3

329 66 2
                                    

Setelah perutnya terisi dengan sepotong roti, Jay kembali ke tempat awal ia berada tadi. Tapi sebelumnya ia akan mampir ke taman dimana ia pertama kali melihat Putri Isabella.

Sekarang tepat jam 2 siang, ia melihat seorang perempuan dengan gaun berwarna hitam dan sun hat yang juga berwarna hitam berjalan menuju taman dengan dua pengawal yang berjalan di belakangnya.

Mata elangnya mengikuti arah berjalannya perempuan itu. Melihat rambut panjangnya yang berayun mengikuti arah angin membuat pemuda itu sedikit terhanyut akan aura memikat sang putri.

Andai saja Putri Isabella tidak ditemani oleh dua pengawal, Jay pasti akan langsung membawa perempuan itu pergi. Mau tidak mau ia harus memikirkan cara agar ia bisa melewati dua pengawal itu. Kali ini ia tidak mau berlama-lama. Ia pun melaju ke lapangan kosong. Hari ini ia hanya ingin memikirkan strategi untuk menculik sang putri.

Di tengah perjalanan seorang wanita melambaikan tangannya dari kejauhan. Jay pun menghentikan mobilnya. "Ada apa, Nyonya?" tanya pemuda itu.

"Bisakah kau mengantar kami ke toko kosmetik di Jalan Caespes?" pinta wanita itu. Ada beberapa wanita lain yang berdiri di sampingnya.

"Tapi Nyonya harus membayar saya," balas Jay.

Wanita itu mengangguk. "Tentu, saya akan membayarmu."

Akhirnya pemuda itu membatalkan agendanya hari ini. Ia pun mengantarkan para wanita itu pergi ke toko kosmetik di Jalan Caespes. Rasanya seperti menjadi sopir dadakan, tapi ia tidak merasa keberatan. Dari pada hanya berdiam diri lebih baik ia melakukan pekerjaan ini.

"Hei kau tau? Beberapa minggu lagi Pangeran Ethan dari Kerajaan Izles akan melamar Putri Isabella," celetuk salah satu wanita yang memakai topi bundar berwarna hijau pastel.

"Wah benarkah? Rumor itu asli?" balas wanita yang memakai baju serba putih.

"Iya, aku dengar dari kenalanku yang tinggal di kota Izles sana."

Diam-diam Jay mendengarkan percakapan para wanita itu. Ia sedikit terkejut mendengarnya. Apa jadinya nanti kalau Putri Isabella malah menghilang saat Pangeran Ethan datang melamarnya? Pasti akan menjadi berita yang sangat menggemparkan.

"Apakah nanti Putri Isabella akan menjadi Ratu Kerajaan Izles?" tanya wanita yang memakai perhiasan emas di lengan dan lehernya.

"Sepertinya begitu, dan nanti yang menggantikan Raja Benjamin adalah adik laki-laki Putri Isabella. Tapi entahlah, William masih terlalu muda, bukan?" jelas salah satu dari wanita itu.

Sudah satu setengah jam berlalu, mobil yang Jay kendarai pun berhenti di depan toko kosmetik. Begitu para wanita itu turun dan membayar Jay dengan sejumlah uang, pemuda itu kembali lagi ke tempat asalnya.

Mesin mobil sudah berhenti bekerja, kursi tempat ia duduk pun dimiringkan. Kaki pemuda itu bertengger di setir mobil. Jari jemarinya berkutat sembari memikirkan banyak hal, terutama strategi untuk menculik sang putri.

"Ayah, Ibu ... aku akan menculik putri Kerajaan Belamour. Apakah kalian percaya?" gumamnya seolah-olah kedua orang tuanya sedang berada di sampingnya dan mendengarnya.

"Pasti Ayah akan memukul kepalaku," lanjutnya lalu terkekeh. "Dan Ibu pasti akan menceramahiku dengan kalimat yang terus berulang tanpa Ibu sadari."

Sedikit cerita tentang orang tua Jay, sang ayah, kepergiannya benar-benar membuat pemuda itu sangat terpukul. Bagaimana tidak? Tidak ada seorangpun di dunia ini yang menerima kalau ayahnya dibunuh oleh sahabat terdekatnya sendiri.

Pemuda itu sudah melakukan yang terbaik untuk memberikan hukuman kepada sahabat sang ayah yang sudah tega membunuhnya. Tetapi nihil, usahanya tidak menghasilkan apapun. Sekarang sahabat sang ayah sudah menjadi pengusaha sukses.

Marah? Tentu. Dendam? Pasti. Tapi lambat laun rasa dendam itu mereda. Dengan menaruh dendam kepada seseorang tidak akan membuat ayahnya hidup kembali. Ia harus melanjutkan hidupnya, setidaknya ia harus menjadi sukses seperti ayahnya semasa hidup dulu.

Dan sang ibu pergi meninggalkannya tepat di hari ulang tahunnya yang ke-20 karena penyakit yang dialaminya. Pemuda itu tidak pernah mengetahui penyakit apa yang menyerang ibunya karena wanita itu enggan memberi tahunya.

Semenjak kedua orangtuanya pergi meninggalkannya, pemuda itu tidak lagi bisa tersenyum bahagia seperti sebelumnya. Sifatnya yang hangat berubah menjadi dingin. Ia tidak bisa menemukan tujuan hidupnya selain menjadi sukses seperti mendiang ayahnya.

Tanpa seizinnya air mata menetes dan membasahi pinggir wajahnya. Sekuat apapun seseorang pasti akan memiliki titik lemahnya sendiri, bukan? Inilah kelemahan Jay, ditinggal oleh orang yang disayangi adalah kelemahannya.

Permukaan tangannya menyeka air matanya kasar. Walaupun tidak ada seorangpun yang melihatnya menitikkan air mata, tetap saja ia benci terlihat lemah seperti ini. Baginya, menangis hanya dilakukan seseorang yang lemah.

"Tapi percaya lah padaku, Ayah, Ibu. Ini pertama dan terakhir kalinya aku melakukan pekerjaan yang melanggar hukum. Setelah ini aku akan menjalani hidup dengan benar," lanjutnya.

Setelah satu juta dollar berada di tangannya, ia akan memanfaatkan uang itu untuk mendapatkan pekerjaan dan tempat tinggal yang layak. Kalau memungkinkan ia juga akan mengikuti jejak sang ayah yaitu menjadi pengusaha sukses.

Setelah malam yang sendu berlalu dan digantikan dengan hari yang cerah, pemuda itu kembali menghampiri taman yang biasa sang putri datangi saat jam 2 siang. Seperti biasa, ia bisa melihat perempuan itu sedang berjalan mengelilingi taman dengan pakaian ala kerajaan dan ditemani oleh kedua penjaganya.

Ia melihat sang putri sedang membicarakan sesuatu dengan kedua pengawalnya. Tak lama kedua pria itu pergi meninggalkan sang putri sendirian. Apakah ini saatnya? Saatnya untuk menculik sang putri?

Tidak mau membuang waktu, pemuda itu mengambil sebuah karung yang berada di bagian belakang mobil. Dengan langkah yang mengendap-endap, ia berjalan menuju taman tempat di mana Putri Isabella berada.

Tiga ... dua ... satu ... sekarang.

《《《 》》》

《《《 》》》

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Noh AWhere stories live. Discover now