Memang belum ada yang tau

1.2K 87 7
                                    

Ken keluar dari kafe dan berjalan mendekat ke arah motor besarnya kemudian menaikinya. Dia menghela nafas beratnya sebelum memasang helmnya, kepalanya menatap ke depan, melihat seorang wanita yang tadi ia temui tengah menundukkan kepalanya, rasa bersalah kembali menggerogoti tubuhnya.

Ken mengusap kasar air mata yang entah kenapa menetes mengalir di kedua pipi tirusnya, dia menggelengkan kepalanya kemudian memasang helm full face nya

ΩΩΩ

Motor besar ber plat B perlahan masuk ke dalam pekarangan rumah seseorang, Ken melepaskan helmnya sebelum turun dari motornya, langkahnya mengayun menaiki beberapa tangga dan terhenti di depan pintu yang menjulang tinggi. Tangan kanannya terulur untuk menekan bel di sebelah pintu

Ting Nung

Dia menatap pintu sembari membenarkan kaos hitam yang ia pakai, tangannya kembali menekan bel.

Ting nung

Ken mulai menyunggingkan senyumnya, namun pintu tak kunjung dibuka.

Ting Nung

Dia mencoba sabar menunggu sang pemilik rumah tersebut membuka pintu, hingga tiga puluh detik berlalu pintu masih tak bergerak sedikit pun membuat dahinya mengernyit kemudian mendengus.

Ting Nung Ting Nung

Ken menatap bel yang sepertinya tidak berfungsi, tidak berguna sekali. dia menekan keras belnya.

Ting Nung

"Woyy!" Tubuhnya langsung terlonjak kaget saat mendapat teriakan keras di depan wajahnya, Ken langsung menyengir dan melambaikan tangannya.

"Haii"

"Hmm, ada apa?"

"Busett" gumamnya sambil menarik tangannya kembali ke samping tubuhnya, "dingin amat mbak, padahal lagi panas nih"

Adel langsung memutar bola matanya, ahh kenapa hari demi hari dia semakin malas meladeni sikap Ken yang selalu saja mendekatinya, atau mungkin Adel malah tengah berusaha menghindar, tapi menghindar karena apa?

Adel melirik Ken dari atas sampai bawah, pakaiannya sangat simpel namun itu sangat pas untuk tubuh Ken yang tinggi, kaos hitam polos dan celana cargo hitam dengan garis putih di setiap jahitannya.

Matanya tak sengaja melirik bibir kecil Ken yang tengah tersenyum, dia bukan melihat senyuman itu melainkan fokusnya terarah pada luka di bagian sudut bibir dan----mata.

Sedangkan pandangan Ken terarah pada nampan kecil yang di pegang Adel, kepalanya menoleh ke arah sebelah motornya dimana terdapat mobil BMW seri3 warna putih yang terlihat begitu asing dimatanya, dia pun mengangguk ngangguk kemudian kembali menatap Adel,

"ada tamu yah?" Tanya Ken sedikit berjinjit untuk melihat lebih dalam kerumah Adel, Adel kembali berdehem tanpa berniat membuka mulutnya.

"Jadi gue gak boleh main?"

"Masuk." Entah ada jin apa yang merasuki tubuh gadis pendek itu bahkan sampai membuat Ken mengerjapkan matanya, Adel menarik lengan Ken hingga terhenti di ruang tamunya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 02, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The moonWhere stories live. Discover now