15

217 54 8
                                    

"Siapa lelaki itu?" tanya Ethan.

Isabella enggan menjawab, perempuan itu hanya memandangi jalanan gunung yang penuh dengan pohon besar melalui jendela mobil. Tatapannya sendu bagaikan seseorang yang tidak memiliki semangat untuk hidup.

"Hei." Ethan menyentuh pundak Isabella tetapi perempuan itu menepisnya kasar. Ia tidak akan membiarkan sembarang orang menyentuh tubuhnya tanpa seizinnya. "Apakah seburuk itu diriku di matamu, Isabella?" tanyanya.

Isabella mendengus dan memutar bola matanya. Bisa-bisanya lelaki itu bertanya seburuk apa dirinya padahal lelaki itu pasti tahu betul sebagaimana liciknya rencana yang akan lelaki itu lakukan. Hanya saja sepertinya Ethan belum menyadari kalau Isabella sebenarnya sudah mengetahui niat buruk lelaki itu.

"Apa yang harus aku lakukan untukmu?" tanya Ethan.

"Batalkan pernikahan kita," balas Isabella setelah menutup mulutnya dalam waktu yang lama. "Sejak awal aku tidak pernah ingin menikah denganmu."

"Apa yang kau tidak suka dariku? Aku akan merubahnya," ucap Ethan bersungguh-sungguh, tapi sayang Isabella tahu perkataannya hanyalah dusta agar dirinya luluh.

"Semuanya, terutama wajahmu. Kau tidak tampan seperti Pangeran Sky," timpal Isabella sembarangan membuat Ethan sedikit tersentak. Apakah wajahnya memang seburuk itu sampai seorang putri berani menghina fisiknya?

"Kau juga tidak secantik Putri Yizu," balas Ethan. Lelaki itu tidak terima akan perkataan Isabella yang menyinggung fisiknya, tanpa sadar lelaki itu ikut menghina fisik Isabella.

"Kalau begitu silakan cari perempuan lain yang secantik Putri Yizu, aku juga akan mencari lelaki yang setampan Pangeran Sky," ujar Isabella membuat Ethan tidak bisa berkata apa-apa. Ucapan Isabella yang menusuk tepat di dadanya membuat lelaki itu kehabisan kata untuk meluluhkan hatinya.

"Kau ini kenapa? Padahal seingatku saat kita pertama kali bertemu kau tidak bersikap dingin seperti ini. Mendekati hari lamaran kau malah menjauh," ujar Ethan yang terdengar seakan-akan dirinya yang paling tersakiti di sini.

Perlu diakui, saat pertama kali bertemu dengan Ethan, Isabella menilai lelaki itu sama seperti Pangeran Sky, bahkan lebih baik daripada Pangeran Sky. Sifatnya yang ramah dan pembicara yang baik membuat Isabella tertarik kepadanya. Tetapi semua perasaan itu sirna setelah ia mengetahui niat buruk Ethan. Ia tidak akan pernah menganggap Ethan adalah lelaki yang baik sampi kapan pun.

"Menurutmu? Apa yang membuatku dingin kepadamu?" tanya Isabella.

Ethan terdiam. Otaknya terus-terusan berpikir, apakah anak perempuan dari Raja Benjamin itu memang membenci wajahnya sampai sikapnya berubah? Selama ini tidak pernah ada yang menganggap dirinya tidak tampan.

Pada akhirnya kedua orang ini tidak saling berbicara sampai tiba di istana. Sudah lama sekai sejak Isabella meninggalkan rumahnya. Ia bahkan tidak pernah tahu kabar kedua orang tuanya setelah ia pergi. Ia tidak ingin membayangkan bagaimana reaksi mereka saat melihat putrinya kembali dengan keadaan hidup. Seharusnya ia tidak kembali sekarang, seharusnya ia kembali ke istana bersama dengan Jay saja.

Ethan membuka pintu mobil dan mempersilakan Isabella untuk turun. Beberapa pelayan di sana membelalakkan matanya melihat sang putri yang kembali. Isabella sangat tidak nyaman dengan tatapan terkejut yang mengarah kepadanya. Ia bisa mendengar bisikan-bisikan mereka menerka apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.

Isabella dan Ethan berjalan beriringan menelusuri lorong istana yang sangat luas. Beberapa kali Isabella mencoba untuk menjauh dari Ethan seakan-akan dirinya tidak sedang berjalan bersama. Sebenci itu dirinya kepada Pangeran Kerajaan Izles sampai tidak mau berjalan beriringan.

Noh AWhere stories live. Discover now