antara aku kamu dia dan mereka

643 68 1
                                    

Bugh

Krekk

"Aargh stop...udahh!" Teriak Alza sambil mundur beberapa langkah, lengannya naik ke hadapan lawannya mencoba menahan Ken yang ingin maju, kemudian dia mengatur nafasnya yang ngos ngosan sembari meregangkan tangannya yang hampir patah karena serangan Ken.

Ken menarik paksa hand wrap nya dan mengayunkan kakinya ke arah salah satu kursi panjang yang tersedia di ruangan tersebut. Tanpa duduk, gadis itu meraih botol minumannya dan meminumnya hingga tak tersisa, "setelah ini lo mau kemana?"

"Ke rumah adel" Alza kini duduk di kursi, dia mengusap sudut bibirnya dengan punggung tangannya, dia lihat ada darah yang belum kering disana, Alza mengendikkan bahunya dan kembali menatap Ken, "lo beneran suka sama dia?"

Ken mengendikkan bahunya dan ikut duduk di kursi, dia menatap ruangan yang luas namun kosong melompong, hanya ada beberapa alat² berat untuk olahraga, padahal ini hari minggu tapi kemana orang orang yang selalu mengunjungi Gor ini, Ken menggelengkan kepalanya kemudian menunduk,

"terus ngapain lo kerumah dia?" Alza mengantupkan matanya kala merasakan tubuhnya yang hampir remuk karena pukulan Ken di seluruh tubuhnya, Alza membuka matanya dan menoleh kesamping,

"Main aja" jawaban singkat dari Ken membuat Alza mendengus geram,

"Yaudah sih tinggal bilang suka apa susahnya? ini udah hampir setahun lo terus ngusilin dia, dan sebulan yang lalu lo sadar kalo lo suka sama dia, tapi mulut lo masih gak mau mengakui itu..." alza manggantungkan kata katanya, dia merangkul bahu Ken,  menatap samping wajah Ken hingga Ken menghembuskan nafas kasarnya dan mendongak. "Ayolah Ken, lo harus move on sama mantan lo"

"Gue gatau za, gue takut"

"Takut di tinggalin lagi? Atau takut ditolak?" Ken kembali mengendikkan bahunya, Alza melepaskan rangkulannya, kemudian menopangkan tangannya di kursi, dia ikut menatap kedepan.

"Dia sama mantan lo beda, meski sama 'pun lo harus bisa pertahanin adel, mantan lo pergi karena cowo.."

"Dia juga suka sama cowo" Alza mengkerut sebentar, "berarti dia juga sama cewe?" Kepalanya menoleh ke samping, menatap Ken yang kembali mengendikkan bahunya, "maybe."

Ken menghela nafasnya, "gue sering liat dia salting kalo diliatin gue, terus gue juga pernah meluk dia dan gue tau gimana tubuhnya yang tiba tiba diem dan gugup, bukannya gue ge'er dia suka sama gue, tapi ada kemungkinan kan kalo dia belok?" Ken menaikkan alisnya sebelah sambil menatap wajah alza yang tengah tersenyum,

"Lo suka kan sama dia?" Bukannya memberi tanggapan terhadap ceritanya, alza malah balik bertanya membuat Ken menggeram kesal, kenapa dia tadi tak memukul Alza saja hingga pingsan, gadis itu sekarang membuat kepalanya pusing.

Alza menaik turunkan alisnya semakin menggoda Ken, Ken yang akhirnya terpancing langsung menghembuskan nafasnya dan memalingkan wajahnya kembali menatap ke depan, "iya!"

"Got it!" Alza menepuk tangannya, dan merangkul bahu sahabatnya, "itu yang gue mau dari mulut lo" Alza mengangguk nganggukan kepalanya.

"Tembak!" Ken menghempaskan tangan Alza, dia memilih berdiri kemudian meraih tas dan Hand wrap nya, "Ken..."

"Diem deh ah Za, lo bikin kepala gue pusing"

"Elahh, hidup lu yang ribet di ambil pusing terus, tinggal tembak wushhh di tolak deh"  dia menutup wajahnya saat Ken mengambil botol dan hendak di lemparkan ke arahnya, "ampun dahh, becanda" Alza menyengir lebar dan dia ikut berdiri, kemudian mengambil tasnya

Mereka berdua berjalan ke arah toilet untuk mengganti pakaian masing masing yang sudah terlihat basah akibat keringat, Ken keluar dari bilik toilet dan dia berdiri di depan wastafel, dia menatap kaca dimana ada bayangan wajahnya.

The moonWhere stories live. Discover now