Hari berganti begitu cepat, tidak terasa sudah dua bulan Jillian menjalani segala aktivitas barunya untuk memuluskan rencananya. Perubahan terlihat begitu signifikan, tubuhnya yang sedari awal memang sudah tinggi semampai, kini bertambah sempurna dengan lekukan menggoda. Bokong yang bulat serta dada padat dan kencang, semua ia dapatkan karena Jillian rajin berolah raga dan melakukan yoga.

Wajah yang dulunya breakout kini begitu mulus, kenyal, glowing dan tanpa ada noda sedikitpun. Pada dasarnya Jillian mempunyai struktur wajah cukup cantik yang di turunkan oleh ibunya. Alis terukir sempurna tanpa mengenakan eyebrow, bulu mata yang panjang dan lentik, hidung yang mancung dan bibir berwarna merah alami tanpa menggunakan pewarna bibir.

Perubahan di wajahnya membuat orang mengira bahwa itu bukan Jillian. Demi mendapatkan perubahan wajahnya seperti sekarang, Jillian merogoh kocek yang banyak untuk melakukan segala treatment di wajah, kini hasilnya membuat orang lain menganga tidak percaya.

Tidak lupa Jillian juga melakukan perawatan pada keseluruhan tubuhnya selama dua bulan ini, kini kulitnya terlihat mulus dan putih bak pualam. Yang terlihat kini adalah Jillian yang memukau dengan tubuh seksi serta berwajah cantik bagai dewi Aphrodite yang begitu menarik dan menggoda.

Tidak hanya fisik yang mengalami perubahan, Jillian sekarang juga lebih percaya diri. Jika dulu ia sedikit menunduk pada lawan bicaranya karena tidak PD dengan kondisi wajahnya, sekarang ia berani menatap lawan bicaranya.

Jillian juga berkonsultasi kepada fashion stylist sebagai penunjang penampilan barunya, ia mendapat banyak masukan tentang bagaimana memadu-padankan pakaian yang cocok untuk dirinya dan memilih pakaian sesuai dengan trend yang berkembang saat ini.

"Nona Jill begitu cantik dan seksi sekarang, aku tidak menyangka perubahannya begitu drastis."
Ana bertopang dagu di jendela memperhatikan Jill yang sedang berenang tidak jauh darinya.

Mila melempar kain lap hingga mengenai kepala Ana. "Jangan-jangan kau tidak normal? Setiap hari kerjaanmu hanya memelototi Nona Jill."

Ana mendelik ke arah Mila, "aku masih normal! Apa kau tidak bisa melihat kecantikan Nona Jill? Sebagai wanita saja aku begitu iri dan mengaguminya."

"Nona Jill memang sudah cantik hanya saja kemarin dia tidak memperhatikan penampilannya." Mila ikut bertopang dagu di jendela seperti apa yang Ana lakukan.

"Selain baik hati sekarang Nona Jill terlihat sempurna dengan kecantikan yang ia miliki." Ucap Ana, selama Jillian tinggal disana majikannya tersebut terlihat ramah dan baik hati tidak seperti orang kaya kebanyakan yang angkuh dan semena-mena pada bawahannya.

"Tapi aku menyayangkan hubungan pernikahan Tuan Liam dan Nona Jill, mereka sepasang suami istri tapi tidak terlihat seperti pasangan yang lain, Tuan Liam dua bulan ini juga tidak pernah pulang." Ucap Mila menggosipkan majikan mereka.

"Tuan Liam tidak pulang karena pekerjaannya di luar kota, kau seperti baru mengenalnya saja." Jawab Ana, ia sudah 7 tahun bekerja disana dan Tuannya adalah tipe pria yang pekerja keras.

"Tidak menutup kemungkinan jika Tuan Liam jarang pulang untuk menemui istrinya karena mempunyai selingkuhan di luar bukan?" Bisik Mila kepada Ana.

"Tidak mungkin! Tuan Liam bukan pria yang mudah terpikat oleh wanita, setelah pekerjaannya disana selesai Tuan Liam juga akan kembali. Lagipula pernikahan mereka belum berjalan satu tahun, mungkin masih dalam tahap mengenal satu sama lain ." Jawab Ana tidak menyetujui ucapan Mila yang mengatakan Liam berselingkuh.

"Ah, kau benar juga. Tuan Liam kan pria dingin dan kaku, sepanjang aku menjadi pelayan di rumah ini dia selalu bekerja dan bekerja sampai tidak sempat mencari kekasih lalu pada akhirnya dia di jodohkan dengan Nona Jillian." Mila tertawa kecil atas ucapannya.

"Padahal dia sangat tampan dan kaya, wanita manapun bisa dengan mudah di dapatkan oleh Tuan Liam. Betul tidak?"

"Untuk apa? Istrinya begitu seksi dan cantik pasti sebentar lagi Tuan Liam akan jatuh cinta pada Nona Jill." Sahut Mila menanggapi.

"Kau benar juga." Keduanya saling tertawa menggosipkan majikan mereka.

Jillian menatap bingung pada kedua pelayannya yang bertopang dagu di jendela.
"Apa yang membuat kalian tertawa?" Tanya Jillian pada keduanya."

Ana dan Mila terhenyak karena tidak menyadari Jillian di dekat mereka. Keduanya saling menyenggol terlihat salah tingkah. "Emm, kami sedang membicarakan anjing tetangga, Nona Jill." Bohong Mila.

"Ya..ya itu benar, anjing tersebut sangat lucu, Nona." Sahut Ana.

"Ada-ada saja kalian." Jillian tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kalian bersiaplah, temani aku berbelanja." Pinta Jillian pada keduanya.

"Baik, Nona." Jawab Ana dan Mila.

***

Before-after Jillian.

Second Life Changes EverythingDove le storie prendono vita. Scoprilo ora