Biadab

667 84 2
                                    

"KENANTHAAA!"

Teriakan itu menggelegar kuat di lapangan basket indoor, bahkan murid lainnya sampai menutup telinga dan menatap takut pada gadis tersebut.

kedua tangannya sudah mengepal kuat dengan tatapan yang begitu tajam.

"Sabar Del"

nafasnya semakin bergemuruh kuat, Adel berlari secepat kilat untuk menemui manusia biadab itu.

Sedangkan orang yang di teriakinya tengah bersiul ria sambil menyapa para adik kelas maupun seangkatan, bahkan kakak kelas pun ia sapa.

"Kak Vera, makin hari makin cantik aja"
"Bang lain kali ajaklah gue ke tongrongan lu"
"Dek fani yang imutttt, peluk gak?" Gadis yang dipanggil itu langsung berhambur memeluknya.

"Emm harum, lain kali ajak Fani beli parfum nya ya kak, suka banget sama wanginya" Ken pun hanya mengangguk dan kembali berjalan

Srettt

Tubuhnya berbalik dengan sangat kuat.

Plak

Matanya melotot dengan mulut terbuka, tangan kanannya memegang pipi nya dan menatap Adel dengan nyalang.

"Perlu gue tampar lagi?!" Matanya mengerjap beberapa kali, sungguh menyeramkan.

Mata Adel seperti akan keluar sangking tajamnya tatapan itu,

"Kenapa sih lo?"

dia berdecih pelan, benar benar biadab musuhnya ini.

"Lo masih nanya?!"

"Adel!" Gadis ini tak menoleh kemanapun, tatapannya masih tajam mengarah pada Ken, "udah Adel sabar, ini di sekolah. Lo mau masuk bk lagi karena berantem sama dia?"

Adel menepis tangan temannya, dia semakin melangkah dengan tatapan yang tak teralih.

Ken akui ini benar benar menyeramkan, dia mundur selangkah namun Adel maju selangkah terus seperti itu hingga dirinya menubruk tembok.

"Adell.."

Adel menyipitkan matanya, sungguh jantung Ken sudah berdetak dua kali lipat, bukan karena ada suatu hal namun dia benar benar ketakutan.

"Gue Minta maaf deh, gue kan reflek" ucapnya dengan nada bergetar dan kedua tangannya menyatu sambil menatap takut pada Adel

Adel pun akhirnya mulai merenggangkan ototnya yang tadi tegang, dia menjewer telinga itu hingga membuat sang empu mengadu. "Aduh duh sakit del, sumpah ya lo!"

"Apaa?!" Adel sadar aksinya sedikit keterlaluan, Ken bahkan sampai mengeluarkan air mata karena sakitnya jeweran itu.

Dia pun melepaskan jewerannya beralih memukul kuat bahu Ken. "Bener bener, brengsek lo!"

Sekarang bukannya takut tapi Ken justru tertawa kuat, Adel terus memukul bahunya hingga Aya pun turun tangan memisahkan Adel. "Ihhh!"

Ken sangat gemas mendengar umpatan demi umpatan yang di keluarkan Adel, mereka sudah menjadi tontonan hangat murid-murid.

"Lepas Aya! Gue pengen nyakar dia"

Aya terus memeluk Adel agar menjauh dari Ken, dia jadi kena imbas pukulan Adel tapi dia tidak mau temannya ini kena masalah.

"Hehh brengsek sini lo!"

"Jangan ketawa anjing!"

"Aya gue pengen bunuh dia!"

"Ayy, dia manusia biadab!"

"Jahanam!"

"KENN!"

The moonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang