It's Okay, Honey

648 187 11
                                    

"Aku masih belum memaafkan kamu, ya!"

Hhhh ... setan kayu ini lagi. Sungguh, kadang aku merasa bersyukur karena bisa menginap di rumah Changbin setelah hari itu. Sebab, aku tak harus bertemu dengan bajing penunggu pohon ini lagi.

"Siapa juga yang mau minta maaf?!" sahutku, bernada ketus sebelum membaringkan wajahku di bantalan sofa.

"Asal kamu tahu saja, butuh waktu seminggu untuk menghilangkan bau jigongmu itu! Apa kamu tak pernah menggosok gigimu, huh?!"

"Kamu yang gak pernah mandi malah mulutku yang disalahkan!" jawabkh lagi sembari mendengus sebal.

"Benar-benar kau ini! Setidaknya setelah itu mintalah maaf padaku! Mau bagaimana juga, aku kan yang sudah kau rugikan!"

Terserah! Aku tak mau menanggapinya lagi, dan tak berniat menjawabnya juga. Tapi, sialnya dia tak mau berhenti bicara; mengeluhkan tentang bulunya yang lepek setelah aku nyaris mengunyahnya tempo hari, atau apa saja yang sebenarnya tak ada kaitannya dengan masalah bulu.

Sampai, "oh iya, selama Minho tidak pulang ke rumah ini, bocah galak yang pernah mengurungmu di dalam kandang itu datang beberapa kali," tuturnya menceritakan sesuatu yang seketika membuatku tertegun, kaget.

"Hah?! Maksudmu adik tirinya itu?" tanyaku segera.

"Oh, jadi dia adik tirinya Minho?" Tapi tupai sialan ini malah melempar pertanyaan serupa, bukannya menjawab.

"Iya, yang waktu itu, 'kan?! Untuk apa dia ke sini?"

Si tupai yang sejak tadi duduk di atas pohon, di depan lubang rumahnya itu nampak terdiam sesaat sembari menggaruk-garuk ketiaknya. Aku yakin, ia pasti punya kutu yang terselip di balik bulu-bulu lebatnya itu.

"Entah, aku gak melihat dengan jelas karena dia masuk ke dalam kamar. Tapi, sesudah itu ia pergi lagi dengan muka nampak kesal," katanya.

Aku diam, mendengar jawaban Jijie barusan jelas membuatku merasa tidak nyaman dan khawatir. Mau bagaimanapun juga sosok adik tiri Minho itu jelas menyebalkan sekali jika dilihat, dan aku tak mau Minho menangis lagi karenanya. Terlebih bila ingat kondisinya yang tak baik saat ini.

Klontang!

Mendadak tak sengaja kudengar suara gaduh dari arah dapur, dan seketika itu juga aku segera bangun untuk mendekati asal suaranya.

Di sana, di bak pencucian piring kutemukan Minho yang merunduk dengan wajah basah diguyur air. Aku tak tahu apa yang sedang dilakukannya, tapi matanya terlihat memerah dan bibirnya gemetar seperti menahan tangis.

"Honey, kamu sudah bangun?" tanyaku sembari mendekat, tapi ia seperti tak mendengar. Ia sibuk membasuh mulut dan dagunya walaupun aku tak menemukan ada sesuatu di sana.

"Ada apa?" tanyaku lagi, kali ini sambil menarik ujung baju yang dikenakan, dan karena itu juga ia terlihat kaget.

"Oh? Chan, kamu sudah bangun? Kamu laper, ya?" tanyanya segera sembari berjalan pergi meninggalkanku yang masih mematung di tempat. Ia bahkan meninggalkan keran air dalam keadaan terbuka, sampai-sampai aku harus berdiri untuk mematikannya dengan menggunakan gigi.

"Aku belum belanja apa pun, kulkas kosong, dan yang tersisa hanya sereal gandum dari laci kabinet," katanya sembari tersenyum miris. Aku menggonggong kecil dan mendorong mangkuk makanku agar mendekat ke arahnya, berusaha meyakinkan jika apa pun yang ia berikan pasti akan kumakan.

Kulihat Minho tersenyum getir, ia mungkin merasa sedih karena hanya bisa memberikanku sereal makanan sisa yang ia punya, bukan seperti biasanya; sosis panggang. Tapi, sungguh, untukku ini bukanlah masalah yang besar, toh kesehatannya lebih utama ketimbang makananku.

"Gak pa-pa, Honey. Aku akan makan apa pun yang kamu berikan."

"Maafkan aku, Chan," lirihnya. Aku mendengar jelas suara lemah itu, dan hanya bisa mengusakkan wajahku ke dalam pelukkannya. "Kamu anjing baik yang pengertian, aku bahagia bisa memilikimu," sambungnya.

Tapi aku merasa sedih mendengar itu ... dan aku takut.































Maaf ya kalo nyepam, aku lagi ngebut nulis buat ngeberesin yang ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Maaf ya kalo nyepam, aku lagi ngebut nulis buat ngeberesin yang ini.

SiberiChan ✓ [Banginho] (Sudah Dibukukan)Where stories live. Discover now