13 | Wangsakrama

1.5K 288 27
                                    

13 | Wangsakrama
Susun Galur Keluarga (Silsilah)



***



Jakarta, 25 Mei 2020

Putri terduduk di atas kursi di depan meja belajarnya sembari menggenggam telepon selulernya. Sudah dua hari berlalu sejak hari raya dan ia belum sempat menghubungi kawan-kawannya via video call. Memang mereka sudah mengucapkannya melewati chat di grup, tetapi kurang lega rasanya jika tidak secara langsung. Ada Jolanda, Berlian, dan Dita. Mereka berempat asyik bercanda ria sembari menceritakan pengalaman pertama mereka merayakan hari yang suci tanpa kehadiran sanak saudara, serta tetangga-tetangga karena PSBB masih diberlakukan. Tak lupa, mereka membicarakan berita terhangat yang sedang viral di sekolah. Begitulah, Covid-19 tak membatasi pertemanan mereka yang sudah terjalin sejak SMP.

Melirik ke arah jendela yang tertutup, gadis itu melihat penampakan Putra yang tengah melamun sembari menatap ke arah pepohonan rindang di sebelah kediaman Putri. Terlihat pula Hawe yang tengah berkeliaran di dekat jendela Putri dan tidak bisa masuk, sebab pendingin ruangan tengah dinyalakan. Sudah dua bulan Putri menyembunyikan keberadaan Putra dari sahabatnya, padahal jika ada apa-apa ia selalu bercerita kepada tiga sekawan itu. Mungkinkah Putra tidak keberatan jika Putri menceritakan kemunculannya kepada Jolanda, Berlian, dan Dita?

Merasa terpanggil, Putra tanpa menoleh langsung menjawab pertanyaan batin Putri. "Ceritakan saja kalau kamu mau."

Gadis itu akhirnya mencari-cari waktu yang tepat untuk menyela obrolan sahabatnya dan menceritakan tentang sosok gaib yang tiba-tiba muncul di hadapannya. "Guys, gue mau cerita sesuatu nih."

"Ya cerita aja langsung," sahut Jolanda yang dari layar handphone terlihat tengah memakan salah satu produk cepat saji yang cukup terkenal di Indonesia.

Dita yang tengah rebahan di atas ranjang, ikut menimpali. "Iya nih, tumbenan lo minta izin dulu sebelum cerita sesuatu. Ini pengakuan dosa apa bukan?"

"It has to do with her privacy, deh. Putri, 'kan, emang gitu kalau lagi mau ngomongin sesuatu yang personal banget." Berlian yang terlihat tengah duduk tanpa melakukan apa-apa, bersuara. Di antara sahabat-sahabatnya yang lain, gadis itu selalu nyaman berbincang dengan Berlian karena ia mengerti mengenai hal-hal spiritual seperti kemampuan Putri yang tidak banyak dimiliki oleh orang lain.

"Jadi, beberapa bulan yang lalu. Maret tepatnya, tanggal delapan atau sembilan, gue namatin ceritanya Sista Sarkara. Kalian masih inget, 'kan? Gue pernah cerita kayaknya kalau itu cerita ngejadiin Hayam Wuruk sebagai male lead-nya," terang Putri, mencoba menceritakan pengalamannya seruntut mungkin.

Berlian tanpa pikir panjang langsung menjawabnya. "Inget kok, gue juga baca cerita itu. Forgive Me For Leaving You bukan, sih, judulnya?"

"Gue juga inget." Dita ikut menjawab singkat, sedangkan Jolanda hanya mengangguk karena mulutnya dipenuhi makanan. Putri menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan ceritanya.

"Tengah malem gue bacanya, terus gue ngerasa sedih banget gara-gara baca tentang Perang Bubat sama ending-nya, gue enggak terima kalau Ayu balik ke masa depan dan ninggalin Hayam Wuruk. Maharaja gue jadi sad boy banget di sana, hati gue rasanya kek ... diremes-remes, terus dibalur tepung dan digoreng di minyak panas anjrit. I cried a lot, mata sembab terus hidung gue kesumpet, suara juga bindeng. Pokoknya penampilan gue malem itu berantakan banget deh."

PratiwimbaWhere stories live. Discover now