21 - Cider dan Gin

603 86 7
                                    

Beberapa tahun yang lalu.....

Terlihat sosok dua pria berpakaian serba hitam di dalam sebuah bar. Salah satunya adalah pria tinggi berambut silver panjang, dan satunya lagi pria berkacamata.

Tidak hanya mereka, tapi wanita bersurai pirang juga ada di sana bersama mereka.

"Minuman yang kau pesan itu... Adalah Cider kan?" - tanya wanita berambut pirang itu dengan tenangnya, hanya untuk mendapat tatapan tajam dari pria berambut silver itu.

Vodka, Gin, dan Vermouth. Codename untuk ketiga orang itu dalam sebuah organisasi. Codename yang berasal dari minuman keras.

"Aku sangat menyayangkan kematiannya. Sudah beberapa tahun ya sejak itu. Meski dia tidak suka memunculkan diri, dia sangat dekat padaku. Dia anggota paling ahli sampai kematiannya. Sayang sekali tidak banyak yang tau soal dia." - ucap Vermouth, mengingat sosok wanita bersurai putih salju itu.

Namun Vodka, yang tidak mengerti apa-apa, hanya bisa terdiam dengan ekspresi bingung. Dia pernah mendengar soal Cider, tapi tidak pernah bertemu dengannya secara langsung.

Satu-satunya yang dia tau adalah, Cider sangat setia pada boss.

"Dia juga teman baikku. Aku tidak menyangka akhirnya akan seperti itu."

BRAK

"Aniki!"

Ucapan Vermouth terhenti karena Gin yang tiba-tiba berdiri dengan kasar hingga menyebabkan suara kursi dan meja yang seolah terbanting, kemudian Gin pergi dari bar itu. Vermouth hanya menatapnya datar, sedangkan Vodka bingung mau mengejarnya atau tidak.

"Ara, kau tidak tau siapa Cider itu ya?" - tanya Vermouth.

"Itu wajar kok. Cider sendiri sangat mengisolasi diri. Bagaikan dia orang yang tidak pernah ada. Cider tidak suka memperlihatkan dirinya. Hanya beberapa anggota organisasi yang pernah melihatnya." - Vermouth melanjutkan kalimatnya.

"Memang.... Siapa Cider ini?" - tanya Vodka penasaran. Dia sendiri sebenarnya tidak berharap jawaban banyak, karena sesuai kata Vermouth, 'disembunyikan'.

"Karena kau anggota yang sering bersama Gin, tidak ada salahnya kau tau. Tapi pastikan kau tidak membicarakannya di depan orang lain terutama Gin, anggap saja kau tidak tau soal Cider." - ucap Vermouth, seolah bisa membaca pikiran Vodka.

"Cider, dia adalah tangan kanan boss yang sangat setia sejak dulu. Dia bukan sekedar menjadi tangan kanan secara cuma-cuma begitu saja. Dia sangat kuat dan licik. Dia bisa membunuh ratusan orang hanya dalam satu malam. Dia wanita paling kuat pada masanya. Tidak pernah ada yang bisa lolos darinya." - Vermouth mulai menjelasan tentang Cider.

"Wa-wanita?!"

"Dia dijuluki shinigami sejak itu, karena bagaikan dewa kematian, dia bisa menyebabkan kematian paling mengerikan dan paling banyak."

Pada masanya yang paling ditakuti adalah Cider, bukan siapapun lagi. Bahkan pembunuh berantai lain lewat kalau dibandingkan dengan Cider.

"Meski tidak pernah bertemu semua anggota, aku, salah satu yang bisa bertemu dengannya, cukup kagum dengan wanita itu. Bisa dibilang kami berteman baik."

"Bahkan pada Gin, Cider pernah menolong Gin dan sejak itu Gin merasa sangat berhutang pada Cider. Dia sendiri menghormati Cider. Sebenarnya tindakan baik seperti itu pasti mencolok di organisasi. Tapi karena hasil pekerjaan Cider selalu sempurna, semua dimaklumi." - Vermouth lanjut menjelaskan secara panjang kali lebar.

"Lalu berkhianat?" - tanya Vodka lagi, bingung dengan yang dimaksud 'berkhianat'.

"Sesuai yang tadi kukatakan, dia licik. Ternyata dia sudah bekerja sebagai NOC sejak 20 tahun terakhir saat dia masih hidup. Padahal dia sudah bekerja untuk organisasi lebih dari 20 tahun. Tidak sulit baginya, dia itu sangat misterius. Meski begitu, hingga sekarang dia sangat dikenal di organisasi sebagai anggota tak terkalahkan." - Vermouth masih dengan senang hati menjawab pertanyaan Vodka. (20 tahun gak termasuk setelah Cider udah mati)

R E DWhere stories live. Discover now