INTUISI : 01

208 5 0
                                    

"GILA GILA! SI BEN MAKIN HARI MAKIN MENJADI AJA! GANTENG POLL YA TUHAN!!!"

"NGELIAT MUKA NYA DOANG UDAH BIKIN GUE MEREMBES!"

"IYA ANJIR, SAMA! RAHIM GUE LANGSUNG ANGET."

Kelimat-kalimat ekstrem yang keluar dari mulut para siswi itu sudah menjadi makanan setiap hari bagi seorang BENTANG JENTERA JAMANIKA. Cowok rupawan mix Indonesian-Prancis yang punya label famous dalam dirinya. Terutama di STARLIGHT's School, SMA swasta yang paling hits di ibu kota.

Jerit histeris para siswi Starlight mulai memenuhi area tempat parkir pagi itu, tepatnya saat one of the most wanted school mereka melepaskan helm full face dari kepalanya, menampakkan wajah tampan rupawan dengan rambut yang hampir menyentuh pundak. Cukup gondrong tapi terlihat halus dan terawat. Kulitnya putih dan bersih untuk ukuran cowok, tubuhnya pun proporsional untuk dikatakan ideal.

Begitu Bentang melangkah ke pelataran sekolah senyum tipisnya terbit, membuat suasana yang sejak tadi heboh, semakin menjadi-jadi.

"Kak Ben ... " Panggil seorang siswi cantik dengan rambut panjang ter-urai.

Alesia namanya, adik kelas tahun pertama yang namanya sempat hangat diperbincangkan karena memiliki visual luar biasa.

Bentang berhenti tepat di hadapan gadis itu, "hm, why?" tanya cowok itu dibarengi senyum.

Terlihat Alesia begitu exicted karena mendapat respon manis dari Bentang. Gadis itu memamerkan senyuman terbaiknya kepada Bentang diiringi dengan wajah malu-malu kucing, apalagi ketika Bentang menyorotnya.

"Can I take a picture with you? Please ... "

Bentang tersenyum menyanggupi. Tentu saja interaksi dua manusia di koridor gedung IPS itu tak luput dari perhatian banyak warga sekolah. Termasuk juga seorang gadis suuper cantik yang tengah berdiri di balkon lantai dua gedung MIPA.

Bentang menatap kamera HP Alesia sembari tersenyum lebar, diikuti gadis itu dengan pose yang sama. Dan hasil potret mereka cukup mesra dengan pipi yang saling menempel.

Ben, begitu panggilannya. Meski famous dan di puja, namun dia bukan seorang cowok angkuh yang dingin dengan segala bahasa singkatnya. Ben justru punya pribadi yang hangat dan sangat humble. Dia juga murah senyum, terutama kepada perempuan. Dan deskripsi diatas sudah lebih dari cukup untuk menjadi poin plus bagi Bentang untuk memiliki loker yang selalu di penuhi oleh surat serta hadiah.

"Woaah pangeran kita dateng, guys!" Kenzo menyambut kedatangan Bentang dengan teriakkan khasnya yang mengundang perhatian se-isi kelas.

Bentang terkekeh kecil menanggapinya, "apaan sih, Ken."

Cowok itu sempat membalas sapaan dari beberapa siswi di kelasnya sebelum dia mengambil sebuah buku tulis dan pena lalu melempar asal ransel miliknya ke atas meja kemudian ikut bergabung dengan gengnya yang pagi itu sudah berkumpul di pojokkan kelas.

"Mojok pagi-pagi gini emang nggak asik." Celetuk Bara tiba-tiba. "Asiknya malem, lebih hot!"

Dan berkat dari ucapannya barusan, Bara berhasil mendapat hadiah berupa jitakkan keras hasil tangan Sean.

"Masih pagi, Bar! Judulnya nyontek PR bukan 4646!" Protes Sean tak suka.

Bara mengaduh sakit sambil mengusap kepalanya, "yaa santai dog! Bisa-bisa geger otak gue abis ini."

"Nggak usah lebay!" Cibir Sean membuat yang lain terkekeh.

Bara tidak berbohong, jitakkan Sean memang sangat sakit. Padahal Bara tau cowok itu tidak serius. Mungkin kalau serius sedikit saja, ubun-ubun Bara bisa jebol. Sumpah!

INTUISINơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ