33 - Gunting

356 75 2
                                    

Senba mulai menjelaskan kronologi bagaimana dia menemukan mayatnya.

"Lalu anda langsung berlari ke dalam saat melihat ini?" - tanya Hiromi.

"I-iya." - jawab Senba, masih tidak sadar soal Hiromi.

"Tunggu, kenapa ada bocah bermata aneh di sini?!"

"Ah, bukan, dia-" - Takagi tidak sempat selesai bicara, karena Hiromi sudah terlebih dahulu bicara.

"Akai Hiromi, aku ikut dengan mereka karena mereka adalah teman-temanku." - jawab Hiromi dengan senyuman lebar penuh keceriaan seraya menunjuk Conan yang juga tersenyum.

"Dan saya akan sangat mengapresiasi jika anda tidak menyebutnya sebagai bocah 'bermata aneh'. Karena tidak ada orang yang menginginkan seperti ini." - pinta Subaru yang berdiri di belakang Hiromi seraya menaruh kedua tangannya di atas kedua pundak Hiromi.

"Ah, iya, ma-mafkan aku."

"Ayo kembali ke kasus, apa anda tidak mempedulikan serpihan kaca yang berserakan di lantai ya?" - tanya Hiromi lagi melirik ke lantai.

"Ti-tidak, sewaktu aku melihat ke dalam, pintunya hanya terbuka sedikit saja. Ja-jadinya aku tidak menyadari serpihan kaca dari gelas. Setelah aku berlari ke sana, aku baru menyadarinya." - jawab Senba terbata-bata.

"Bukankah itu lebih aneh? Karena, kalau pintunya hanya terbuka sedikit saja, sewaktu ojii-san membuka pintunya dan ingin masuk ke dalam serpihan kaca itu pasti terdorong oleh pintu, dan bergerak ke belakang pintu kan? Dan juga, kalau pelakunya menutup pintunya, aku rasa serpihannya akan lebih mendekati pintunya." - tanya Conan.

"A-aku salah, pintunya terbuka lebar seperti ini. Perhatianku terpusat pada mayatnya, jadi aku sama sekali tidak menghiraukan apapun yang ada di lantai." - jawab Senba panik.

"Beneran?" - tanya Conan dengan ekspresi menyebalkan.

"A-apa maksudmu itu?! Apa kau bilang kalau aku adalah pelakunya?! Lihat baik-baik, kalau aku memukulnya hingga berdarah seperti ini, pasti bajuku akan ada noda darah!" - balas Senba seraya melepas jasnya, meninggalkan kemeja putihnya.

"Tapi, bajuku sama sekali tidak ada noda apapun di atasnya!"

"Eeehhh??!! Ojii-san, kancing yang ada di kemejanya itu, sepertinya salah dikancing loh?" - ucap Conan, karena ada salah satu kancing di kemeja Senba yang salah kancing.

"Di belakangnya juga tidak dimasukan dengan benar, padahal dasinya rapi." - sambung Hiromi ikutan mengompor.

"Ah- bukan, hari ini kebetulan... Pokoknya aku sama sekali tidak membawa benda tumpul apapun! Ini adalah bukti kalau aku bukan pelakunya! Benar-benar membuatku marah! Aku mau pulang!" - sahut Senba kesal sambil berlari pergi.

"Ah, masih belum bisa!" - Takagi langsung menahannya.

'Berusaha mengecoh anak psikologi?' - pikir Hiromi menyipitkan matanya. Yap, dia pernah mempelajari psikologi manusia juga.

"Karena sudah kita foto, bersihkan saja serpihan kaca ini." - pinta salah satu polisi.

"Ah, baik." - jawab polisi lainnya.

"Senba-san menginjak serpihan kaca ini dengan kaki yang telanjang ya?" - tanya Subaru.

"Bukan, dia menginjaknya dengan sandal. Lihat, seperti ini." - polisi itu memperlihatkan sebuah sendal yang terlihat tertusuk sebuah serpihan.

'Begitu rupanya.... Ternyata begini ya....' - pikir Subaru, Conan, dan Hiromi tersenyum khas mereka yang sama.

R E DWhere stories live. Discover now