akan mudah jika akar masalahnya tidak muncul

623 82 4
                                    

Aldo menghempaskan kuat tubuh Daniel ke jalanan, namun sedetik kemudian dia kembali menarik kerah itu agar Daniel berdiri dengan nafas yang naik turun.

"Oh jadi ini alasan kenapa Lo deketin Adel?" Sinis Daniel, dia menarik tubuhnya agar menjauh sedangkan Aldo semakin tak kuasa menahan emosinya.

Dia maju satu langkah dan memukul wajah Daniel, setelahnya dia merenggangkan ototnya yang sempat tegang.

Daniel yang terduduk meringis, pukulan itu sering ia dapatkan dari Aldo tapi kenapa setiap Aldo memukulnya, tenaganya semakin kuat.

"Kenapa sih Lo kak, harus selalu ngorbanin perasaan orang? Termasuk perasaan gue!"

"Banyak omong Lo!" Aldo menarik kuat kerah baju Daniel, dia kembali memukul wajah itu hingga Daniel benar benar tersungkur.

Matanya melirik ke sekeliling, memastikan tidak ada yang melihat aksinya.

Aldo kemudian berjongkok di depan Daniel dan menarik dagu itu agar menatapnya, Daniel hanya bisa kembali meringis. "Lo masih mau kan gue anggep adik? Ingat, tanpa adanya bokap gue, Lo gak akan pernah bisa hidup mewah dan akan selalu jadi anak gelandangan di pinggir jalan!"

Mendengar suara yang selalu merendahkannya itu, Daniel menatap penuh amarah pada Aldo, tapi tiba tiba tatapannya melemah, dia menarik dagunya, hatinya benar benar tertohok tajam.

Aldo tertawa remeh, dia menepuk pipi adik angkatnya. "Gausah sedih gitu dong, Lo kan udah bahagia dengan harta yang ayah berikan sama Lo" dia kembali menarik dagu itu cukup kuat, "jangan pernah ngurusin hidup gue, selagi Lo masih mau makan enak!" Tajamnya kemudian Aldo menghempaskan wajah itu.

Dia berdiri dan memasukkan tangannya ke dalam saku celananya, "dan..jangan pernah berani deketin cewe gue, gue gak toleran kalo hal itu terjadi, lagi." Setelah berucap Aldo melenggang pergi, dia kembali masuk kedalam restoran meninggalkan Daniel dengan segala kesakitannya

Jika saja dulu keluarga Arman tidak menemuinya dan mengangkatnya sebagai anak, dia tidak akan di tindas seperti ini. apalagi mengetahui kakaknya itu mencintai bahkan terobsesi pada Ken, dia jadi sulit mendekati gadis itu, kakaknya memang benar-benar tidak akan mengasihani siapapun yang menyentuh miliknya sekalipun itu adalah adik angkatnya.

Dia jadi kasihan pada Adel yang sekarang menjadi incaran Aldo, melihat semua wanita ataupun pria yang mendekati Ken, selalu berujung penderitaan yang dihantui rasa ketakutan. dan sekarang Adel? Apa gadis itu akan bernasib sama seperti apa yang ada dipikiran Daniel?

ΩΩΩ

Motor Scoopy berhenti di halaman rumah Adel, Ken melepaskan helmnya dan turun dari motor setelah gadis yang diboncengi nya turun terlebih dahulu.

Dia menerima helm yang di berikan Adel, Adel memang sedikit mengkerut saat tau Ken membawanya pulang, dia pikir Ken akan mengajaknya ke suatu tempat.

"Aduh lupa" Ken menepuk jidatnya, "medali nya malah di kasihin kak Jihan, itu kan mau aku pamerin ke mama kamu kalo aku menang olimpiade" Adel seketika memutar bola matanya, ternyata ini alasannya.

"Mama gak ada di rumah" Ujarnya sambil melangkahkan kaki masuk ke rumahnya, diikuti Ken yang sedikit bingung, "kemana?"

"Dia di kantor" Ken ikut duduk di sofa yang bersebelahan dengan Adel, kepalanya manggut manggut. Adel tidak perduli, dia memilih memainkan ponselnya.

"Orang tua kamu pada sibuk kerja yah, mama kamu emang gak puas sama hasil kerja ayah kamu?" Ketikan ditangan Adel berhenti, dia merenung sejenak dan menatap Ken.

The moonजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें