Go Away!

648 190 4
                                    

"Jadi kamu sudah pulang?!"

Minho yang sejak tadi melamun memandang cangkir tehnya seketika terperanjat dan menoleh ke belakang. Di sana, di ambang pintu dapur jelas terlihat seorang remaja berdiri memandangnya tajam.

"Je ..." sebut Minho pelan, tapi si empunya nama justru mendecih dan melengos.

Aku kesal melihatnya, buru-buru aku bangun dari lantai dan mendekati bocah itu untuk segera menggeram, memberikannya peringatan sembari menunjukan deretan taring tajam yang kupunya.

'Gggrrr!!!'

"Hei! Apa-apaan anjing gila ini? Mau kupotong, huh? Kau ingin kujadikan sosis rupanya!" ancamnya, tapi aku tak goyah, aku tetap berdiri di depannya seraya menghadang.

"PERGI!" teriakku kencang, tapi saat itu juga Minho datang dan menarikku. Ah, tidak, ia justru berdiri di depanku seraya melindungiku.

Kenapa jadi kebalik gini?!

"Channie, jangan," titahnya sebelum menatap wajah saudara tirinya itu dan kembali berucap, "maafkan aku, Je. Beberapa hari lalu ak—"

"Aku gak menanyakan tentangmu," potongnya tiba-tiba, membuat Minho terperanjat mendengarnya. "Aku hanya ingin menanyakan, apa kau mengambil isi tabunganku dari dalam kamar?!" sambungnya.

Hei! Apa dia baru saja menuduh Minho mencuri? Kurang ajar! Dasar tak tahu diri! Bagaimana bisa kau menud—

"Maaf, aku terpaksa."

APA?!

"GIMANA BISA KAMU MEMAKAI UANG TABUNGANKU SEENAKNYA TANPA IJIN DULU!" Bocah ini mendadak berteriak kencang hingga membuat Minho memundurkan langkahnya karena kaget, wajahnya pun tertunduk.

"M-maaf, Je. Waktu itu ak—"

"Aku gak butuh alasanmu! Kau tahu uang itu untuk apa?! Itu untuk membayar semesteran nanti! Dan dengan seenaknya kamu memakai uang itu tanpa permisi! Punya otak gak sih?!"

"HEI!" Aku menggonggong kencang sembari maju ke arahnya. Aku kesal, sungguh, benar-benar sudah berada di puncak kepala rasa amarahku ini.

"KAU, ANJING GILA! BERHENTI MENGGONGGONG KE ARAHKU!" bentaknya membalasku.

Baru saja aku hendak maju dan mungkin akan menggigitnya, tapi saat itu Minho justru memegangi kalungku sebelum berucap, "maaf ... aku tau aku salah, seharusnya aku menanyakan dulu padamu, dan tak seenaknya menggunakan barang apa pun milikmu. Aku janji, aku akan menggantinya setelah ini. Beri aku tenggat waktu satu bulan, jika aku tak bisa membayarnya, aku akan pergi dari rumah ini. Dengan begitu, kamu bisa kembali pulang dan tak perlu tinggal di luar sana lagi."

Aku mematung, sungguh tak percaya dengan apa yang kudengar barusan. Kenapa Minho mengatakan itu?! Bagaimana bisa dia ... Ya, Tuhan. Aku mau jantungan aja.

Jeongin, bocah sialan itu, terlihat mendengkus geli dan tersenyum meremehkan. Ia lantas bersidekap di depan dadanya sebelum menjawab, "kalau emang mau pergi kenapa gak dari sekarang aja? Toh, aku juga gak peduli kamu mau melakukan apa pun di luar sana."

Selepas berkata demikian, ia pun segera berbalik dengan wajah terlihat begitu kesal. Aku bahkan melihat ia mengusap kasar wajahnya sembari menggerutu entah mengatakan apa, sesudah itu ia pergi dengan membanting pintu, meninggalkan Minho yang mematung di dapur dengan mata berkaca-kaca.

"Segitu bencinya 'kah kamu padaku, Je? Sampai pulang ke rumahmu sendiri pun kamu gak mau." Ada setetes air mata yang dijatuhkannya, walau pada detik berikut segera ia hapus lagi.

"Chan," ia memanggilku pelan, dan tersenyum getir sesaat sebelum kembali berucap, "terima kasih sudah mau membelaku."

Selepas berkata begitu, Minho segera masuk ke dalam kamarnya. Ia menangis, aku tahu dan aku mendengarnya meskipun samar-samar. Pun entah kenapa rasanya hatiku ikut teriris saat melihat perlakuan adik tirinya tadi. Kenapa ia bisa tega sekali?

Aku bingung harus bagaimana, dan hanya diam memandang sendu ke luar jendela, melihat si setan kayu yang sedang sibuk mengumpulkan biji-bijian di dalam lubang pohonnya.

Hhhh ... kupikir setelah ini takkan ada lagi yang melukai Minho, tapi ternyata aku salah, dan aku sedih karena tak bisa melakukan apa pun untuk menolongnya.










































 kupikir setelah ini takkan ada lagi yang melukai Minho, tapi ternyata aku salah, dan aku sedih karena tak bisa melakukan apa pun untuk menolongnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wow, aku update sampe tiga kali hari ini wkekek. Kelihatan banget seberapa gabutnya aku 🤣
Beneran, aku mau ngeberesin ff ini secepetnya. Jadi mungkin nanti malem atau besok udah nemuin ending. Oh, iya. Kalau ada kritik/saran, langsung DM aja ya. Wp ku eror, komennya gak masuk notiv samsek soalnya 😭

SiberiChan ✓ [Banginho] (Sudah Dibukukan)Where stories live. Discover now