54 - 17 Tahun Lalu

295 40 1
                                    

'Bosan.....' - di tengah hari yang begitu panas karena terik matahari, Hiromi bersembunyi di kamarnya yang dingin seraya rebahan di ranjang kesayangannya.

'Aku mau tidur.'

Tapi tampaknya tidurnya terganggu karena dia justru dipanggil oleh Akai. Karena tidak mau menjadi anak durhaka, dia bangun dari ranjangnya untuk menghampiri Akai. Namun dia melihat Akai menelpon seseorang.

'Eh oalah udah malem toh- aku tidur berapa lama?!' - pikir Hiromi kaget.

"Ada apa?"

"Hiro, apa Cider terlibat dalam kasus Haneda Koji 17 tahun lalu?"

"Hah-"

"Kau bilang Cider tidak terlibat karena dia hanya mengawasi kan?"

"Tidak....... Dia sendiri tidak ingat, sebenarnya dia terlibat. Dia menyamar menjadi salah satu bodyguard Rum- kau telpon siapa itu?"

"Jangan mengalihkan topik." - Akai menunjukkan layar ponselnya yang menunjukkan nama Edogawa Conan di sana.

"Oh, meitantei ya!!" - wajah Hiromi berubah menjadi berbinar-binar.

"Oke lanjut. Tadi sampe mana ya-"

"Cider terlibat gak dengan kasus Haneda Koji?"

"Oh iya. Sebenarnya dia terlibat, tapi dia sendiri lupa. Kalau yang kulihat.... Dia menyamar jadi salah satu bodyguard Rum."

"Rum?!"

Dan akhirnya Conan datang sendiri ke kediaman Kudo untuk mendengarkan lebih jelas soal hubungan Cider dengan kasus 17 tahun lalu. Tentu saja dia datang keesokan harinya karena saat itu hari sudah malam.

17 tahun lalu...

DOR

Cider membunuh salah satu bawahan Rum dengan menembaknya diam-diam dari belakang, yang mana yang dibunuhnya adalah bawahannya yang pria.

Dan Cider meminta bantuan Vermouth untuk menyamarkan dirinya menjadi bawahan Rum yang baru saja ia bunuh itu.

"Kau yakin dengan ini? Boss bisa mengamuk kalau kau ketahuan melakukan ini." - tanya Vermouth seraya menyamarkan Cider menjadi pria itu.

"Aku bisa mengubah suaraku."

"Nggak, bukan itu. Kau baru pertama kali bekerja di bawah Rum, itu pun menyamar-"

"Vermouth, satu-satunya yang mengetahui ini hanyalah kau dan aku. Aku mempercayakanmu karena kau temanku, bukan sekedar karena kau bisa menyamarkanku. Kalau aku tidak percaya padamu, kau bisa menyamarkanku pun tidak akan kumanfaatkan. Aku akan memilih bergerak sendiri." - ucap Cider seraya melirik ke arah Vermouth.

"Kita punya kesamaan. Sebagai sesama wanita, kita sama-sama suka menyimpan rahasia yang tidak bisa diketahui siapapun."

"A secret makes a woman, woman."

"Itu katamu kan?" - tatapan Cider yang tadinya kosong, tiba-tiba berubah menjadi tajam. Vermouth tercekat saat menyadari bahwa Cider menatapnya dengan tatapan tajam.

"Yang tau ini hanya kau, lalu aku. Kalau boss atau Rum mengetahui ini......"

"Aku anggap itu adalah kau yang mengadu, lalu aku akan membunuhmu."

Ancaman Cider membuat Vermouth takut. Tidak, jangankan itu. Vermouth saja terkadang merasa takut hanya dengan melihat Cider.

R E DWhere stories live. Discover now