Hati yang harus kamu jaga

640 72 2
                                    

Alza dan Jihan tengah menonton tv di ruang tamu, keduanya asik tertawa melihat kartun yang di tonton nya, dengan posisi alza yang tertidur di paha sang kekasih.

Setelah Jihan meredam tawanya, dia kembali mengelus lembut kepala kekasihnya yang tak henti hentinya mengunyah permen, tatapannya langsung turun menatap Alza yang tengah tertawa.

"Zaa." Pandangan Alza teralihkan, gadis itu menatap Jihan dari bawah, "Kenapa?"

"Ibu nyuruh aku pulang ke Bandung, dia rindu katanya" Alza bukannya langsung menjawab, gadis itu malah mengulum bibirnya seperti tengah menimang nimang sesuatu.

"Kok baru bilang? Kapan berangkatnya? Terus Disananya sampe kapan?" Jihan langsung menggeleng gelengkan kepalanya, dia mencubit hidung kekasihnya dengan tatapan gemas.

"Aku juga baru di kabarinnya semalem, sayang. Ibu bilang dia pengen aku pulang dulu dan disana dulu sekitar seminggu atau dua mingguan lah" Jihan langsung memundurkan wajahnya karena Alza terduduk dengan tiba tiba.

"Dua Minggu lama tau" keluh Alza dengan wajah cemberutnya, itu malah mengundang kekehan kecil dari Jihan, Jihan mencium pipi kekasihnya cukup lama, bahkan dia sedikit menggigitnya kala melihat bibir Alza yang semakin cemberut. "Mending kamu suruh aja ibu kamu kesini"

"Terus dia tidur dimana?" Mendengar pertanyaan itu Alza menghela nafasnya, "seminggu aja cukup kali"

"Iya-iya seminggu, aku juga harus kuliah, kan gak mungkin lama lama disana" Alza kembali berbaring di paha sang kekasih, Jihan yang menyadari mood gadis itu turun langsung mengecup dahinya.

"Selama aku pergi, kamu jangan aneh aneh yah, kurangin ngerokok kamu" Jihan mendengus kesal melihat Alza hanya mengangguk ngangguk acuh, dia memang mengetahui jika Alza sering merokok di balkon, apalagi melihat gadis itu memiliki banyak sekali bungkus roko di kamarnya membuat dia hanya bisa menghela nafas kasarnya, jika sudah kecanduan yah begitu, susah untuk dinasehati.

"Aku gasuka yah kamu ngerokok gitu, Ken aja gak ngerokok masa kamu ngerokok, ngasih contoh yang gabaik" Alza memutar kepalanya hingga kembali menatap Jihan, kenapa harus selalu dibandingkan dengan Ken sih? Matanya tiba tiba berputar malas, "mulut kamu bau rokok setiap nyium aku, itu sama aja kamu ngasih penyakit ke aku"

"Iya-iya, aku usahain"

"Selalu aja gitu, usahain-usahain, usahain apa??" Alza menatap Jihan tanpa berkedip, dia sedang tidak ingin mendapat Omelan panjang dari kekasihnya. Alza langsung mencium bibir Jihan dengan sedikit di tekankan agar Jihan mau membuka mulutnya, setelah itu ia lepaskan.

"Kerasa gak rokoknya?"

Jihan mengulum bibirnya, dia mencari rasa lain selain manis dari bibir kekasihnya, gadis di pangkuannya langsung tertawa

"Kamu abis makan permen Alza!" Jihan mencubit perut Alza tanpa ampun hingga mulut yang sebelumnya mengeluarkan tawa sekarang terganti dengan ringisan cukup kuat, "iya ampunn lepas dong"

Setelah cubitannya terlepas, gadis penyuka game ini menatap kekasihnya dengan senyuman manisnya, "aku seharian ini gak ngerokok"

"Bo'ong banget" Jihan memutar matanya dengan tangan yang ia silangkan di dada, tubuhnya ia sandarkan di sofa sambil menatap lurus kedepan.

"Beneran, buktinya kamu gak ngerasain rokok aku di mulut"

"Ya karena kamu lagi ngunyah permen, Za."

"Manis yah?" Tanyaan tengil itu membuat kedua pipi Jihan langsung merona, merah bagai tomat. "Udah ah, kamu ini ngegodain Mulu"

"Dihh, mbaknya yang kegoda sendiri" Alza kembali fokus melihat tontonannya sedangkan Jihan langsung menutup wajahnya yang malu.

The moonWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu