33. SIAPA NANDA?

1.4K 261 80
                                    

33. SIAPA NANDA?

"Lo nggak pulang, Sher? Udah malem loh ini." ujar Nyx lantas melihat ke arah jam di ponselnya. Pukul sepuluh malam. "Gue juga udah capek. Sumpah! Gue nggak bisa ngalahin Lo kalau tanding pake pisau."

Anggi terkekeh singkat. "Nggak. Gue nggak perduli kalau misalnya mereka khawatir apa gimana gue belum pulang." balas Anggi santai. Mereka yang ia maksud adalah orang tua Shera. Siapa lagi? 

"Kok Lo gitu, sih? ujar Alister. "Emang bener, ya Lo sekarang berubah banget. Kayak bukan Shera yang lunak lagi. Lebih ke... Urakan."

"Itu karna gue bukan Shera," balas Anggi sangat pelan. Anggi tidak seharusnya menciptakan hal ini, tapi semuanya seolah mengalir begitu saja. Ia menatap mereka berdua serius. "Kalian pasti udah denger, kan soal siswi baru di kelas gue yang gue yang namanya Hana."

"Em... Iya. Kenapa emangnya?" repson Nyx.

"Sikapnya menurut kalian gimana?" tanya Anggi dengan ekspresi penasaran.

Mereka berdua justru saling pandang. "Kan dia temen lo, kenapa malah nanya kita,"

"Berarti dia nggak pernah ngobrol sama kalian?" 

"Eh, pernah sekali. Tapi, dia cuma nanya. Tiba-tiba aja nyamperin geng kita. Terus dia bilang, 'kalian temennya Nanda, kan? Nanda sekolah di sini?' Dia nanyain gitu. Terus kita jawab 'Nanda siapa, ya?' Nanda kelas sebelas itu yang dia maksud?" jelas Alister.

Anggi tercenung.

"Di sekolah SMA Parahyangan yang namanya Nanda cuma satu orang. Nanda si cowok koplak itu loh!" ucap Nyx lantas terkekeh singkat. "Eh ada lagi! Orang gila yang sering mangkal depan rumahnya Alister.

Nyx mendapat pukulan keras di kepalanya begitu kalimat itu meluncur mulus dari bibirnya. Anggi tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa.

"Setelah itu Hana ngomong apa lagi sama kalian?" tanya Anggi tanpa dapat dicegah.

"Terus dia bilang lagi, 'masa temen sendiri nggakl kenal? Yang suka pake Hoodie putih itu loh!' Ya... Gue langsung mikir lah, yang dia maksud itu Nanda dekel atau Juan temen kita?" ucap Nyx heran. Kerutan didahinya terlihat jelas bahwa cowok itu sedang berusaha memecahkan teka-teki kemisteriusannya seorang Juan. Mereka tidak mengetahui begitu jelas tentang temannya yang suka itu. Dekat, namun terasa jauh. Sulit untuk dijangkau. Seperi matahari yang hendak tenggelam diufuk barat. Mengejar namun tidak pernah sampai dan akhirnya menghilang.

Anggi menunduk. Hana mengenal Nanda. Bagaimana bisa?

"Juan mana? Nggak kelihatan?" tanya Anggi tiba-tiba sambil melihat ke sekitar ruangan latihan yang luas.

"Paling di kamarnya. Kayak ayam bertelur sumpah. Nggak pernah keluar-keluar dia." balas Nyx.

"Yakin nggak pernah keluar? Atau kalian aja yang nggak tau," ujar Anggi. "Gue mau ketemu dia. Ada beberapa hal penting yang mau gue omongan," 

"Wah, Juan diem-diem menghayutkan juga, ya? Lo ada sesuatu sama dia?" Alister melirik curiga. Anggi menggeleng singkat. "Lebih tepatnya lebih dari sesuatu." katanya layaknya mengucapkan kalimat beribu makna.

"Gue bilang nih sama Rigan!" Ancam Nyx dengen wajah kelewat serius. Dia sudah siap dengan ponselnya.

Anggi terkekeh sinis. "Lo mau ngadu sama Rigan? Terserah gue nggak peduli."

"Eh, Lo tau nggak kamarnya Juan mana?" Mereka menoleh pada Anggi serentak.

"Mau ngapain lo?" Entah kenapa kalimat Shera terdengar ambingu ditelinganya.

"Bener-bener dah Lo, Sher. Bukannya Lo suka sama Razael, ya? Terus lo gangguin Rigan mulu. Sekarang Lo mau embat Juan juga?" ujar Nyx spontan.

Anggi merotasikan bola matanya. "Gue ada urusan sama dia,"

CHANGEOVERحيث تعيش القصص. اكتشف الآن