23. She is everything

Start from the beginning
                                    

"Hei, jangan menangis." Derjov menangkup pipi istrinya, mencium bibirnya berkali-kali. "Aku senang kamu baik-baik saja, aku khawatir."

"Guelzio yang menjemputku."

Perasaan senang Derjov seketika menghilang. "Kenapa tidak pulang dengan Jevian itu? Kamu keluar bersamanya, dan bagaimana bisa Guelzio dengan mudah menemukanmu?"

"Aku... aku menginap di apartemen, Jevian yang mengantarku ke sana kemarin. Lalu dia langsung pulang ke rumahnya, katanya tidak enak jika kembali ke sini. Nanti barang-barangnya akan aku pulangkan."

"Syukurlah," Derjov menghela napas lega.

"Ah iya, sebaiknya kamu mandi sekarang, bukannya nanti ada acara?" Entah kenapa Kirei jadi gugup.

Derjov hanya mengulum senyuman, kemudian beranjak menuju ke kamar mandi.

Kirei menatap kepergiannya dengan sedih. "Aku tidak ingin menyakitimu lagi. Aku akan berikan apa yang kamu mau sejak awal," ucapnya pelan kemudian melihat pigura di dinding yang berisi foto Derjov dan Zavel.

***

Acara pesta formal itu cukup meriah, dihadiri tamu-tamu penting dari perusahaan besar. Derjov dan Kirei datang sedikit terlambat karena Zavel sempat rewel. Kirei tidak punya waktu untuk menidurkannya, jadi bayi itu ikut dibawa dengan kereta dorong.

"Saya lega Anda menghadiri acaranya," Gerald menyambut kedatangan Derjov.

Pria tampan itu hanya mengangguk. Kemudian dia menoleh, melihat sang istri yang dari tadi hanya berdiri diam dengan memegang kereta dorong.

"Ayo kita duduk."

Kirei menoleh, tersenyum kecil.

Mereka duduk di salah satu meja. Beberapa orang penting menyapa Derjov, dan Kirei tersenyum ramah saat Derjov memperkenalkan Kirei sebagai istrinya dengan bangga.

Baru kali ini Kirei mau menghadiri acara bersama, biasanya dia akan membuat alasan dan pergi. Malam itu, dia mengukir banyak senyuman bersama Derjov. Mereka menikmati setiap detik acaranya.

"Kepada Tuan Derjovzier Khlenzio, dipersilakan."

Suara MC itu membuat Kirei agak terkejut. "Jov, kamu juga sambutan?"

"Tentu saja, lalu kenapa aku ada di sini?" Derjov tersenyum sambil menggeleng pelan, dia segera melangkah ke podium.

Mata Kirei membulat, ini pertama kalinya dia melihat Derjov berpidato. "Aku bahkan hampir lupa jika suamiku seorang pemimpin perusahaan."

Untuk sesaat Kirei kagum melihat cara Derjov berbicara di depan. Dan mungkin tidak hanya dia yang merasakan itu. Dilihat dari mana pun, Derjov memiliki semua aspek suami idaman.

"Untuk terakhir, saya ingin berterimakasih kepada istri saya, Bianca Kirei, yang telah memberi saya sebuah kehormatan menjadi seorang Ayah." Derjov melihat Kirei yang duduk agak jauh darinya. "Dia adalah segalanya bagi saya, dunia saya."

Kirei terdiam bahkan tidak berkedip, hingga bulir air mata menetes dari matanya.

"Istri dan anak saya adalah semangat saya untuk bekerja dan menjalani hidup ini. Aku mencintaimu, Rei." Derjov tersenyum lebar, kemudian segera kembali duduk diiringi dengan tepuk tangan yang meriah.

Kirei gelagapan saat orang-orang mulai memandang ke arahnya. Buru-buru mengusap air matanya yang sudah mengalir sampai pipi.

Hingga acara berlanjut, Kirei hanya diam sambil menunduk, meremat gaun yang dia kenakan. Namun kemudian, Derjov menggenggam tangannya. "Maaf, kamu pasti merasa malu."

Kirei menggeleng kecil sambil menatapnya. "Ah tidak, aku hanya merasa... terbebani."

Derjov tersenyum. "Apa pun yang terjadi, kita akan tetap bersama untuk membesarkan anak-anak kita."

Kirei hampir saja akan runtuh, tapi dia menguatkan dirinya. "Kamu berlebihan, aku tidak sebaik itu untuk menjadi duniamu."

"Mau bagaimana lagi? Memang begitu kenyataannya yang aku rasakan."

"Aku jadi benar-benar merasa tidak cocok denganmu," Kirei tersenyum masam.

"Hei, aku tidak mengerti kenapa dari tadi kamu mengatakan hal seperti itu? Itu tidak penting saat kita sudah menikah. Kita hanya perlu menjalani semuanya dengan baik."

Kirei benar-benar tidak tahan, air matanya kembali mengalir.

Derjov langsung mendekapnya agar tidak ada yang melihat Kirei menangis, kemudian tangannya bergerak mengelus rambut istrinya dengan lembut. Sementara matanya menatap Zavel yang sudah terlelap di dalam kereta dorong itu.

"Kenapa kamu sangat sedih Rei? Aku tahu ini bukan air mata kebahagiaan."

Kirei menggeleng pelan. "Di kehidupan yang baru nanti, aku ingin suami sepertimu tanpa ada kisah yang rumit."

Derjov tidak mengerti. "Kamu bilang, aku bukan suami impianmu."

"Aku baru menyadari semuanya."

"Menyadari semuanya?"

"Menyadari tempatmu dalam hidupku yang sebenarnya."

"Apa kamu mencintaiku?"

Kirei melepaskan pelukannya, kemudian menatap Derjov dengan sedih.

Jika Kirei mengatakan bahwa dia mencintai pria itu, akan semakin sulit baginya untuk menghadapi kenyataan suatu saat nanti. Derjov akan semakin terluka lagi.

"Aku hanya tidak ingin memberimu kesedihan lagi dalam hidup."

"Apa maksudmu? Berhenti omong kosong." Derjov memegang kedua lengan Kirei dengan kuat. "Di mana sebenarnya tempatku dalam hidupmu?"

"Aku lelah, mari kita pulang saja, Jov."

TBC

Can You Love Me? .endWhere stories live. Discover now