadi tidak ada yang melihat adegan dimana Deok Hwa menjadi anak manja seperti ini.

Tan membungkuk berkali-kali kepada Byung Hun. Menyalahkan dirinya sendiri yang lalai dalam mengawasi si kembar.

"Nggak apa-apa Tan. Jangan merasa bersalah begitu. Deok Hwa sama Eun Tak sudah besar, sudah tahu mana yang benar dan salah. Kamu tidak perlu memperlakukan mereka seperti anak kecil lagi." Byung Hun mencoba menenangkan lelaki itu.

Ia juga ikut merasa tidak enak. Ia merasa seperti telah membebankan anak kecil seperti Tan.

"Tidak Om. Eun Tak tunangan saya, seharusnya saya lebih-"

"Tidak apa-apa Tan." Woo Hee memotongnya. Tersenyum pada anak muda itu.

Tan mengangguk kecil. Menghela napas.

Sedangkan di belakang, 4 bersaudara itu masih rusuh.

"Udah di bilang jangan buat aneh-aneh." Omel Shin, menyeret tas milik Eun Tak dan Deok Hwa.

How To Be A Couple GoalsKde žijí příběhy. Začni objevovat