About Bucin

1.1K 260 90
                                    

Tubuhku terasa berguncang, tapi aku tak mendengar adanya debur ombak di luar sana. Apakah aku kembali ke tahun diawal kehidupanku dulu? Apa aku berubah menjadi manusia lagi? Apa aku ini masih menjadi marinir? Ataukah aku hanya bermimpi saat ini karena ...

"Channie ... kau sudah bangun?"

Suara lembut itu seketika membuatku mengangkat kepala dengan mata membelalak lebar. Kudapati sosoknya yang kini tengah mengancingkan kemeja putihnya, sebelum mengambil sisir untuk menata rambut hitam itu menjadi sedemikian rapi.

Dia mau kemana?

"Aku harus berangkat kerja hari ini," katanya seolah tahu apa yang baru saja kupikirkan.

Oh, tunggu dulu! Apa katanya tadi? Bekerja? Dia akan pergi? Kalau begitu bagaimana denganku? Apa dia akan membawaku juga ata—

"Kau diam di rumah sendirian gak pa-pa 'kan?"

—u ... ah, dia memotong ucapanku. Membuatku merungut sebal dan menatapnya tajam.

Guk!

Gamao! Aku menggonggong padanya sekali sebelum turun dari kasur dan mengigit kecil belakang celana kain yang dikenakannya. Berusaha menahannya agar tetap di rumah menemaniku.

"Gak bisa. Aku harus berangkat kerja, kalau aku gak pergi nanti gajiku yang tak seberapa besar itu akan dipotong. Dan jika sudah begitu, aku tak tahu harus makan dengan apa," tuturnya.

Ah, aku tidak suka mendengarnya. Tapi aku juga tak dapat menahannya bila sudah begitu, dan dengan berat hati aku melepaskan gigitanku, berganti menjadi duduk di lantai dengan mata bulat menatapnya penuh harapan; mengais kasihan.

"Jangan gunakan puppy eyes itu, aku takkan termakan tatapan sok lugu darimu," cakap Minho sambil merunduk dan mencubit gemas pipiku. "Aku janji, pulang nanti aku akan membawakanmu sosis lagi. Bagaimana?"

Oh? Sosis? Wwaaaaahhhh ... Sosis 🤤

Dia berikrar jika akan membawakanku sosis lagi seperti semalam. Kalau sudah begini mana kuat aku? Tak bisa menolak ucapannya.

Guk!

Ashiap! Gonggongku sembari bangun, berusaha berdiri dengan dua kaki dan ekor yang terus mengibas-ngibas ke udara; tanda jika aku setuju.

"Wah, kau pandai atraksi ternyata," puji Minho dan lantas mengusap kepalaku sebelum berdiri, mengambil ransel dan jaket yang ia sampirkan di kapstok lalu melangkah keluar kamar.

"Aku mungkin akan pulang sekitar pukul 5 sore nanti, jadi jadilah anjing yang baik. Oke!" tambahnya.

Oke! Oke! Aku mengerti dengan bagian itu. Aku janji aku takkan nakal di rumah ini dan akan menunggu hingga kau kembali. Tapi, ingatlah janjimu itu, kau harus membawakan aku sosis jika tidak, aku tidak yakin sofamu akan selamat.

Karena aku mungkin akan kencing di sana.

Pssstt ... Ini rahasia, jangan kalian beritahu dia, ya! Ingat ini rahasia di antara kita, oke!

"Dah, Channie ... sampai jumpa sore nanti," ucapnya sambil melambaikan tangan sebelum menutup pintu dan menguncinya dari luar.

Auuww!

Ddah, Sayaaang ...!

Ahahaha, sayang? Ah, sayang ... hhhh ... sayangnya aku hanya seekor anjing yang mengais cinta dari majikanku sendiri. Kalau kata si kucing hitam sih namanya bucin.

Mm ... memangnya bucin tu apa sih?

Aku sering mendengar kata ini disebut-sebut saat aku masih berkeliaran di dekat pusat kota. Bukan hanya dikatakan oleh si kucing hitam saja, anjing labrador tua juga sering mengejek anjing lainnya dengan kata ini.

Dan kalau kara si pudel, anjing jalanan berbulu kumal yang aku kenal itu, bucin ini singkatan dari kalimat 'budak micin!' tapi ini tidak bisa dibenarkan lantaran kucing oren yang tinggal di salah satu apartemen mengatakan kalau bucin itu artinya, 'budak licin'.

Yya, pokoknya ada budak-budaknya gitu deh!

Tapi, sungguhan aku ingin bertanya dengan kalian. Jikalau kalian disuruh menunggu sepertiku saat ini, kalian akan ngelakuin apa? Berguling-gulingan di lantai? Bermain lego?

Oh, tunggu di sini tidak ada lego!

Aku bahkan tidak melihat ada sesuatu yang unik dari rumah Minho. Semuanya nampak membosankan untukku. Dan aku tidak mungkin mengoyak bantal sofanya hanya agar menghilangkan rasa bosan ini. Jadi, aku mulai berputar-putar di sekitar dapur sambil berharap mungkin aku akan menemukan makanan nantinya.

Sayangnya saat aku berjalan melewati ruang makan ujung ekor mataku mendadak menangkap sesuatu. Seperti bayangan hewan yang bergerak dengan sangat cepat, dan karena itu aku segera menoleh sebelum ...

ADA TUPAI!




























Niatku, aku cuma mau nulis ini sekitar 10 chapter aja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Niatku, aku cuma mau nulis ini sekitar 10 chapter aja. Tapi karna banyak yang 'kayaknya' pengen dipanjangin ceritanya jadi aku tambahin sedikit-sedikit. Mungkin juga bakalan ada tokoh lain di sini ...  Hayo tebak siapa,
ha ha. Tapi kayaknya udah pada tau deh ya dari clue-nya tadi itu (つ≧▽≦)つ

Maaf ya kalo isinya gak berfaedah sama sekali. Ini cuma selingan gabut aja sih; kalo udah pusing ngerjain naskah lainnya. Maaf juga kalo aku gak bales komen kalian, soalnya aku suka lupa & bingung mau jawab apa. Tapi semuanya kubaca kok >,<

Keep vomment, oke ^^

♥ Rubby

SiberiChan ✓ [Banginho] (Sudah Dibukukan)Where stories live. Discover now