20. Nothing is Free, Little Girl

Start from the beginning
                                    

Luka mundur satu langkah ketika Angkasa mendekatinya. "Kamu mau apa menemui saya?" tanya Angkasa dari jarak dekat.

"Aku mau mengajukan berkas beasiswa, Om."

Angkasa melangkah kesisi lain sambil membenarkan ikatan bathrobe dipinggangnya. "Mana berkas mu," pinta Angkasa.

Luka segera mengeluarkan Map berwarna biru dari dalam ranselnya. Ia melangkah mendekati Angkasa lalu menyerahkan berkasnya. Angkasa meraih berkas dari tangan Luka, ia membuka serta membolak-balik isinya beberapa kali. "Saya menolak," ucap Angkasa santai menyerahkan kembali berkas yang ia pegang kepada Luka.

"Ta-tapi kenapa?" Luka menatap Angkasa tidak percaya.

"Memang saya tidak boleh menolak?" Angkasa bersedekap dada menatap Luka.

"Alasannya?" tanya Luka.

"Apa itu perlu?" Angkasa bertanya balik.

"Saya jadi bertanya-tanya kenapa beasiswa kamu bisa dicabut, apa kamu membuat masalah di sekolah? Saya tidak bisa menjamin kamu tidak akan membuat masalah di sekolah saya nantinya jika saya menyetujui beasiswamu kembali," terang Angkasa.

"Tapi aku nggak pernah buat masalah," balas Luka sedikit kesal.

"Lalu kenapa beasiswa mu dicabut?"

"Itu-itu karena." Luka terdiam cukup lama. Ia memikirkan jawaban yang logis untuk menjawab pertanyaan Angkasa.

"Lihat, kamu diam. Itu artinya kamu tidak punya alasan yang kuat kenapa saya harus menyetujui hal ini," ucap Angkasa.

"Tapi Om, aku benar-benar nggak buat masalah di sekolah Om, tolong bantu aku." Luka dengan tatapan memelas menatap Angkasa agar pria itu mau berbelas kasih kepadanya.

Angkasa tersenyum tipis membuat Luka bingung melihatnya. "Tidak ada yang gratis di dunia ini gadis kecil," balas Angkasa.

"Maksud, Om?"

"Seperti kata saya kemarin, saya bisa membantumu. Tapi tidak gratis," lanjut Angkasa.

"Terus aku harus ngapain?" tanya Luka to the point.

"Menurutmu apa yang dibutuhkan pria dewasa seperti saya?" Angkasa tersenyum miring.

Luka tampak berpikir, apa yang dibutuhkan pria dewasa? Luka merogoh handphone dari saku jeans yang ia pakai lalu mengetik sesuatu di sana. "Kata google pria dewasa butuh kalori, lihat." Luka menunjukkan hasil penelusuran googlenya ke depan wajah Angkasa.

"Jadi Om butuh kalori, itu artinya butuh makanan? Kalau cuma makanan aku bisa masak kok Om," lanjut Luka, ia mengerti kemana arah pembicaraan Angkasa, mengeluarkan ponsel dan bertanya kepada google hanyalah trik kecil dari Luka, setidaknya dengan pura-pura menjadi gadis polos dapat menyelamatkan harga dirinya sementara waktu.

"Ck, gadis polos seperti mu tidak mengerti apa-apa," ucap Angkasa datar menjauhi Luka, ia melangkah menuju balkon kamarnya.

"Om aku mohon, aku butuh banget bantuan Om." Luka menyusul Angkasa.

"Tidak gratis." Kata itu lagi yang Angkasa ucapkan sambil menatap ke arah depan.

"Iya iya nggak gratis, aku bakalan lakuin apa yang Om suruh." Luka kesal mendengar kalimat tidak gratis yang Angkasa ucapkan berulang kali.

About Everything [END]Where stories live. Discover now