14. She's a Antagonist

Magsimula sa umpisa
                                    

"Giliran gue." Aurel melempar dengan keras telur itu mengenai wajah Luka. Sepertinya pipi Luka tergores.

Sudah beberapa menit Alexa belum kembali Ersya memutuskan untuk melempar telur bagian Alexa. "Ersya!" teriak Orion diujung koridor.

"Orion gue cum-"

"MINGGIR" bentak Orion kasar. Ia menatap dingin ke arah Aurel.

Ersya sedikit menjauh dengan kepala tertunduk. Orion terlihat begitu marah padanya?

"Luka," Orion menangkup kedua pipi Luka lembut.

"Orion... a-aku takut," lirih Luka. Ia sedari tadi menahan tangis.

"Jangan takut. Gue terlambat ya datengnya?" Orion tidak tega melihat mata Luka berkaca-kaca ia segera mendekap Luka ke dadanya. Menenangkan gadis itu.

"Yon, apa bagusnya sih lo belain cewe ini? Dia pantes diperlakukan kayak gini. Cewe rendahan, miskin, nggak punya orangtua," hina Ersya.

"Gue denger cewe rendahan ini dari bayi udah di panti asuhan, pasti ibunya jalang rendahan ... ibunya nggak sudi punya anak kayak dia lalu dia dibuang," timpal Aurel.

"Shut up bicth!" Orion berdiri menatap Ersya dan Aurel bergantian, sorot matanya begitu tajam seolah siap menguliti orang di depannya hidup-hidup membuat nyali Aurel serta Ersya langsung ciut.

"Kalau Luka cewe rendahan. Maka lo berdua adalah cewe yang nggak ada harganya!" tunjuk Orion membuat kedua gadis itu terkejut.

Alexa kembali melihat Orion tengah berteriak kepada dua temannya. "Apa-apaan sih, Ion. Kok kamu marahin mereka."

"Lo ajarin teman-teman lo, jangan ngebully orang seenaknya," sentak Orion.

Orion menggendong Luka ala bridal style. Ia kembali menatap Ersya dan Aurel yang sudah menyakiti Luka. "Gue nggak punya waktu buat nyakitin kalian sekarang, tapi ingat gue nggak pandang bulu buat nyakitin siapa pun. Gue pastiin kalian berdua nggak akan tenang kalo berani nyakitin Luka lagi."

Ersya dan Aurel menunduk ketakutan sedangkan Alexa otaknya sedikit ngelag membaca situasi.

"Duh gimana nih?" Aurel berucap panik.

"Udah tenang aja, lagian ada Lexa yang bakalan lindungin kita," balas Ersya.

"Tadi kenapa sih?" tanya Alexa.

"Lo lagi beruntung nggak dibentak sama Orion karena lo tadi angkat telepon. Malah kita berdua yang disalahin, padahal lo juga ikut bully, Luka," jelas Aurel.

Alexa tertawa mendengar penjelasan Aurel. "Udah lo berdua tenang aja." Alexa merangkul bahu kedua temannya itu agar mereka tidak perlu panik.

***

TETT

Inti Slytherin tengah berkumpul dimeja kantin khusus mereka. Kantin ramai oleh para manusia kelaparan. "Orion masih jagain Luka?" tanya Arkan.

"Hm," jawab Elang.

"Kayaknya Orion beneran suka sama tu cewe," celetuk Fino.

About Everything [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon