Dandelion 58

23 11 1
                                    

Dara mengadah ke arah langit saat rintik air turun dari sana dan tidak sengaja mengenai wajah. Musim dingin telah berakhir, tapi awan dengan warna pekat itu justru menghiasi langit seolah tidak membiarkan hatinya yang telah membeku untuk mencair.

"Ayo masuk!" titah Won yang sudah membukakan pintu.

Dara menarik simpul tipis di bibir pucat yang sudah beberapa hari ini tidak dia poles dengan gincu, kemudian mencoba membalas senyuman Pria di depannya. Kendaraan roda empat itu melaju perlahan di atas jalan. Won melirik dari kursi kemudi pada Gadis cantik yang sedang memandang rintik hujan.

"Apa ada film yang ingin kau tonton akhir-akhir ini?" tanya Won.

"Tidak ada," jawab Dara terlihat tak tertarik. Dia tidak ingat kapan terakhir kali membuka akun sosial medianya. Bahkan jika Won tidak menelponnya berkali-kali, mungkin saat ini Dara masih termenung di dalam kamar mendiang sang nenek tanpa ingin melakukan apapun.

Tangannya sengaja dia keluarkan untuk menadahkan air hujan yang jatuh tidak begitu deras.

Won tersenyum kecut padahal sudah seminggu menunggu kesempatan untuk mengobrol berdua dengan Dara. Namun, Gadis itu sepertinya belum benar-benar sembuh dari rasa sakit yang dia terima.

Diingat lagi kejadian saat dia datang ke rumah duka...

Won datang dua hari kemudian untuk mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya  sang nenek , di tangannya terdapat buket bunga besar yang telah dia pesan khusus dengan gradiasi warna yang indah, tapi setelah datang ke sana gadis yang dia cari tidak berada di sana dan itu membuat Won bertanya-tanya.

"Won Oppa!" panggil seorang Gadis yang sudah sering dia lihat, dia melambai beberapa kali pada Won dari kejauhan.

Dahi Won berkerut saat melihatnya seorang diri. "Soyong?"

"Oppa sendirian?" tanya Soyong antusias, sementara Won hanya menganguk mendengar pertanyaannya.

"Oh iya, di mana Dara?"

Mata Soyong memincing sejenak. "Ah, Dara Onnie! Dia pingsan, karena kelelahan setelah kejadian malam itu." Soyong menelengkan kepala mencoba membaca raut wajah Pria di depannya. "Apa Won Oppa tidak tau hal itu?"

Wajah Won berubah masam dengan tatapan tajam pada Gadis muda di depannya, sampai-sampai Soyong membungkam mulutnya. Namun, saat dia ingin berbalik untuk meninggalkan ruangan kerah kemeja Won dicengkram erat oleh seseorang. Matanya melebar saat sadar, tapi tatapan Pria di depannya tidak menghangat.

"Hyung?"

Won diajak ke luar dari ruangan, lalu dengan paksa melepas cengkraman. Ditatap Pria di depannya penuh tanya merasa bahwa dia tidak melakukan kesalahan apapun padanya.

"A-ada apa Hyung?" tanyanya ragu.

BUK

Hantaman keras didapat oleh Won. Pipi kanan itu memerah sekarang, sementara Soyong yang mengekori mereka tidak berani melerai saat pukulan sudah mendarat. Buket bunga yang dibawa untuk mendiang nenek jatuh ke lantai. Beberapa kelopak bunganya terhempas dan menjauh dari tangkai.

Dandeliar ✔Where stories live. Discover now