"Membantingmu!" Jawab pria tersebut.

Rosa terhenyak, seketika berkeringat mendengarnya, "baiklah! Aku akan pergi! Lepaskan tanganku!!" Rosa lebih baik menyelamatkan nyawanya.

Pria tersebut mendorong kasar hingga Rosa terhuyung beberapa langkah ke belakang. "Tutup gerbangnya." Ucap pria tersebut pada penjaga di rumah Anson.

Rosa menatap nanar gerbang yang tertutup. Ia masih penasaran dari mana datangnya pria menyeramkan tersebut dan siapa yang menempatkannya di rumah Anson.

"Aku Nyonya Hilary!! Lihat saja akan kupecat kalian semua!" Teriak Rosa.

"Pergi dari sini!" Teriak pria berbadan kekar di balik gerbang.

Rosa memasukkan satu persatu kopernya ke dalam mobil dengan susah payah. "Sialan, mau di taruh dimana mukaku jika orang melihatku seperti sekarang!" Gerutu Rosa di sela kegiatannya. Rosa mengelap peluhnya karena barang-barangnya begitu banyak dan berat. 3 tahun belakangan, Rosa terbiasa di layani oleh pelayan Anson, yang dilakukannya sekarang, membuatnya kelelahan karena tidak terbiasa melakukan pekerjaan yang berat.

Rosa masuk ke bangku pengemudi usai memasukkan barang-barangnya. Napasnya tersengal, ia meraih botol minuman dekatny, di meminumnya dengan kasar, ia meminumnya hingga tandas, jelas ia merasa kacau saat ini.

"Ini tidak bisa di biarkan!" Gumam Rosa. Ia terus mengumpat saat melajukan kendaraannya. "

"Aku harus membicarakannya dengan Gabby!" Rosa melajukan kendaraannya menuju apartemen Gabby

"Aku harus membicarakannya dengan Gabby!" Rosa melajukan kendaraannya menuju apartemen Gabby

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Di tempat yang berbeda namun dalam waktu yang sama, Gabby mengerjapkan matanya. Menggulirkan matanya ke sekitar, mengumpulkan kesadarannya sedikit demi sedikit. Ia menoleh ke samping, tidak ada orang lain selain dirinya yang berada di kamar tersebut. Perlahan ia mencoba duduk, bersandar pada kepala ranjang. "Kemana pria yang semalam?" Gumam Gabby. "Hanya satu gelas kenapa bisa mabuk." Tangannya memijat pelipis.

Gabby meneliti tubuhnya, ia dalam keadaan polos di balik selimut. Tangannya meraih secarik kertas di atas nakas samping ranjang.

Kau sangat liar tadi malam.
Aku sangat puas dengan service yang kau berikan.

Gabby menggigit kukunya setelah membaca kertas tersebut. Sebenarnya Gabby sedikit kecewa karena tidak mengingat bagaimana permainannya dengan klien semalam. Saat masih berpakaian lengkap saja, fisik kliennya terlihat menggoda apalagi ketika menanggalkan semua pakaiannya. "Bodoh, kenapa harus mabuk sih!" Gerutu Gabby merasa kesal karena tidak mendapatkan ingatan apapun. Walau ia lupa kejadian semalam, yang terpenting kliennya merasa terpuaskan.

Second Life Changes EverythingWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu