Yang lo mau itu gue bukan Adel

643 80 1
                                    

Ken keluar dari ruang guru dengan beberapa kertas ditangannya, dia melangkah menuju tempat sampah yang tak jauh dari ruang guru.

gadis ini membuang semua kertas yang sudah berisi coretan tinta hitam,

Tentunya coretan hasil dia menghitung tadi.

Yahh, baru saja dirinya mengikuti tes untuk nanti dirinya olimpiade, dan sudah di pastikan bahwa ken lah yang akan ikut lomba tersebut.

Dia mengepuk nepuk kedua tangannya, pandangannya mengedar ke sekitaran sekolah.

Sudah kosong karena memang jam pulang sekolah berbunyi satu jam yang lalu,

Adel?

Dari arah sudut kanan, matanya menangkap tubuh seorang gadis yang tengah berbincang dengan lawan bicaranya.

Aldo?

Tak disangka sang Aldo tengah tersenyum menatap Adel yang terus bersuara, itu bisa dilihat dari gerak bibir adel yang tak hentinya bergerak.

Ken menatap dengan tatapan sulit di artikan.

"Ken serius deh gue nanya, lo suka kan sama si adel?"
"Lo masih bingung sama perasaan lo?"
"Lo emang suka sama Adel."
"Jatuh cinta?"

Kenapa melihat senyuman Adel yang tak luntur sedikit pun itu mampu membuat hatinya memanas?

Memanas karena senyuman itu di tujukan pada pria yang selalu di puja puja satu sekolahan ini.

Ciihh

Ken memiringkan kepalanya ke kanan,

Apa gue emang suka sama tuh anak?

Otaknya semakin berkelana kesana kemari mencari jawaban yang pasti,

Ken menghela nafasnya dengan kasar, Suka?

Bibirnya terkekeh meremehkan, tatapan nya kembali berubah dingin.

Ayo ken!

Tunjukan sekarang.

Kalau lo suka sama cewe pendek itu lo bakalan cemburu liat senyuman Adel yang semakin mengembang melihat Aldo, ditambah dengan tatapan berbinar.

Ken semakin menyipitkan matanya,

Dia tengah memastikan.

Namun entah tengah memastikan apa.

Tiba tiba kedua tangannya menarik bajunya yang sempat rapi karena masuk kedalam celananya.

Lalu menarik dasinya yang tadi juga sempat rapi melingkar di lehernya, dan melepaskan satu kancing atas nya.

Kemudian mencepol rambutnya dengan asal, dan menggibas gibaskan tangannya di depan wajahnya.

Kok panas yah?

Ken melihat area sekitar, dan menengadah ke samping atas.

mendung, bahkan mungkin sebentar lagi hujan akan turun

Aneh.

Kepalanya kembali melihat kedepan, matanya melotot namun secepat kilat Ken menahannya.

Dia berlari ke ujung tembok agar menghalangi seluruh tubuhnya.

Kepalanya menyembul dari samping, dia melihat ke depan dan ternyata kedua manusia itu sudah tidak ada.

Ken bernafas lega, dia keluar dari tempat persembunyiannya dan menatap kedua insan ciptaan tuhan itu berjalan beriringan keluar sekolah.

Sekarang penampilannya benar benar bak preman sekolahan,

The moonDonde viven las historias. Descúbrelo ahora