What Do You Eat, Channie?

752 197 35
                                    

"HEI!" aku seketika berteriak ke arah asal suara tadi, dan ilalang di sana seketika bergerak ribut; sepertinya mereka—yang bersembunyi di baliknya—kaget hingga kelabakan sendiri.

Aku segera maju dan berhasil menemukan dua mahluk kecil kurang ajar itu di sana. "Apa yang kalian lakukan di sini?! Kalian mengikutiku dan Minho, huh?!" pekikku kencang.

"Jijie yang ngajak!" Bokkie segera menunjuk si setan kayu dengan sayapnya, dan seketika si tupai nampak melotot kaget.

"YONGBOKKIE! KENAPA KAU MENGADUKANKU!" teriaknya.

"TAPIKAN KAMU YANG NGAJAKIN AKU NEMPLOK DI ATAS MOBIL!" balas si kenari, dan aku seketika refleks berkoor panjang di depan mereka.

"Oooohhh ... jadi kalian naik ke atas mobil, ya?!" hentakku kemudian.

"Enggak! Enggak gitu juga, yang nemplok di atas mobil cuma aku aja, Jijie nyempil di knalpot tadi. Soalnya pas mau naik mobilnya keburu jalan. Tuh, liat aja mukanya jadi item kayak cemong dapur," urai Bokkie lagi, tanpa sengaja mengatakan semuanya hingga si setan kayu melotot kaget mendengarnya.

"HEH! KENAPA KAMU KASIH TAU SEMUANYA!" teriak Jisung lagi, hampir saja ia melempar kerikil kecil pada Bokkie, kalau saja burung itu tak melebarkan sayapnya; tanda jika ia juga tengah marah.

"APA?! KAN AKU UDAH BILANG, AKU GAK MAU IKUT SOALNYA TAKUT HYUNNIE NYARIIN!"

Baiklah, baru kali ini kulihat mereka berkelahi, dan harus kuakui juga ini cukup asyik untuk ditonton.

"MULUTMU EMBER!"

"AKU CUMA PUNYA PARUH, BUKAN PAKE EMBER!"

Hahaha, astaga! Benar-benar mereka ini, aku tertawa melihat keduanya. Lucu sekali. "Memangnya kalian mau ngapain sih pake acara ikut di mobil segala?! Jangan bilang kalian mau menguntit sayangku!" ucapku kemudian

"Sayangku?" Bokkie membeo pelan. "Sayangku, itu siapa?" tanyanya. Ya ampun polos sekali burung ini.

"Ya tentu saja Minho!" jawabku dengan bangga.

"Kau sudah gila?! Memangnya dia sudi kau panggil dengan sebutan itu? Dasar anjing sinting!" hujat Jisung tiba-tiba, dan seketika itu juga aku menggeram kesal.

"Apa katamu?! Berani sekali mengatakan itu padaku!" bentakku kencang.

"Tentu saja! Dia itu sebenarnya sayangku! Bukan sayangmu! Asal kau tahu saja, sebelum kau datang ke rumahnya, aku sudah lebih dulu ada di sana, memandangnya da—"

Graukk!

"AAAAAAAAACKKKK!!!" Bokkie menjerit histeris saat melihat aku memakan Jisung hidup-hidup di depan matanya. Ia lalu jatuh terkapar ke tanah; pura-pura pingsan sepertinya, lalu bangun lagi, melihatku lagi, terus teriak lagi, setelah itu jatuh dan pingsan lagi. Terus begitu tanpa henti.

Tapi, bukan itu yang jadi masalah utamanya. Melainkan ternyata badan tupai ini tak muat seluruhnya untuk ku telan. Jadi aku hanya bisa melahap dari atas sampai perutnya saja, sementara kaki dan ekornya tertinggal di luar, menjejak-jejak mulutku sembari mengibas-ngibas kencang.

"Dvsgamdiefeoskxjsowjg!!!"

"Hng?!" Aku mendengar ia berusaha berbicara dari dalam. Tapi aku tak bisa mengerti ucapannya.

"Dbevgsojeegidkdbbwagiqueyej!!!"

"Whwut?" gumamku, tentu saja tanpa membuka mulut sama sekali selain menggerakkan bibirku saja.

"BSFSJDJDUENVSFADAKDOZN!!!" Baiklah, kali ini teriakkan terdengar cukup kencang, tapi tetap tidak jelas apa yang dikatakannya. Sampai tiba-tiba saja dari kejauhan kudengar suara Minho menjerit dengan teramat lantang.

SiberiChan ✓ [Banginho] (Sudah Dibukukan)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin