17. MERENGGANG NYAWA

2.4K 288 44
                                    

Aku minta komentar kalian ya, setelah membaca (bilang next doang aja terserah)

Bacanya pelan-pelan aja jangan ngebut, biar keliatan panjang,oke?

17. MERENGGANG NYAWA

"Takdir itu tidak bisa diubah, tapi kamu bisa mengubah cerita hidupmu. Kadang membuka lembaran baru itu seperti sebuah jebakan, agar kamu melarikan diri dari masalah." --- Anggita Serenia Martadinata, Mourydne

Pagi ini suasana Markas—tepatnya di Rooftop sekolah sangat ramai. Bagaimana tidak? Rigan marah besar, Navic misuh-misuh tidak jelas. Nyx terus saja berkata seharusnya Alister melaporkan kejadian semalam, dan Tamon dia hanya meminum kaleng berisi soda sambil menonton mereka. Juan hanya diam saja. Tapi cowok itu menyuruh mereka tenang dan tetap saja Rigan malah nyolot.

"Kok Lo nggak bilang sih, kita kan bisa langsung ke lokasi," ucap Navic, kekeuh.

"Nggak ada waktu. Kalau gue lapor minta bantuan kalian, udah duluan tewas kali gue." balas Alister. Cowok itu memang tidak apa-apa. Tapi beberapa bagian tubuhnya memar, dan samping kepalanya luka. Untungnya saja tidak parah. Jadi langsung bisa diobati dan sekarang kepalanya setengah diperban.

"Untungnya ada warga nolongin lo. Kalau nggak, besoknya bakalan ada berita 'mayat koban pelecehan ditemukan di tempat sampah' gitu gimana?" ujar Nyx

Alister menjengit. "Kok korban pelecehan?" sungutnya.

"Seharusnya setelah kejadian itu lo lapor sama kita," lanjut Nyx lagi. "Kan gue khawatir sama lo. Sumpah pagi-pagi bilang 'gue diserang' kayak bayi minta susu deh lo." 

Alister memutar bola matanya. Ia melirik Rigan. Cowok itu sejak tadi menampilkan wajah sanggar kerahnya. Serem kan?

"Lo yakin pelakunya mereka?" tanya cowok itu. Alister mengangguk singkat. Ia melihat punggung jemari tangan Rigan yang memar, bahkan kulitnya mengelupas mengeluarkan darah. Cowok itu barusan meninju dinding. Melampiaskan emosinya. "Kalau gitu tunggu apalagi."

Mereka semua menoleh pada Rigan. Pandangan mereka berbeda-beda.

"Kita lawan mereka? Lo yakin dengan itu?" ucap Nyx dengan raut cemas. "Lo nggak inget dulu geng kita gabung sama Rhinebeck gara-gara hampir kalah lawan mereka? Lawan kita SMA A.H loh."

"Kenapa, lo takut?" tanya Navic dengan raut meremehkan.

"Nggak takut. Cuma lo kan tahu mereka kayak apa? Mereka udah nggak bisa disebut anak SMA lagi. Rigan pernah kalah lawan Rivanno." ucap Nyx, lagi.

"Kali ini gue nggak akan kalah. Dan gue nggak akan dikalahkan sama cowok itu. What is? Cobra? Kita liat apakah kali ini Singa bakalan kalah sama ular Cobra?" ucap Rigan.

"Tapi tetep aja. Sekolah mereka aja kayak gitu." ujar Tamon. "Bahkan terasa aneh aja kalau nyebut Alphard O'Hanan itu sekolah. Secara kan seharusnya mereka lulus atau bahkan udah nikah dan kuliah, tapi mereka masih ada di sana. Dan di wilayah itu nggak ada yang bisa ngalahin mereka."

"Itu artinya lawan kita ini nggak main-main. Jangan samakan mereka dengan gengaters lain yang masih anak SMA kayak kita." ucap Alister. Ia mengambil botol soda di meja dan membuka penutupnya. "Gue denger-denger di geng Avigator ada empat penguasa lagi, kan? Gue nggak terlalu ngerti sistemnya." Alister menenguk soda itu.

"Empat petarung hebat yang berkuasa saat ini."  sahut Juan. "Perlu gue sebutin siapa aja mereka?"

"Petarung? Kayaknya sebelumnya belum ada." ucap Rigan menginterupsi. "Waktu kita terlibat tawuran sama mereka, cuma Rivanno doang, kan yang jadi pemimpin?"

"Berarti ada empat orang lagi?" batin Nyx.

"Apa mereka juga sama kuatnya kayak Rivanno?" tanya Tamon.

CHANGEOVERDove le storie prendono vita. Scoprilo ora