10. TABRAKAN

3.4K 371 25
                                    

10. TABRAKAN

Sudah setengah jam sejak pulang sekolah—Anggi berada di cafetaria. Saat bel pulang sekolah berbunyi dia berlari ke area parkir. Masa bodo dengan Mahendra yang akan menyuruh psikiater ke rumah. Anggi bahkan tidak membawa ponsel. Sengaja.

Ia hanya duduk dekat tembok transparan dari kaca sambil menyesap kopi ice americano. Sesekali membaca buku yang ia pinjam dari kafe agar tidak jenuh. Seorang anak kecil yang berlarian mengejar kupu-kupu membuat Anggi tersenyum kecil dari balik kaca.

Seorang cowok berkemeja putih lengan panjang dengan celana abu melintas di depan Anggi. Ia terpaku sejenak pada sosok di balik kaca itu. Anggi melihatnya berjalan ke depan, dan masuk ke dalam kafe. 

Anggi mengalihkan pandangan. Melihat ke arah jam dinding yang mematung. Sepertinya ia harus pulang. Ia jengah jika harus mendengarkan ocehan Liliana. Anggi beranjak menuju meja kasir untuk membayar. Ia mengantri sejenak karna cowok barusan sedang membeli sesuatu.

Setelah selesai cowok itu berbalik menuju pintu keluar dengan satu tangan membawa botol berisi kopi. Mata Anggi tidak sengaja melihat ia menjatuhkan sesuatu dari saku celananya.

"Eh tunggu!" panggil Anggi, tapi cowok itu sudah keluar dari kafe.

Anggi memungutnya. Tanpa sengaja ia meneliti benda itu. Kain warna hitam bentuk persegi dengan gambar hiasan rumit — warna putih — yang membingai. Anggi rasa ini semacam slayer. Di tengah-tengah kain, terdapat tulisan capclock bold warna silver berbunyi 'AVIGATOR' lengkap dengan logo bergambar kepala ular kobra — yang membuka mulutnya lebar — berwarna senada. Di sana juga ada simbol aneh yang Anggi duga barang ini pasti dikhususkan hanya untuk satu orang.

Sratt!

Anggi sedikit tersentak saat ada yang menyahut benda itu dari tangannya. Ia mendongak membuat matanya bertemu dengan netra coklat abu itu. Cowok berkemeja putih itu menatap Anggi dingin.

Anggi cepat-cepat merespon. "Tadi lo jatuhin itu."

"Makasih." ia berbalik pergi setelah mengatakan itu tanpa senyuman. Nada bicaranya tenang. Biasa saja, tidak dingin.

Anggi melihat kepergiannya dalam diam. Ia segera tersadar dan membayar minumnya.

Anggi keluar dari kafe. Ia mendekati motornya yang terparkir di depan sambil mengirim pesan pada seseorang. Sebelumnya Anggi meminta nomor ponsel milik Naomi. Ia ingin pergi ke rumahnya. Entahlah. Ia mungkin harus mencari alasan yang logis. Atau mungkin Anggi harus jujur.

Anggi:
P

Selang beberapa detik Naomi membalas.

Naomi:
Siapa?

Anggi:
Ini gw

Jangan tanya kenapa ada ponsel lain yang Anggi bawa. Ini adalah ponsel miliknya sendiri. Sedangkan ponsel iPhone milik Shera ia tinggalkan di rumahnya. 

Naomi:
Oh Shera. Ada apa?

Anggi berdecak sebal dengan nama itu.

Anggi:
Gue pengen ke rumah lo. 
Lgsg Sherlock aj

Naomi:
Hah!! Ngapain!

Anggi:
Gw gk mau aj ketemu sama org2 itu

Naomi:
Siapa orangnya?

Anggi:
Gw gk suka basabasi. 
Ceritanya di ruma aj

Naomi:
Oh oke Aku sherlock ya...

CHANGEOVERजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें