22 - Detektif dari Osaka

568 90 16
                                    

"Moshi moshi, Camel ada apa?" - tanya Hiromi, rasa bingung mengitari dirinya. Tidak biasanya Camel menelponnya.

"Hiromi-san, maaf kalau mengganggu! Apa anda sedang sibuk?"

"Hm? Tidak. Jadi kenapa? Dan kok ngomongnya formal?! Aku lebih muda!" - tentu saja tidak sibuk. Yang dia lakukan sekarang hanyalah rebahan sambil ngunyahin cemilan tanpa henti.

"Ah, begini...."

"Jangan bilang kau terlibat kasus lagi dan sedang memintaku untuk membantumu?" - Hiromi tertawa kecil, mengingat Camel pernah terlibat kasus di hotel saat berolahraga.

"Itu...."

"JANGAN BILANG BENAR?!"

"Y-yah...." - Hiromi hanya bisa facepalm saat mengetahui ternyata tebakan asal-asalannya benar. Bisa-bisanya Camel terlibat kasus lagi.

"Aku juga akan meminta Jodie dan James menjemputmu. Sepertinya ada yang mau dibicarakan juga. Apa kasusnya bisa diselesaikan? Aku akan segera ke sana." - Hiromi mengirim pesan pada Jodie dan James untuk menjemputnya juga dan pergi ke tempat Camel.

"Ah, soal itu.... Kasusnya masih diselidiki. Ada 2 detektif di sini, dan juga Conan-kun. Kasusnya terjadi di restoran Danny's."

"Eh? Conan ada di sana?"

"Iya. Dan 2 detektif lainnya, aku tidak mengenalnya."

"Understood. Tunggu saja, kami segera ke sana." - Hiromi mematikkan teleponnya, lalu mandi dan segera turun, di mana Jodie dan James datang dengan mobil.

"Lokasinya ada di mana?" - tanya James.

"Restoran Danny's. Aku tidak tau letaknya sih....."

"Tidak apa-apa, aku tau."

"Dasar Camel. Aku padahal hanya menebak kejadiannya." - gumam Hiromi jengkel.

"Ngomong-ngomong, Hiro, aku rasa kita sudah ada kesepakatan untuk tidak bertindak terlalu mencolok disini selain tentang organisasi, tapi kok aku dapat laporan kau menghajar seseorang ya?" - tanya Jodie dengan nada emak-emak marahin anaknya.

(Inget pas awal Hiromi dateng ke Jepang langsung ketemu copet kabur? Ternyata copetnya babak belur gegara Ran dan Hiromi)

"A-aku tidak ingat aku pernah menghajar seseorang." - Hiromi membuang muka dari Jodie dan melihat ke luar jendela.

"Aku tidak tau apa-apa. I'm innocent."

"Jangan bohong. Aku ditelpon polisi karena polisi tau aku bersama 'anak berambut putih dan bermata merah yang menghajar seorang copet sampai hampir masuk UGD'! Mereka tau aku bersamamu!" - jadi ceritanya copetnya ketangkep polisi dan copetnya cerita dia dihajar Hiromi.

"Tidak ada orang berambut putih bermata merah sepertimu. Mau membela apa lagi?"

"A-ayolah aku hanya membela diri. Dia mencopet orang duluan jadi aku hajar! A-aku tidak menyangka dia sampai bisa masuk UGD gitu— oh lihat ada pohon jeruk!"

"Jangan mengganti topik! Itu bagus karena kau bisa membantu orang, tapi jangan sampai babak belur donk!"

'Babak belur gegara Ran-san ya? Gapapa lah copet emang harus ancur mukanya biar kapok.' - pikir Hiromi tanpa merasa berdosa.

R E DWhere stories live. Discover now