Baby Blanket

1.2K 273 39
                                    

Minho menggendongku dan membawaku masuk ke dalam salah satu pintu yang kuyakini adalah kamarnya.

Benar. Ruangan di balik kayu persegi itu memang kamarnya. Tak terlalu besar, hanya berukuran 3×3 m² kira-kira dengan nuansa putih bersih dan juga ditata sedemikian rapih. Tak banyak pula benda di sini, cuma dipan, lemari baju, nakas, serta meja belajar dengan yang beberapa buku yang terbuka meski tak dia baca.

"Maaf tidak terlalu besar, tapi cukup nyaman ... ehm ... ya, mungkin nyaman bagimu juga?" cakapnya ragu; menunjukan seisi ruangan itu.

Guk!

Isokeh! Aku biasa tidur di tong sampah sebelumnya. Dan jika mengingat kembali, sewaktu masih menjadi marinir dulu, aku biasa tidur beralas kantung tidur yang keras, di atas kapal yang tengah mengarungi lautan lepas.

Dan sekarang, coba lihat! Aku akan tidur di kasur dengan seorang lelaki manis yang menjadi majikanku!

Auuuw!

Aku melolong pelan saat dia menurunkanku di kasur, sedang dirinya justru beranjak mendekati lemari dan membuka isinya; mencari sesuatu di sana. Tapi tak lama kemudian kulihat ia menarik kaus yang dikenakannya, membiarkan punggung putih bersih seperti kanvas itu terekspos begitu saja.

Astaga! Mataku sudah tak perawan lagi. Oh, tidak! Oh, tidak! Jangan buka yang itu! Kenapa kau harus menurunkan celanamu di depanku dan hanya memakai dalaman saja!? ASTAGA DIA BENAR-BENAR MENURUNKAN CELANANYA DI DEPANKU! BAGAIMANA INI, TUHAN!? TOLONG! SIAPA SAJA TOLONG LINDUNGI MINHO SEBELUM AKU MENERJANGNYA!

"Ehm, aku mau mandi dulu, ya. Badanku sudah tidak enak baunya," katanya sambil terkekeh dan masuk ke dalam kamar mandi.

Sialan! Sialan! Sialan! Minho sialan! Kau membuat Chris junior yang sedari tadi tertidur jadi bangun. Dan aku tidak tahu apa yang sedang kulakukan saat ini, karena aku terus berputar-putar di atas kasur dengan suara menggeram tidak jelas.

Bagaimana cara menidurkannya lagi!?

Aku duduk diam, sedikit merebahkan tubuhku hingga menelentang. Dan dari posisi inilah dengan jelas kalo aku bisa melihat di sana, di antara dua paha penuh lemak dan bulu-bulu itu sesuatu berdiri, meminta sesuatu.

Aduuuuhhh ... bunuh diri ini mah namanya!

Dapet majikan bukannya cuma bisa bikin nyaman doang, tapi bikin aku harus rela mati muda juga. Malang nian nasibku.

YA, TUHAN ... TEGA SEKALI KAU CIPTAKAN MAHKLUK SEMANIS, SECANTIK, DAN SEMENGGEMASKAN SEPERTI MINHO TAPI TAK UNTUK KUMILIKI! KENAPA, TUHAN!? KENAPA SAAT AKU SUDAH BERUBAH MENJADI ANJING BEGINI BARU KAU TUNJUKAN DIRINYA, KENAPAAAA ( ≧Д≦)

Sungguh dilema jadi hewan peliharaan begini. Tau gitu saat pembagian jatah reinkarnasi mau milih jadi guling aja! Iya, mau jadi guling biar bisa dipeluk sama Minho.

Cklek!

Mendadak pintu itu terbuka dan aku buru-buru melesak ke dalam selimut, menghindari tatapan jahanam seperti tadi. Karena sungguh, aku takut jika aku khilaf dan malah menerjangnya.

Mau ditaruh mana nanti wajahku?! Dan juga title sebagai mantan marinir yang selalu kubanggakan itu? Bisa tercoreng cuma gara-gara aku horny dan tak sengaja menodai majikanku sendiri.

Gila memang!

"Channie ...?"

Aack! Jangan memanggilku! Aku tak mau melihatmu! Aku takut akan menggigitmu! Sana, cepat pakai baju dulu!

"Channieee ...." suara itu memanggilku lagi dengan intonasi dan nada penuh afeksi. Manja sekali! Dan aku kesal mendengarnya.

Gggrrr!

Aku menggeram saat menarik kepalaku dan menolehkan wajah ke belakang; memandangnya. Tapi saat itu juga aku justru tertegun manakala menemukannya sudah berbalut piyama—tidak hanya memakai celana dalam seperti tadi—dan di tangannya terlihat jika ia menenteng sesuatu.

"Aku tidak punya tempat tidur yang besar, atau juga selimut hangat yang layak untuk dibagi berdua. Jadi aku membawakanmu selimut bayi ini. Kau mau?" katanya sambil mendekat, duduk di tepi kasur dan mengusap buluku. Lantas menunjukkan selimut rajutan tangan berwarna biru muda dengan motif awan putih nan lucu padaku.

Aaahhhh ... Aku tersentuh. Baru kali ini ada orang yang benar-benar memerhatikanku. Padahal aku bukan siapa-siapa dan kami pun baru mengenal satu sama lain tak sampai seharian.

Kenapa? Kenapa dia baik sekali? Hu hu hu ... apakah dulu saat Tuhan menciptakannya, Tuhan menaburkan bibit bunga matahari juga di jiwanya? Kenapa dia seperti bintang.

Astaga, aku bersumpah jika nanti aku bisa kembali menjadi manusia lagi, aku akan segera menikahinya! Sungguh!

AKU AKAN MENIKAHIMU, MINHO-KU! TUNGGU AKU!
































Aku nulis WMUWSE dan rasanya beneran capek karna isinya udah kayak karbohidrat banget! Banyak nguras emosi

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Aku nulis WMUWSE dan rasanya beneran capek karna isinya udah kayak karbohidrat banget! Banyak nguras emosi. Tapi pas nulis yang ini tuh ... gak tau 'lah, pokoknya ngerasa kayak jomplang sendiri :(

SiberiChan ✓ [Banginho] (Sudah Dibukukan)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora