INTUISI : 08

60 3 0
                                    


Sean, Kenzo, Randi dan juga Bara barusan mengabari Bentang, bahwasanya mereka sudah on the way menuju ke rumah Bentang dengan alasan ingin menjenguk Kinara yang sedang sakit. Padahal sudah mati-matian Bentang menentang ide teman-teman rusuhnya itu. Bukan apa-apa, ia hanya tidak ingin Kinara diganggu untuk saat ini. Ini baru dua hari sejak gadis cantik itu jatuh sakit dan dirawat dirumahnya, keadaan Kinara masih lemah. Kalau gengnya datang nanti sudah pasti mereka akan merusuh dan berisik. Apa lagi saat ini sudah pukul delapan malam. Satu jam lagi waktunya Kinara tidur.

"Kamu nggak mau tidur sekarang, Ki?" Tanya Bentang.

Kinara yang tengah fokus menonton drama korea di laptopnya menoleh sekilas kepada Bentang lalu menggeleng dan melanjutkan aktivitasnya.

"Temen-temen kamu mau dateng 'kan? Masa kita tidur." Kata Kinara tanpa menatap Bentang.

Bentang mengerutkan alisnya diikuti raut bingung. "Kamu tau mereka mau kesini?"

Kinara menoleh ke Bentang lalu mengangguk polos. "Ada Salisa sama Kafka juga kok." Terangnya membuat Bentang mengusap wajah tidak mood.

"Salisa? Kafka?" Beonya dibalas angukkan Kinara lagi.

"Kenapa sih? Nggak boleh ya?"

"Bukannya nggak boleh, aku takut aja ntar mereka pada rusuh terus nggak pulang-pulang. Kamu masih sakit, Ki, masih butuh istirahat." Terang Bentang selembut mungkin.

"Jadi nggak boleh nih?" Tanya Kinara lagi.

Kali ini dengan bibir ditekuk sedih.

"Eeeh, nggak gitu, Ki, astaga." Jawab Bentang panik. "Pokoknya jam 9 lewat 15 menit kita tidur ya? Nggak ada acara ngaret Ki!"

Kalimat 'kita tidur' yang dimaksud Bentang bukan berarti mereka berdua akan tidur bersama semalaman. Akan tetapi, Bentang menemani Kinara dikamar, memeluk gadis itu sampai terlelap. Lalu setelah itu Bentang akan tidur di kamar tamu. Ia rela mengalah meminjamkan kamarnya kepada Kinara. Alasannya karena gadis itu memang tidak bisa tidur disembarang tempat.

"Siap Kapten!" Balas Kinara sambil memasang posisi hormatnya.

Melihat itu Bentang sontak terkekeh. "Yaudah aku mau bantuin Bunda masak dulu. Kamu disini aja jangan kemana-mana!" Ujar Bentang mengusak rambut Kinara sebentar.

Kinara mengangguk nurut. "Laksanakan bersama Ji Chang Wook!" Balasnya diakhiri kekehan membuat Bentang menggeleng heran.

"Kenapa sih cewek-cewek demen banget sama Mas Mas Korea? Emangnya gue kalah ganteng ya?" Ujar Bentang bermonolog saat menuruni tangga.

***

Setengah jam kemudian para perusuh geng Bentang sudah berkumpul di ruang tamu. Ditambah juga dengan kehadiran Kafka dan Salisa. Tak disangka meski baru join tapi Kafka sudah terlihat akrab dengan yang lain, terutama dengan Bentang. Sedari tadi kedua cowok itu asyik terlibat obrolan seru mengenai banyak hal, salah satunya tentang Kinara. Sesekali juga Kafka menggoda Kinara dengan kalimat-kalimat gombalnya.

"Ki" Panggil Kafka membuat seluruh mata terpusat pada keduanya.

"Kaki lo sakit nggak?"

Kinara menggeleng setengah bingung. "Kenapa Kaf?" Ia bertanya balik.

"Berarti bisa jalan dong?"

"Bisa lah, kenapa sih?"

"Jalan sama gue yuk!"

Kafka memasang senyum andalannya membuat Kinara terkekeh. Sedangkan teman-teman mereka yang lain sudah siaga satu untuk memberikan warning terhadap Kafka.

INTUISIWhere stories live. Discover now