Udah suka, udah diungkapin pula.

648 78 3
                                    

Bel istirahat sudah terdengar ke seluruh penjuru kelas, Adel dengan temannya memilih untuk ke kantin.

Di ingat-ingat bahwa Adel tadi pagi tak sarapan di rumah akibat terburu buru jadi dia sekarang nampak kelaparan.

Saat masuk ke dalam area kantin, langsung terdengar riuh dari meja di pojok,

Adel dan aya memutuskan untuk duduk di dekat warung bakso.

"Bang baksonya dua!"

"Siap neng Aya." Sahut sang penjual bakso tersebut,

Aya mulai membenarkan duduknya untuk memulai percakapan "Oh iyah, tadi pagi kok lo bisa telat sih? Gak biasanya" tanya Aya sembari menarik tisu di atas meja.

"Nyokap gak bangunin" jawab Adel sambil menopang dagu

"Emang lo harus selalu di bangunin nyokap?"

"Nggak sih, cuman..."

Aya langsung mengkerut melihat kedua pipi Adel yang nampak memerah,

Tiba tiba Adel merasakan sebuah tangan menempel di dahinya, "Lo sehat kan del?"

Adel melotot horror, aya langsung menarik tangannya dengan cengiran lebarnya,

"habisnya sih, dari tadi gelagat sama tingkah lo aneh banget, senyam senyum mulu lagi"

Adel menundukkan wajahnya, iya ya kenapa dia jadi senyum senyum begitu.

Adel mendongak dengan helaan nafasnya,

"gak papa" namun tak bisa di pungkiri bibirnya kembali tertarik ke atas.

"Ihh serem gue" gidik Aya.

Tiba tiba seorang pria duduk di bangku sebelah Adel, Aya langsung menyenggol siku temannya.

"Kenapa?" Adel masih belum sadar, hingga lirikan Aya membuatnya menoleh ke samping kiri.

"K-kak Aldo"

"Do!!"

Pria ini menatap temannya yang tak jauh dari mejanya,

"Pepet terosss!"

Mereka yang berada di meja sebrang tertawa keras, Aldo hanya terkekeh.

"Doain!"

HAHAHAHA

seisi kantin ikut tertawa akibat teriakan Aldo, mereka sudah tau akan kedekatan si double A itu dan sepertinya semua merestui, kecuali...

"Makin hebat ae si Aldo deketin cewe" ujar Bella

"Langsung yang bening lagi wkwkwk" timpal Fanya di beri kekehan kecil dari Alza.

"Udah woy kasian temen kita galau nih hahaha" Alza merangkul bahu teman di sampingnya,

Mereka terdiam sebentar, tatapan Ken terus tertuju ke depan dimana pria brengsek itu berada.

"Eh itu tangan lo kenapa?" Tanya Bella tiba tiba saat melihat tangan Ken yang terpakai perban.

Ken langsung menarik tangannya yang di pegang Bella, lengan baju seragamnya yang panjang ia semakin turunkan hingga menutupi lengannya yang terperban."gak papa"

"Lo masih berani nyembunyiin masalah dari kita?" Ujar Fanya yang malah memancing kegaduhan.

"Ini bukan masalah." Ujar Ken dingin

"Tanya tuh sama cewe disana, ini gara gara dia" Ketiganya menatap tunjukan dari Ken,

Bisa bisanya gadis ini bilang seperti itu??!

The moonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang