Canaries

1K 252 51
                                    

"Hai! Jijie!" seru burung kuning yang mendadak turun di pekarangan, tepat di balik kaca. Ia bercakap-cakap ria dengan si tupai gila ini seakan keduanya sudah akrab sekali.

"Yo! Bokkie!"

Ah, sialan. Teori konspirasi macam apa ini!?

Ternyata dia teman si tupai setan itu. Kenapa aku jadi merasa miris mengetahuinya? Malang nian burung kuning ini. Pikirku.

Keduanya tertawa-tawa entah tengah membicarakan apa, tapi yang kulihat adalah ekor si tupai nampak terus meliuk-liuk di udara dengan gemulai, membuatku geram dan benar-benar ingin menggigitnya.

GUK!

Aku menggonggong sekali kuat-kuat sebelum menggeram dengan menunjukan seringai bergeligi tajam, membuat dua mahkluk kecil di balik kaca itu tersentak nyaris melompat karena kaget.

"Astaga!" pekik si burung yang kuingat tadi namanya Bokkie itu, ia lantas menolehkan wajah memandangku sebelum kembali menatap si tupai, begitu berulang-ulang seolah mencari kebenaran.

Sampai akhirnya ia berkata, "aku tak ingat kalau di rumah ini tinggal seekor anjing?"

Si tupai memutar mata sembari berkacak pinggang di sisi perutnya yang gempal, dan lantas menjawab, "dia ini anak baru kemarin sore."

"Oh? Kau mengenalnya?" Kenari kuning itu rupanya burung yang cukup kritis. Banyak ingin tahu, dan aku bisa melihat dari gerak-gerik tubuhnya yang mungil itu.

Si tupai mengangkat kedua bahunya, acuh tak acuh. "Gak juga tuh," katanya. Menyebalkan sekali.

Burung kecil di depannya mengangguk-angguk sesekali sebelum kembali memandangku, ia lantas mengangkat sebelah sayapnya dan melambai sembari berucap, "oke, kalau begitu salam kenal. Aku Bokkie, aku kenari kuning yang tinggal di rumah di seberang sana," paparnya dengan menunjuk ke arah selatan rumah.

Hmm ... Burung ini lumayan juga, biarpun banyak tanya setidaknya ia tidak menyebalkan seperti si tupai itu.

"Kau punya majikan?" tanyaku.

"Buat apa tanya-tanya segala? Kepo!" Dan ini sudah jelas siapa yang menjawab, bukan?

"Ah, kau anjing gila dan aneh, sebaiknya berhenti bermimpi yang tidak-tidak tentang pemilik rumah ini. Dia takkan menyukaimu karena dia sudah menjadi milik ...... Akyuuu, mwehehe ..." tambahnya sambil tertawa seperti kuda sinting.

AkYu!?

aKyU!?

AKYU!?

Jujur saja, aku marah. Benar-benar marah saat ini karena MILIK AKYU APANYAAAA!!?

"Ggggrrr ... KAU! Setan kayu! Aku akan mengunyah kepalamu nanti! Tunggu saja tanggal mainnya!" geramku, mengancam.

Tapi si tupai gila itu justru membelakangi dan malah menaikkan bokongnya juga menunjukkan lubang anusnya padaku, menempelkannya pada kaca sambil berkata, "ini pantat."

Sumpah, gak nanya! —ini author.

PANTAT APANYA! ASTAGA AKU KESAL SEKALI! KENAPA SAAT MINHO PERGI, SETAN KAYU INI JUSTRU MUNCUL DAN MERUSAK KETENANGANKU YANG BERHARGA!? MEMBUAT BATINKU JADI TERGUNCANG!

"Hei! Hei!" Si burung kecil mendadak berseru, membuatku teralihkan sejenak, begitu juga dengan si tupai sinting. Tapi kemudian aku menyesal karena memandangnya sebab kenari kuning itu justru melanjutkan ucapan dengan kalimat nyanyian, "Hei, Tayow! Hei, Tayow! Dia truk kecil ramah ... na na na ..."

Astaga (〒﹏〒)

Tolong siapa saja ingatkan aku untuk mengunyah kepalanya nanti setelah aku menelan teman berbulu coklatnya itu.

Tapi tiba-tiba saja dari arah depan terdengar suara seseorang yang menyerukan satu nama dengan kencang, memanggil, "Bokkie! BOKKARI-KUUUU! KAMU DI MANAAA ...!?"

"Ji! Jijie!" panggil si burung kuning pada si tupai yang sama-sama nampak terkejut mendengarnya. "Aku harus pulang! Hyunjin mencariku!" katanya kemudian.

"Loh? Katanya tadi mau main di lubang pohonku? Aku kan sudah mengumpulkan biji pohon oak, nih lihat!" Si tupai mengeluarkan dua buah biji bulat yang dikulum dalam mulutnya yang sudah dipenuhi lendir air liur, lalu menunjukkannya pada si burung.

"Kau simpan saja dulu, besok aku datang lagi!" jawab teman kuningnya itu sebelum menoleh kepadaku. Lalu ia berkata lagi, "ow, kau anak anjing baru, aku belum tau siapa namamu. Tapi besok aku akan kembali datang, jadi jangan lupa beritahu aku, oke!"

"Hei! Kenapa juga kau harus tahu namanya?" Tupai laknat itu memutar bola mata jengah padaku, tapi kemudian memasukan kembali dua buah biji tadi ke dalam mulutnya dan berkata, "ya, terserah sih. Palingan dia nanti bakal ngegonggong terus," cibirnya.

AAAAAKK ... AKU INGIN MENGUNYAH KEPALANYAAAAA ( ≧Д≦)






























Kalah aku bagi jadi 4 manusia, dan 4 hewan kayak waktu aku nulis Under Water gitu, kalian pada setuju gak? He he he

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Kalah aku bagi jadi 4 manusia, dan 4 hewan kayak waktu aku nulis Under Water gitu, kalian pada setuju gak? He he he ... Nanya dulu ini mah ಥ‿ಥ

SiberiChan ✓ [Banginho] (Sudah Dibukukan)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ