Maple Tree

991 249 44
                                    

"Channie ... aku pulang ..."

Suara lembut disertai bunyi dentingan kunci yang dibuka seketika membuatku terjaga dari tidurku. Aku segera bangun, berjalan mendekat sebelum menggonggong kencang.

GUK! GUK! GUK!

MINHO! LIHAT! DI POHON TUA ITU ADA SETANNYA!

Aku segera mengadukan apa yang kulihat siang tadi padanya, tak lupa juga kugigit celananya dan setengah menyeret ia agar mau ikut ke arah yang kutunjukan.

"Hei! Celanaku jangan digigit, nanti robek!" pekik Minho, berusaha melepaskan gigitanku yang terus mengajaknya ke arah dapur. "Oke, oke, aku ingat kalau tadi pagi aku menjanjikanmu sosis, bukan? Sekarang aku sudah membelinya, jadi tolong lepaskan kakiku, oke!?"

Tidak! Bukan itu! Oh, oke sosis juga penting, tapi yang ini lebih penting lagi, sayang!

SETAN KAYU ITU TERUS MENGGANGGUKU SEHARIAN! AKU JADI FRUSTASI KARENANYA! TOLONG USIR DIIAAAAA ( ≧Д≦)

Guk! Guk! Guk!

Usir dia! Usir dia, Minho! Usir dia dari pohon itu!

"Yye ... beraninya main ngadu-ngadu!" Suara teriakan terdengar dari atas pohon, dan benar saja saat kutengok ternyata tupai sialan itu sedang duduk di sana, bersandar pada kayu sembari menggigiti sesuatu.

Ggggrrrr!!!

Enyah kau bajingan kecil! Aku akan menyunyah kepalamu setelah aku keluar dari rumah ini!

"Hei? Kamu kenapa?" Minho berjongkok di depanku dengan wajah bingungnya yang terlihat lucu.

Guk! Guk! Guk!

Sayang! Lihat itu! Dia menggangguku!

Aduku sembari mengangkat sebelah tangan ... eh? Tidak! Maksudku kaki depanku! Aku menunjuk ke arah pohon di luar jendela dengan sebelah kaki depanku. Memberitahunya ada apa di atas dahan kayu sana.

"Apa?" Minho menoleh, tapi setelah itu ia berkoor panjang lantaran menemukan apa yang aku maksudkan sedari tadi.

"Ooohhh ... jadi, dari tadi kamu ngegonggong terus tu karna melihat di pohon itu ada tupai, ya?" tanyanya. Akhirnya ia menangkap apa maksud gonggonganku tadi.

Tapi kemudian, "dia lucu 'kan!?"

APA!?

Mataku melotot seketika mendengarnya, dan si tupai setan itu malah tertawa di atas sana. Ia tergelak sambil menepuk-nepuk lutut dan perutnya karena ucapan Minho barusan.

TIIIDAAAAAAKKKK!!! DIA BENCANAAAA!!

"Ha ha ha ... tupai kecil lucu itu sudah ada di sana sejak beberapa bulan lalu. Dia selalu mengangkut biji-bijian dari kebun Tuan Luwis di belakang sana," papar Minho. Padahal aku tak menanyakannya sama sekali.

"Sudah kubilang 'kan? Majikanmu itu suka denganku!" kata si setan kayu di pohon itu. Lagi. Lalu tertawa terpingkal-pingkal karena melihat wajahku yang merungut kesal padanya.

Oke, aku kesal sekarang.

Kesal beneran.

Beneran kesal aku tuh.

Kalian paham 'kan?

Ah, gak asik! Aku mendengus sebal dan membelakangi Minho, tak mau bicara dengannya. Apalagi si setan kecil itu masih terus mengejek di atas pohon dengan menggoyang-goyangkan ekornya, membuat bokong sintal itu terlihat bergetar.

Aku bersumpah, aku akan mengunyahnya nanti!

"Kok jadi diam? Channie lapar, ya?" Minho merundukkan wajahnya hingga mata kami bersitemu tatap, membuat jantungku nyaris melorot karena terkejut bukan main. Dan ... ah, sial. Kalau begini mana bisa aku marah?

Ya, Tuhan ... jantungku sekarang lagi dugem di dalam dadaku dengan suara jedak-jeduk tak karuan. Apakah ini tanda-tandanya jantungan?

Tok!

Tok!

Mendadak suara pintu rumah Minho terdengar diketuk beberapa kali, membuatnya seketika menoleh dan berdiri sembari menggumam, "oh, sudah datang ya?"

Sudah datang?

Siapa?

Minho segera bersigegas membuka pintu sebelum menyapa dengan suara riangnya, "selamat datang!" Pada seorang lelaki yang berdiri di ambang pintu dengan ...

Guk!

ANAK ANJIIIIIIINGGG!!

































Hayo tebak siapa yang dateng? >,<Anw, covernya kuganti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hayo tebak siapa yang dateng? >,<
Anw, covernya kuganti. Mendingan yang mana kalo sama yang sebelumnya?

SiberiChan ✓ [Banginho] (Sudah Dibukukan)Where stories live. Discover now