80. Partner II

Mulai dari awal
                                    

Seketika, Rais berpikir jika, Klan kelahirannya memang aneh.

Lisa melambaikan tangan ke arah Rais, membuat Rais berdiri dari duduknya dan berjalan menuju Lisa. Zard mengambil alih layar hologram, dibantu Syafa.

Rais bersidekap dada, dengan salah satu alisnya menaik.

"Kak, Kakak sibuk ya?"

"Fiuh, Iyya Lisa."

"Yahh, maap Lisa nganggu ya, Oya Kakak udah ke perpustakaan itu belum?"

Rais menepuk dahinya pelan, "Astaga! Aku benar-benar lupa!"

Wajah Lisa seketika berubah masam.

Rais memegang bahu Lisa, "Baiklah, besok kakak akan ke sana bersamamu ya?"

Murid-murid yang melihatnya tentu akan menduga jika Lisa adalah kekasih baru Rais, mengingat satu tahun yang lalu Rais menangis kehilangan Aera.

Lisa mengangguk.

"Lisa sayang, kenapa rambutmu berubah?"

Lisa mengerucutkan bibirnya.

"Lisa menemukan partner, seekor rubah yang sangat imut," jawab Lisa.

Rais tentu terlihat antusias.

"Benarkah? Jika partnermu adalah hewan imut maka itu benar-benar cocok untukmu."

"Coba tebak apa hewan partner kakak?"

Lisa menatap mata kakaknya tajam, seolah-olah tengah membaca pikiran lewat pandangan mata.

"Lisa gak tahu deh, tapi apa kak?"

"Yahh, kasian Phoon hahaha."

"Wahh nama partner kakak Phoon ya?"

"Spill partner kakak dong, nanti Lisa pikirkan apa hewan partner kakak."

"Oke-oke, bisa ngeluarin api."

"Mudah saja, api identik dengan burung... Phoenix!" Jawab Lisa.

Senyum secercah langit terpampang di wajah Lisa. Dugaannya pasti benar.

"Hmm Phoon, bahkan Lisa bisa menabakmu." Sedangkan Phoon hanya berdeham.

Lisa berbincang-bincang kecil selama lima belas menit, setelahnya Lisa memutuskan berjalan-jalan di area belakang academy. Melakukan hobi lainnya, yakni memanjat pohon.

✨✨✨


Posisi Lisa kini tengah duduk, tangannya berpegangan pada batang yang sebelumnya menjadi tempat Lisa memanjat, pandangnya menyapu sekitar.

Di sekeliling, ada banyak pohon rindang tumbuh, daun saling bergesekan, Air terjun belakang academy juga terlihat dari arah Lisa.

Ada teman sekelasnya juga yang tengah berlari-larian menangkap seekor hewan, ada juga temannya yang tergantung di pohon karena mungkin ulah calon hewan partner.

Lisa sesekali terbahak melihat adegan-adegan di bawah. Pandangan Lisa menajam ketika temannya, dengan surai biru tengah maju-mundur dalam menangkap seekor burung berwarna biru cerah.

"Augurey blue," gumam Lisa. Hewan itu adalah seekor burung ukuran sedang dengan warna biru di bulunya yang panjang, memiliki kemampuan bernyanyi yang indah, begitu pula kemampuan ‘pemanggil hujan’.

Illsya nampak menggigiti jari kuku kanannya, pasalnya hewan itu malah berniat mematuk diirnya jika Illsya sendiri mendekat ke arahnya.

Lisa berpikiran untuk turun dan membantu sahabatnya itu, tapi sedetik kemudian ia urungkan.

ELEMENTER CLUSTERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang