SiberiChan ✓ [Banginho] (Sudah Dibukukan)

Summer Pop

(beberapa bulan kemudian)

"CHANNIEEEEE ...."

Aku sedang duduk di sofa sambil menonton Tv saat seruan itu terdengar memanggil namaku kencang sekali. Kudapati Minho sedang asyik masak sesuatu, aromanya yang enak tercium ke hidungku.

"Channie!" panggilnya lagi, suaranya yang dekat membuatku yakin kalau ia ada di belakangku saat ini.

Jadi, segera kuputar kepalaku sambil menyahut, "yes, honey?!"

"Astaga! Kau bisa mematahkan lehermu jika melakukan itu, dasar anjing bodoh!" omelnya seketika.

Uugh, dia mengatakan aku bodoh. Sial, kenapa rasanya tepat sekali?! Aku mendengus sesaat dan kembali memalingkan wajah, menonton lagi siaran gosip di televisi yang tengah tayang saat ini. Katanya artis Hollywood yang namanya ... uhm, siapa tadi? Aku tak mendengar jelas namanya? Ah, pokoknya artis di sana ada yang gagal menikah karena calon pengantinnya kabur dengan mantan pacarnya. Kasihan sekali, aku turut berduka cita mendengar itu.

"Kau mengacuhkanku?" Minho kembali berucap, suaranya melengking tinggi dan tangannya berkacak pinggang.

Haduh ada apa sih sebenernya sama dia? Sejak pagi aku lihat Minho senang sekali mengomel tak jelas. Aku jadi agak curiga, jangan-jangan dia datang bulan?

"Apa sih, sayang? Marah-marahmh mulu, uang belanja bulan ini masih kurang, hm?" jawabku. Tapi sial dia gak faham bahasa anjing!

Dia berlagak jadi suami beneran (╥﹏╥)

"Hhhh ..." Ia mendesah lelah sebelum merebahkan tubuhnya di sofa, di sebelahku. "Aku mencoba memanggang daging tadi, tapi karena aku tinggalkan mencuci pakaian jadilah gosong," keluhnya kemudian.

Ah, jadi ini alasan kenapa ia terus marah-marah? Baiklah, aku mengerti. "Tidak apa, sayangku. Aku akan memakannya nanti. Masakan buatanmu selalu enak, percayalah."

Minho menoleh, memandangku dengan alis berkerut sebelum bertanya, "apa kau sedang mengatakan sesuatu?"

Aahhh ... sialan. Dia benar-benar gak paham bahasa anjing. Percuma saja aku menjawab ucapannya.

Tiba-tiba suara ponselnya berbunyi, dan Minho segera pergi untuk mengangkat panggilan itu. Hanya terhitung beberapa menit saja ia berbicara dengan benda gepeng tersebut, sebelum ia kembali lagi disertai senyuman secerah matahari pagi.

Hei, kemana muka murung itu pergi?! Cepat sekali moodnya berganti.

"Chan! Ayo siap-siap!" serunya kencang.

Hm? Mau pergi ke mana emang? Lagian apa yang aku harus siapkan sih? Aku kan gak punya baju selain bulu lebat yang menutupi lemak jenuh di perutku ini. Aku mendengkus sebal.

Tapi kulihat Minho berseru lagi sembari setengah berlari masuk ke kamarnya, "Changbin mau datang mengajak kita ke taman di pusat kota! Mereka mau ajak kita jalan-jalan, Chan!"

Hah?!

Aku segera bangun dari sofa dan turun ke lantai. "Apa si pendek itu membawa mobil untuk kita pergi ke sana?" tanyaku.

"Dan sepertinya kau akan duduk bersama Umo nanti!"

What the fish?! Anjing itu lagi, huh! Apa tidak bisa dia sekali saja tak mengganggu hariku yang tenang ini? Dia sering sekali datang ke sini karena si pendek majikannya selalu numpang menitipkannya.

"Kau harus baik-baik dengan Umo nanti, ya!" Minho masih berseru dari kamarnya, membuatku kembali mendengkus sebal.

Kenapa aku harus baik dengannya?

Tapi ... oh, wait! Aku menemukan ide bagus haha.

"TENTU SAJA SAYANG, AKU AKAN BAIK DENGANNYAAA!!"

He he he ... kena kau Umo!

Ff ini mau aku tamatin, jadi mungkin tinggal beberapa chapter lagi. Anw, ini spoiler tapi mungkin peringatan juga. Ada bagian angst nanti, tapi gak begitu angst juga sih wkwk ><