Hei kamu, terima kasih
karena indahnya
pahitnya
dan sakitnya.
Kau tahu, maaf
karena kurangku
salahku
dan resahku.
Menusuk rasanya,
membekas di dada.
Lelah rasanya,
hati lokasinya.
Tak tahu kebenarannya
karena lidahmu bagai cuaca
Tapi kau tahu?
Hati ini tetap menerima
jauh sebelum kata itu keluar.
Menyesakkan memang.
Tapi biarlah
karenanya kumengerti
Cinta itu bukan tentang memiliki,
tetapi tentang melepaskan,
tentang menerima.
Karenanya, terima kasih.
***Penderitaan yang kukira adalah akhir.
Ternyata ini baru permulaan.
YOU ARE READING
Sajak Bulan
PoetryRangkaian kata, yang terbentuk dari naik turunnya cinta seorang remaja. Kumpulan sajak dan puisi, tentang banyak hal di dunia ini. Berharap menemukan jalan, dan jawaban akan arti kehidupan. Aksara penghantar dari bumi ke bulan. Salam kenal pembaca...