55 - Misteri

183 40 5
                                    

"Jadi...."

"Kenapa kau menjambak rambutku sekarang?" - di 'mimpi'nya, Hiromi benar-benar menjambak rambut Cider, dan Cider sama sekali tidak melakukan apa-apa untuk melepasnya.

"Karena kau menyia-nyiakan pria kayak Gael. Dia gamonin kau puluhan tahun sampe udah mau bau tanah aja gak lupain kau! Segitu cintanya! Kau sia-siakan dia untuk hantu abal-abal posesif tukang bunuh kayak Gin?! Aku tau kau gak waras, tapi ternyata kau sampai tidak punya otak begini!"

"Gin juga mencintaiku sampai sekarang!"

"DIA GAK SETIA!!"

"Memang Henrique setia?!"

"Dia gak menikah!"

"Oh."

'Aku tau sih soal dia yang mungkin saja suka denganku.... Tapi aku gak hiraukan.'

"His. Aku harap kalo aku menikah nanti setidaknya pria itu setulus Gael, sepintar Conan, sekuat dan bisa melindungiku kayak ayahku."

'Standarmu ketinggian!'

"Bocah sepertimu jangan pikirkan soal cinta-cintaan dulu. Fokus tumbuh aja sana. Usahakan jangan terlibat cinta saat usiamu belum matang. Karena kau belum dewasa dan tidak tau bagaimana cara memperlakukan orang lain dengan benar." - balas Cider tegas.

"Oh pengalaman ya. Dasar perawan tua."

"Kau mau kujambak sekarang sampai botak?"

"Aku gak habis pikir dah. Kenapa kau bisa jatuh cinta sama Gin? Kalau Gin cinta sama kau, aku ngerti. Bisa segalanya, mana cantik dan kuat pula, cewek juga kayaknya bisa nge-crushin kamu yang girl crush gitu. Tapi Gin, apa bagusnya dia?! Mana kalian aja jarang banget ketemu, kenapa coba?!" - tanya Hiromi seraya melepas rambut Cider.

"Bukankah justru karena kami jarang bertemu makannya menghargai setiap waktu yang kami habiskan bersama?" - tanya Cider cuek seraya merapikan rambutnya.

'Eh-' - Hiromi tidak mampu lagi membalas ucapan Cider. Ucapan itu seolah menusuk hatinya dengan telak.

"Orang-orang tidak akan menyadari betapa berharganya seseorang atau sesuatu sampai mereka kehilangan itu. Jangan sia-siakan orang yang ada di dekatmu, terutama yang menyayangimu. Kau tidak tau kapan kau akan kehilangan mereka. Jangan sampai hal yang harusnya mejadi kenangan berharga berubah menjadi penyesalan. Sama seperti diriku dengan Gin. Kami bisa mati kapan saja dalam bertugas, karena itu kami menghargai waktu yang kami habiskan bersama, meski semua hanyalah misi."

Hiromi baru hidup selama 12 tahun. Tapi Cider, dia sudah hidup selama ratusan tahun. Dia memiliki banyak pengalaman tentang kehidupannya yang memberinya pelajaran. Hiromi sadar, dia tidak akan bisa berdebat soal itu dengan Cider. Cider mengerti sisi terang dan sisi gelap dunia ini, sedangkan Hiromi baru mengenal setengahnya.

'Meski kehidupan Cider hanya bunuh membunuh, tapi dia memiliki banyak pengalaman hidup.'

"Kau menyesal kah saat seperti itu?"

"Menyesal? Tentu saja. Karena kebodohanku, aku harus membunuh keluargaku. Aku harus mati terbunuh sebelum mengakui perasaanku pada pria itu. Aku mati tanpa memiliki teman dekat di sampingku untuk menangisi kematianku karena aku membatasi antara diriku dan Vermouth yang bisa menjadi teman baikku. Yah.... Aku anggap itu sebagai karmaku. Makanya aku tidak mau kau mengulang kesalahan yang sama." - jawab Cider santai.

'Oh iya-'

Apa itu? Apakah itu butterfly effect atau domino effect? Hanya karena seorang gadis yang terlalu polos menuruti kebaikan seorang pria tidak dikenal. Semua bermula dari sana, yang kemudian menjadi pembunuhan berantai yang terjadi selama puluhan tahun hingga mengguncangkan seluruh dunia, membuat organisasi merasa takut dengan gadis itu hingga bertindak semakin brutal agar tidak terjadi kesalahan yang sama, organisasi itu menjadi dikenali oleh berbagai lembaga kepolisian, dan ketika diketahui 'gadis itu' masih hidup, organisasi berniat membakar satu tempat menjadi abu agar gadis itu dipastikan tewas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

R E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang