Dandelion 2

72 48 11
                                    

"Dara!" pekik seseorang dari luar rumah kesekian kalinya seraya mengetuk pintu. Dia tau betul siapa pelakunya, si pembuat keributan pagi-pagi seperti ini. Dara melangkah cepat ke depan pintu.

KRIETTT

"Sudah siap?" tanyanya atusias, Dara menganguk beberapa kali pada Gadis yang sedang sibuk mengoleskan lip tint ke bibir mungilnya, lalu mengecap beberapa kali agar warnanya merata atas dan bawah.

Dara merogoh saku jaket mencari lip tint miliknya. Namun, tidak menemukan benda itu di sana. Dia segera membuka tas dan mencarinya di sudut-sudut tas. Merogoh beberapa kali, barangkali benda kecil itu terselip di antara buku-buku yang tersusun rapih di dalam, tapi tak kunjung menemukan benda itu setelah tangannya berhasil meraba semua sudut.

"Apa yang sedang kau cari?" tanya Ri El penasaran saat melihat sahabatnya kebingungan.

"Lip tint!" jawab Dara memutar bola mata, coba mengingat di mana terakhir kali dia meletakkan benda mungil kesayangan yang baru dia beli tersebut.

"Sudah ingat?" Dara menggeleng, Ri El yang jenuh segera menarik lengan Dara ke hadapannya. "Jangan bergerak!" titahnya pada Dara seraya mengoleskan benda merah itu pada bibir mungilnya. Dara memincing percaya penuh pada penata rias dadakan yang ada di depannya.

"Sudah!" Dara membuka matanya perlahan. "Wahhh cantik!" pekik Ri El bangga, lalu memberikan kaca miliknya pada Dara.

Tidak lama Dara ingat kemana lip tint barunya pergi, seketika hatinya terasa panas saat mengingat kembali kejadian itu. "Ishhh, tapi dia tidak mengembalikannya saat kami bertatapan di kelas kemarin!" gumamnya dengan sebal.

"Apa?"

Dara melirik. "Ahh, tidak. Ayo berangkat nanti kita bisa terlambat!" ajak Dara seraya menggandeng lengan Ri El.

Diperjalanan menuju sekolah. Matanya tidak sengaja mendapati sebuah mobil sport merah yang kemarin terparkir di pematang jalan dekat sungai, saat dia berusaha menyelamatkan seorang gadis yang tengelam. Dara mendekat dengan langkah cepat, sementara Ri El yang ada di belakang hanya mengekori ke mana langkah kakinya menuju. Mobil sport merah itu sedang terparkir di depan sebuah mini market.

"Ini sepertinya mobil yang sama?" gumam Dara seraya meneliti plat, serta kedua kaca spion yang tertempel sticker aneh berbentuk hati.

Dara berdecih kecil, lalu menoleh ke kanan dan kiri memastikan bahwa sang pemilik sedang tidak berada di sekitar mobilnya. Dia berjinjit mencoba mencari pemilik mobil di dalam mini market yang posisinya lebih tinggi dari pematang jalan.

'Sepertinya dia tidak ada di dalam? Ke mana dia?' batinnya, lalu memutari mobil sport merah itu.

"Sekarang apa?" tanya Ri El yang dari tadi diam memperhatikannya, sebab Dara terlihat seperti orang bingung.

"Entahlah? Mobil sialan," maki Dara di depan sana dan menendang ban depan mobil itu beberapa kali, karena merasa geram. Dia berenti sesaat setelahnya saat dirasa kakinya berdenyut. Dara mendekat ke arah kaca mobil yang ditutup rapat, lalu mencoba mengintip ke dalam.

'Gelap!'

Tidak sadar seseorang sudah menatapnya dari dalam mobil sejak tadi, membuat Dara terkejut dan spontan terjatuh ke belakang.

"Aww!" ringisan pelan berhasil lolos dari bibirnya, lalu dia bangkit seraya menepuk-nepuk celananya yang kotor. Pintu mobil terbuka menunjukan Pria bermanik mata biru yang akhir-akhir ini membuatnya pusing tiap kali bersitatap.

"Kian!" desis Ri El terkerjap melihat Pria bermanik mata biru itu menatap mereka berdua dengan tajam, dilirik ban mobil miliknya yang tadi ditendang oleh Dara beberapa kali.

Dandeliar ✔Where stories live. Discover now