Filler ~ part 3

346 75 1
                                    

"Sekarang tinggal 2 kabel tersisa...." - gumam Amuro sambil menggunting kabel berwarna kuning.

****

Gin mulai mengambil sebuah alat tombol yang merupakan remote untuk meledakkan bom dari dalam jasnya, dan membuka penutupnya, menampilkan sebuah tombol merah.

****

"Yosh, dengan ini semuanya berakhir!" - Amuro langsung memotong kabelnya lagi. Di saat yang sama pun Gin menekan tombolnya, sehingga lampunya menyala membuat Amuro tercekat syok, namun ekspresinya berubah ketika mendengar suara dari detonatornya, dan muncul tulisan reception off.

"Berhasil..." - gumam Amuro lega sambil duduk, meletakkan tangan kirinya di atas lututnya, dan menghela napas lega.

"Tadi itu hampir saja...."

****

Gin sudah menekan tombolnya berkali-kali, namun tidak ada ledakan yang terjadi. Dia tersenyum seringai kemudian menjatuhkan remotenya dan menginjaknya, membuat Vodka tercekat kaget, begitu pula Chianti dan Korn yang mulai berubah ekspresinya.

"Aku mengambil alih, Korn. Tembakkan sekarang." - pintah Gin. Chianti tertawa keras dan menurunkan helikopter tepat di depan kincir raksasa.

"Hancurkan semua yang ada di hadapan! Ayo lakukan, Korn!" - sahut Chianti.

"Aku mengerti!" - balas Korn dan langsung melakukan penembakkan.

****

"?!" - Conan terbelalak kaget ketika melihat datangnya peluru. Hiromi mengernyitkan dahinya sekaligus menyipitkan matanya tanda dia mulai merasa tidak enak. Dia menaruh Kazami dan melepas jaketnya, kemudian menutupi Kazami dengan itu.

"Hiro-san! Untuk apa—?!" - gumam Conan kaget.

"Aku melapisi jaketku dengan jaket anti peluru, itu akan melindunginya! Jangan buang waktu, ayo!" - pintah Hiromi langsung berlari pergi.

"Jaket anti peluru?! Tapi—!!" - Conan berhenti bicara. Dia yakin, Hiromi memang sudah bersiap sejak awal untuk melindungi dirinya sendiri, karena itu dia sudah memasang rompi anti peluru di dalam jaketnya, tapi kenapa malah diberikan pada orang lain?

"Aku gak bisa membawanya kemana-mana. Lebih baik begitu." - balas Hiromi. Conan hanya mengangguk, meski merasa khawatir dengan Hiromi.

'Aku sudah menduga sih bahaya gini makannya udah ngelapisin sejak awal.....'

****

Tembakan terjadi, Amuro mengambil beberapa bom yang sudah dikumpulkan dan meluncur turun dari atas menuju lantai bawah dan meletakkan bom-bom itu di dalam tasnya.

"Ini gawat, aku harus cepat." - ujar Amuro.

****

Di tengah pertembakkan, Akai membidik ke arah helikopter, namun entah kenapa lensanya tidak membiarkannya melihat dengan jelas.

"Aku tidak akan bisa membidik." - gumamnya. Dia meloncat turun dan berlari pergi.

****

R E DWhere stories live. Discover now